Buku Cerita Madeleine : Doli Si Lumba-Lumba yang ...
Read MoreRae Agathe Saragih, peserta didik TKK 5 PENABUR m...
Read MoreBertemakan Go Green, Naomi Linkho peserta didik T...
Read More
Hai teman-teman perkenalkan nama saya Chelsea Rose Nathania Tampublon kelas 2 di SDK PENABUR Kota Wisata.
Kali ini saya mau bercerita tentang liburan ke kampung halaman.
Kampung halaman saya berada di Sumatera utara Kabupaten Tapanuli Utara, Kecamatan Tarutung.
Kota kecil yang penuh kenangan buat papa dan mama, karena berasal dari kota yang sama.
Jadi liburan kali ini saya bisa bertemu dengan kakek,nenek, dan semua saudara.
Terakhir saya pulang kampung saat usia 3 tahun dan saat itu masih kecil, jadi belum terlalu ingat kenangan saat pulang kampung. Sudah 5 tahun kami tidak pulang kampung karena satu dan lain hal. Jadi, kali ini saya senang bisa pulang kampung, ini adalah hal yang ditunggu-tunggu.
Kami pulang kampung bersama paman dan bibi saya. Sebelum pulang kampung papa dan mama membeli oleh-oleh buat semua keluarga di kampung.
Untuk sampai di kampung saya kami naik pesawat dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Silangit. Menurut informasi dari papa saya, Bandara tersebut sudah ada sejak 2005, tetapi saat itu masih bandara kecil dan hanya bisa melayani pesawat berkapasitas kecil saja.
Jadi, karena Bandara Silangit tidak terlalu ramai dan harga tiketnya cukup mahal, jadi kalau dulu mau pulang ke kampung halaman harus melalui Bandara Kualanamu, lalu lanjut naik kendaraan umum yang menempuh waktu cukup lama yaitu 6-7 jam untuk sampai ke Kota Tarutung. Itu adalah perjalanan yabg sangat melelahkan.
Untungnya pada pemerintahian Presiden Joko Widodo, Bandara Silangit resmi dijadikan bandara internasional pada 2017. Masyarakat di kampung saya sangat senang dengan peresmian bandara silangit ini karena sekarang jarak tempuh ke kampung hanya 1 jam. Ini tentunya membantu sekali bagi penduduk Tapanuli. Selain itu, keberadaan Bandara Silangit juga menambah jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Utara.
Setelah menempuh waktu 2 jam lewat Bandara Silangit, udara yang begitu dinginenyambut kami. kakek dan paman sudah bersiap menjemput, mereka memeluk kami. Seketika udara dingin berubah begitu hangat.
Kakek senang sekali melihat saya sudah besar dan sehat. Saya adalah cucu panggoaran namanya di suku batak, artinya cucu pertama yang berasal dari anak sulung kakek saya.
Tanpa berlama-lama kami melanjutkan perjalanan menuju Tarutung.
Sepanjang jalan papa bercerita tentang setiap daerah yang kami lewati, sungguh sebauh kota yang indah dan sejuk. Sepanjang perjalanan masih banyak pohon-pohon di pinggir jalan.
Akhirnya kami sampai di kota Tarutung, disambut nenek dan Ia memberikan makanan yang sangat lezat. Nenek khusus memasak untuk menyambut kedatangan kami.
Besoknya liburan di kota Tarutung pun dimulai, berhubung cuti papa saya hanya sebentar jadi kami di Kota Tarutung hanya 8 hari.
Liburan dimulai dengan wisata kuliner. Kota Tarutung terkenal dengan makanannya yang lezat teman-teman. Jika kalian mempunyai kesempatan berkunjung ke kampung halaman saya, jangan lupa untuk singgah di tempat-tempat yang saya ceritakan ini ya teman-teman.
Makanan lezat pertama tentu masakan nenek saya karena kebetulan nenek saya memiliki rumah makan khas batak di Tarutung namanya Rumah Makan Palito, menyediakan berbagai masakan khas batak. Lalu yang kedua adalag Mie Goreng Bahagia dan Harmonis, rasanya enak sekali sulit untuk dideskripsikan harus dinikmati langsung. Kuliner lainnya yang wajib dicoba ada kue talam, Sate Abang Adik, mie sop,bandrek, dan goreng pisang yang lezat. Saat saya pulang kampung, juga lagi musim durian, jadi puas sekali makan durian yang sangat enak tentunya dan harga jauh lebih murah dibandingkan di Jakarta. Lalu, cafe yang saat ini lagi hits dan dikunjungi banyak wisatawan namanya Kopi Piltik, menu-menunya begitu menggugah selera.
Setelah mencoba beberapa kuliner saya dan keluarga mengunjungi sekolah papa dan mama, dilanjutkan menikmati tempat wisata alam disana.
Tempat wisata pertama adalah pemandian air panas. Air panasnya dari gunung yang mengandung belerang yang kata Papa bisa mengobati berbagai macam penyakit kulit. Saya dan sepupu saya sangat menikmati berenang di pemandian air panas. Setelah berenang, kita bisa makan dan minum juga di tempat yang sudah disediakan. Pengaalaman ini sangat menyenangkan.
Tempat wisata kedua namanya air soda. Air di kolam pemandian ini persis seperti soda berbuih kayak minuman soda dan airnya hangat. Berendam dan berenang di pemandian alam air soda sangat luar biasa rasanya. Kolam pemandiannya dikelilingi oleh hamparan sawah, banyak sekali para pengunjung datang ke tempat itu. Kata papa saya pemandian alam air soda merupakan fenomena alam yang terdapat di dua tempat di dunia yakni di Venezuela dan Tarutung. Sungguh kesempatan yang indah saya bisa mengunjungi tempat ini.
Tempat wisata ketiga yang saya kunjungi adalah Hutaginjang. Dari tempat ini kita bisa melihat keindahan Danau Toba. Danau toba adalah salah satu danau terbesar di Indonesia. Kata papa panjangnya 100 kilometer dan lebarnya 30 kilometer. Meski saya belum terlalu paham dengan ukuran yang diceritakan tapi ketika saya memandangnya memang sangat luas sekali.
Dari Hutaginjang bisa bermain paralayang bagi siapa yang berani dengan membayar tarif yang sudah ditentukan. Jujur saya ingin sekali bermain paralayang itu tapi ada rasa takut jatuh juga, mungkin kalau sudah lebih besar lagi dan berkesempatan pergi kesana lagi, saya akan mencobanya. Disana saya dan sepupu saya hanya berani naik kuda saja.
Pulang dari Hutaginjang kami mampir di café Montero, dari sini juga bisa melihat pemandangan Danau Toba sambil menikmati kopi dan karaoke bersama.
Saya sangat menikmatk momen pulang kampun, selain bisa melepas rindu dengan kakek,nenek, dan keluarga besar, saya juga bisa menikmati berbagai macam kuliner kusukaan papa san mama, selain itu bisa mengunjungi tempat wisata.
Berhubung waktu pulang kampung begitu singkat, saya dan keluarga hanya berkesempatan mengunjungi sedikit saja tempat wisata. Semoga di lain waktu saya dan keluarga diberikan kesehatan dan rezeki, agar bisa berkunjung kembali ke kampung halaman dan mengunjungi tempat wisata lebih banyak lagi.
Semoga cerita saya kali ini membuat teman-teman tertarik mengunjungi kampung halaman di Kota Tarutung.
Chelsea Rose Nathania Tampublon - SDK PENABUR Kota Wisata
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR