Peringatan Kemerdekaan HUT ke-76 Republik Indones...
Read MoreNah, teman-teman berikut rangkuman 5 YouTube Chan...
Read MorePada TKK 1 PENABUR, pada term 1 kelas TK A memili...
Read MorePada suatu sore yang cerah, Darren duduk di ruang tamu sambil membangun menara dari balok kayunya. Adiknya yang masih balita, Tamara, ikut bermain di sampingnya, tertawa riang saat menara itu roboh dan mereka membangunnya kembali. Darren, anak kelas 1 SD yang ceria dan penuh semangat, sangat senang bisa bermain bersama adiknya.
Namun, di dapur, Mama sedang menyiapkan camilan sambil memikirkan sesuatu. "Tadi pagi Bu Guru bilang Darren ada PR matematika. Jangan sampai lupa," gumam Mama. Ia pun berjalan ke ruang tamu dan melihat Darren yang masih asyik bermain.
"Darren, kamu sudah kerjakan PR dari Bu Guru?" tanya Mama dengan lembut.
Darren terdiam sejenak. Ia baru ingat soal PR itu, tapi karena sedang seru bermain, ia memilih diam dan pura-pura tidak mendengar.
Mama mengulangi pertanyaannya, kali ini dengan nada sedikit tegas, "Darren, Mama tanya, PR-nya sudah selesai?"
Namun Darren tetap fokus pada baloknya. Mama mulai merasa kesal karena Darren tidak menjawab. "Darren! Jangan pura-pura nggak dengar! Mama sudah tanya baik-baik!" kata Mama dengan suara yang mulai meninggi.
Darren akhirnya menunduk, merasa bersalah. "Belum, Ma... Darren lupa," jawabnya pelan.
Mama menghela napas panjang. "Mama kan sudah bilang, PR dulu baru main! Sekarang kamu dihukum. Nggak boleh main dulu sampai PR selesai!" katanya dengan nada marah.
Darren merasa sedih. Ia menunduk dalam diam, air matanya mulai menggenang. Ia tahu Mama marah karena sayang padanya, tapi tetap saja rasanya berat dimarahi. Perlahan, ia berjalan ke arah Mama, memeluknya erat, dan berkata lirih, "Maaf, Ma... Darren salah. Darren janji nggak ngulangin lagi."
Mama terkejut sejenak, lalu hatinya melembut. Ia membelai rambut Darren dan memeluknya kembali. "Mama juga minta maaf ya, sayang, karena udah marah-marah. Mama cuma nggak mau kamu lupa tanggung jawab."
Darren tersenyum kecil sambil menghapus air matanya. "Darren ngerti, Ma. Darren sayang Mama."
Mama tersenyum hangat. "Mama juga sayang Darren. Yuk, sekarang kita kerjain PR bareng-bareng."
Darren mengangguk penuh semangat. Mereka pun duduk di meja belajar. Kali ini, Darren mengerjakan PR-nya dengan rajin, dibantu Mama.
Setelah PR selesai, Mama berkata, "Nah, lihat kan? Nggak butuh waktu lama kok kalau kamu fokus."
Darren tersenyum puas. Ia pun kembali bermain dengan Tamara, kali ini tanpa beban di hati.
Pelajaran hari itu sederhana tapi penting: memaafkan bukan berarti melupakan kesalahan, tapi memahami bahwa kasih sayang selalu lebih besar dari rasa marah.
Darren Yohanes Simangunsong - SDK PENABUR Bintaro Jaya
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR