Guruku Inspirasiku
Read MoreCerita Sharon #GurukuInspirasiku
Read More#GurukuInspirasiku Karya Rut
Read MoreJika hari libur sekolah, aku sering diajak pergi jalan-jalan oleh papa mamaku. Kadang pergi ke mall atau acara keluarga besar dan kadang keluar kota. Untuk “quality time” kata mamaku. Karena saat hari kerja, papa mamaku cukup sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Sehingga waktu berkumpul bersama di rumah, tidaklah terlalu banyak. Apalagi jika papaku sedang ada masa persidangan di kantor, pasti bisa pulang hingga jam 12 malam lebih.
Pada suatu hari, kami pergi makan malam disebuah restaurant. Lalu kami memesan makanan diresto tersebut, dan seperti biasa, mamaku pasti bertanya “Adik mau makan apa?” (dirumah aku biasa dipanggil dengan sebutan “adik atau Al”). Mamaku juga selalu menanyakan pertanyaan yang sama ke papaku, karena harapannya adalah, semua senang dan bisa menikmati makanan yang dipesan sesuai selera masing-masing. Sehingga makanan yang dipesan tidak akan terbuang dengan percuma.
Tapi jika aku dan papaku bilang “terserah mama aja”, maka mamaku pasti memesan makanan kesukaan ku, yaitu “ayam goreng” dan “ikan gurame goreng” kesukaan papaku, dan ditambah beberapa lauk lagi serta sayur sebagai pelengkap (jika ada dalam daftar menu direstorant tersebut).
Ketika pesanan kami tiba, maka kami makan dengan penuh ungkapan syukur dan sukacita. Lalu usai makan, tiba-tiba aku melihat seorang anak yang seluruh badannya dicat warna silver (orang biasa menyebut “anak silver”), sedang duduk di bawah, dekat pintu masuk sebuah supermarket yang ada diseberang restaurant tempat kami makan, dan tampaknya dia sedang beristirahat. Tergerak hatiku untuk berbuat sesuatu bagi anak itu.
Akupun meminta uang pada papaku. Papaku bertanya “untuk apa, nak?”, “Aku mau membeli roti di supermarket itu” jawabku. “Kalau adik masih lapar, ya tambah saja, kan bisa pesan lagi” kata mamaku. “Tidak mam.., aku cuma mau roti aja di supermarket itu” jawabku sambil menunjuk supermarket yang ada di depan restaurant tersebut.
Papaku pun dan memberiku uang Rp 50.000,- dan aku bergegas menuju ke supermarket itu dan membeli beberapa roti, biscuit, susu dan air mineral. Setelah aku membayar dikasir, aku keluar dari supermarket dan memberikan seluruh belanjaanku kepada anak silver itu. Lalu aku segera kembali menuju ke papa mamaku dan masuk ke restaurant lagi.
Rupanya melalui kaca yang ada direstorant tersebut, kedua orang tuaku melihat perbuatan yang ku lakukan pada anak silver itu. Lalu mamaku berkata “Kenapa adik tidak bilang ke mama kalau hendak memberi makanan ke anak silver itu ? kan kita bisa pesan dan bungkuskan makanannya untuk anak itu”. Aku hanya diam dan tersenyum. “Ya sudah…., lain kali adik mau apa, bilang ya ke mama papa “ kata mamaku. “Tapi papa mama bangga sekali dengan yang telah adik lakukan, adik mau berbagi dengan anak-anak yang kurang beruntung dalam mendapatkan makanan” lanjut papa mamaku.
Lalu sisa uang belanjaku tadi sebesar Rp 5.000,-, aku berikan pada papaku.
Ada kebahagiaan dan sukacita tersendiri yang ku rasakan dalam hatiku. Karena di masa natal ini, telah diberi kesempatan dan kemampuan oleh Tuhan untuk berbagi berkat makanan dengan anak silver itu. Semoga anak silver itu juga mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya.
Bagiku arti natal adalah berbagi kasih, kedamaian, sukacita dan kebahagiaan dengan sesama. Semoga meskipun pandemi belum berakhir hingga saat ini, kita semua diberi kesempatan dan kemampuan untuk berbagi kebahagiaan dan sukacita dengan sesama.
Selamat natal 2021 dan tahun baru 2022.
Tuhan menyertai dan memberkati kita semua.
Penulis : Gracia Calista Alexandra Rundupadang - SDK PENABUR Depok
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR