About Us

History


History BPK PENABUR Bandarlampung

Sejarah BPK PENABUR tidak dapat dilepaskan dari sejarah Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Barat (waktu itu masih bernama Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee Khu Hwee Djawa Barat - THKTKHKH Djabar) yang sudah ada sejak zaman Belanda. Sinode THKTKHKH Djabar menjadi salah satu pihak yang diberikan kepercayaan oleh badan-badan zending Belanda untuk mengurus sebagian badan-badan pendidikan yang ditinggalkan oleh mereka pasca berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia. Kepercayaan ini langsung ditanggapi dengan cepat oleh Sinode THKTKH Djabar dalam sidangnya pada 28 Mei 1948 di Bandung dengan membentuk panitia yang bekerja untuk mengambil langkah-langkah penting dalam mendirikan serta membuka sekolah-sekolah Kristen. Panitia tersebut kemudian mendapat dukungan dari Pdt. Pouw Peng Hong, seorang pelopor gerakan berdikari gereja-gereja di Jawa Barat. Melalui dukungan dari Pdt. Pouw Peng Hong, Panitia pembentukan sekolah Kristen semakin gencar melakukan usaha-usahanya terutama dalam menghimpun dana serta dukungan dari para guru demi mewujudkan cita-cita luhur membuka sekolah Kristen di bawah naungan Sinode THKTKHKH Djabar.

Usaha-usaha dari Panitia membuahkan hasil. Pada tahun 1948-1950, Panitia yang sudah berubah menjadi Komisi Sekolah ini berhasil mendirikan empat sekolah petang di Jakarta dengan memanfaatkan gedung sekolah peninggalan zending. Keempat sekolah tersebut adalah Sekolah Dasar Kristen (SDK) yang terletak di Jalan Pintu Besi 29, SDK di Jalan Tanah Njonja (sekarang Jalan Gunung Sahari), SDK di Jalan Oranjeplein (Jalan Slamet Riyadi) dan SDK di Jalan Sluisbrugstraat (sekarang Jalan Pintu Air) Nomor 11. Berbeda dengan perkembangan sekolah Kristen di Jakarta yang dirintis melalui kegiatan belajar mengajar dan melibatkan para guru, perkembangan sekolah Kristen di Bandung lebih menekankan pada pengolahan iman Kristen terlebih dahulu dan melibatkan para pendeta.

Pasca terselenggaranya Konferensi Meja Bundar yang mengakui kedaulatan Indonesia, tokoh-tokoh Sinode Gereja THKTKHKH Djabar mulai memikirkan dengan lebih intens bagaimana keberadaan sekolah yang diasuhnya dalam negara Indonesia. Akhirnya setelah melalui beberapa pertemuan, Komisi Sekolah serta tokoh-tokoh Sinode Gereja THKTKHKH Djabar bersepakat untuk mendirikan Badan Pendidikan THKTKHKH Djabar. berdasarkan Akta Notaris H.J.J. Lamers di Bandung yang diwakili oleh calon Notaris Tan Eng Kiam. Badan Pendidikan Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee Khu Hwee Djawa Barat (selanjutnya disingkat BP THKTKHKH Jabar) didirikan dan menjadi lembaga yang terpisah dari gereja. Lembaga ini kemudian menyusun organisasi dan kepengurusan. Pengurus pertama BP THKTKHKH Djabar diketuai oleh Ong Teng Houw, Liem Boen Liong sebagai sekretaris dan Lie Bo Tay sebagai bendahara. Ketika pendirian tahun 1950 ini, aset-aset yang dimiliki oleh BP THKTKHKH Djabar tersebar di enam kota yakni di Jakarta (5 kompleks), Bandung (3 kompleks, di mana 2 kompleks dimiliki bersama dengan sinode Gereja Kristen Pasundan), Cirebon, Sukabumi, Jatibarang dan Indramayu. Pertama-tama, kantor pusat dari BP THKTKHKH Djabar ini berkedudukan di Bandung, tetapi setelah perpindahan kembali ibu kota Indonesia dari Yogyakarta ke Jakarta pada tahun 1950, maka kedudukan kantor BP THKTKHKH Djabar juga berpindah ke Jakarta.

Pada periode 1950-1968, terdapat beberapa perkembangan BP THKTKHKH Djabar demi mencapai cita-citanya untuk mendirikan sekolah-sekolah Kristen.

Tidak hanya mengembangkan sekolah-sekolah ke kota lain, BP THKTKHKH Djabar juga mengembangkan sekolah yang sudah ada di enam kota pertama. Perkembangan lainnya dari BP THKTKHKH Djabar pada periode ini adalah pergantian bentuk dan nama Komisi Sekolah menjadi Komisi Pembantu Setempat (KPS) Jakarta pada tahun 1956 di mana anggota dari pengurus KPS ini merupakan anggota gereja THKTKHKH Djabar sebagai gereja yang menaungi badan pendidikan ini. KPS Bandung sendiri baru berdiri pada tahun 1959. Sejarah penting lainnya terjadi pada tahun 1967 ketika BP THKTKHKH Djabar berubah nama menjadi Jajasan Badan Pendidikan Kristen Djawa Barat (BPK Djabar) berdasarkan akta No. 33 pada tanggal 27 Januari 1967 di hadapan Notaris E. Pondaag. Melalui perubahan ini, BPK Djabar bersifat terbuka terhadap segala suku bangsa di Indonesia dan berdiri atas dasar Nilai-Nilai Kristiani.

Setelah berubah menjadi BPK Djabar, sekolah ini mendirikan kembali sekolah-sekolah lain di kota-kota lainnya. Pada tahun 1974, didirikanlah BPK Djabar Bandar Lampung.

Pada tahun 1973, TKK dan SDK PENABUR Jabar dibangun di atas tanah milik gereja di Jl. D.I Panjaitan No. 21 (sekarang, Jl. D.I Panjaitan No 18), Tanjungkarang. Panitia pembangunan diketuai Ny. Awi didampingi Ir. Pranata Wangsa Saputra dan bendahara Gunawan Tanutjahya. Pada tanggal 7 Januari, penerimaan murid baru TKK dan SDK dibuka. Guru-guru yang mengajar dikirim dari PH BPK Jabar (6 orang). Jumlah murid dari jenjang TK sampai SD kurang lebih 50 anak. Kepala sekolah pertama adalah Jeanne Joice. Bersamaan dengan itu, pengurus BPK Jabar KPS Bandar Lampung berdiri, pertama kali diketuai oleh Pranata, Sekretaris J. Supandi, Bendahara Drs. Trie Hindiarto, Anggota Henry Wahyudi dan B. Siswanto. Pada tahun 1975 atas inisiatif Pdt. Yahya Purwanto, S.Th. (calon pendeta GKI Jabar di Bandar Lampung), sekolah diberi nama sekolah “Dharma wiyata” yang artinya pengabdian melalui ilmu. Pada tahun 1976 pertama kali SDK Dharma Wiyata mengikuti EBTA/EBTANAS, karena murid hanya 2 orang, maka menginduk di SD YPKL (Yayasan Pendidikan Kristen Lampung)

Pada tahun 1978 SMPK Dharma Wiyata didirikan pada tanggal 1 Juli, menempati lokasi di Bandar Lampung. Kepala Sekolah pertama adalah Pdt. Hariyanto W. Maranatha, S.Th. Pada tahun 1982 pembangunan gedung dimulai. Gedung berlantai 2 yang baru ini diresmikan oleh ketua Umum BPK Jabar, Ir. Ichsan K. Gunawan, pada tanggal 6 Februari 1983.

Pada tahun 1983 SMAK Dharma Wiyata didirikan di Jl. D.I. Panjaitan No 18, Tanjungkarang, bersama-sama dengan TKK Dan SDK Dharma Wiyata, diresmikan pada tanggal 1 Juli, sekolah ini pertama kali dikepalai oleh A.W. Siswo Susilo, S.H. Pada tahun 1984 pada tanggal 29 Januari, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung  untuk SMAK Dharma Wiyata. Pada tahun 1990 bangunan baru untuk sekolah di Jl. Perintis kemerdekaan No. 7 diresmikan oleh ketua umum BPK PENABUR, Drs.Djufrie N. Sentana, M.B.A, Pada tanggal 21 Oktober

Pada tahun 1992 pembangunan dilakukan lagi untuk TKK dan SDK. Bangunan ini diresmikan oleh Ketua Umum BPK PENABUR, Drs. Ruddy Koesnadi, pada 28 November 1992.

Pada tahun 1997 pengurus BPK PENABUR Bandar Lampung membuka SMKK PENABUR dI Jl. Perintis Kemerdekaan No. 7, Kota Baru, Bandar Lampung pada tanggal 1 Juli 1997. Sekolah kejuruan dengan kelompok minat Bisnis dan Manajemen ini pertama kali menerima murid untuk tahun pelajaran 1997-1998, dengan 42 siswa baru.

Pada tahun 2000 pada bulan Mei dan April, SMPK, SMAK dan SMKK Dharma Wiyata berubah nama menjadi SMPK, SMAK dan SMKK PENABUR Bandar Lampung.

Pada tahun 2009 gedung SMAK yang berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 7 direnovasi tahap pertama untuk dipergunakan sebagai gedung SMPK dan SMAK Nasional Plus yang diresmikan pada tanggal 21 November 2009 oleh ketua Umum PH. PENABUR Ir. Hidajat Lesmana, M.T.