Sejarah TKK dan SDK Jamblang
Sejarah TKK dan SDK Jamblang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Klenteng Jamblang, serta bagaimana Tuhan menggunakan kesaksian anak-anak-Nya dalam menjala jiwa-jiwa baru melalui dunia pendidikan.
Pada abad ke-19, di daerah Jamblang (dulu masih menjadi bagian dari Kecamatan Klangenan), Luitnan (atau Letnan) Oeiy Tiam Seng mendirikan yayasan Klenteng “Hiang Gie Hwee”. Sebagai pemegang keuangan adalah Lt. Oeiy Tiam Seng dan Tan Kong Lim. Pada tahun 1895, Lt. Oeiy Tiam Seng menyumbang tanah seluas 8 hektar untuk masyarakat Jamblang, yang kemudian digunakan untuk pemakaman dan gedung sekolah. Sekolah berlokasi di Jl. Niaga II No 560 ini bernama AIVS (Alvening Indonesie Volfe School). Sedangkan perlengkapan sekolah seperti meja, kursi, dan papan tulis adalah milik Yayasan Hiang Gie Hwee. Di kemudian hari, yayasan ini menjadi Yayasan Dana Setia Bakti.
Pada masa pendudukan Jepang, AIVS terpaksa ditutup, dan gedung sekolah menjadi tempat pengungsian masyarakat daerah Rajagaluh dan Arjawinangun. Meskipun demikian, perabotan sekolah masih utuh. Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, akhirnya AIVS bubar pada tahun 1949, tetapi sebagai penerusnya, berdirilah sekolah bernama Tiong Hwa Hwee Koan. Pada tahun 1956, sekolah ini diambil alih dan diteruskan sebagai Sekolah Rakyat Kristen Jamblang dengan Kepala Sekolah Elsie. Pengelola sekolah ini tetap di tangan Yayasan Klenteng Jamblang atau Yayasan Dana Setia Bakti. Pada tahun 1961, berdirilah TKK Jamblang di lokasi yang sama.
Pada tanggal 1 Agustus 1962, pengelolah SRK dan TKK dihibahkan dari Yayasan Dana Setia Bakti kepada BPK Jabar, dan dikelola oleh KPS Cirebon. Saat itu Kepala TKK adalah Sarah Yoenoes, dan Kepala SDK adalah Yohana Yoenoes. Pada tahun 1973, pengelola TKK dan SDK BPK Jabar Jamblang memisahkan diri dari KPS Cirebon menjadi KPS Jamblang. Namun karena berbagai deficit, akhirnya KPS Jamblang membubarkan diri dan bersatu lagi di bawah KPS Cirebon pada tanggal 20 Desember 1979.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, TKK dan SDK Jamblang tetap berkembang sampai saat ini dikenal sebagai TKK dan SDK PENABUR Jamblang. Sekolah ini berprestasi, baik di tingkat Kecamatan Klangenan, maupun di tingkat Kecamatan Jamblang (yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Klangenan). Yang menarik adalah, selain perannya merintis pendidikan di Jamblang, sekolah ini turut pula menjadi media Pekabaran Injil bagi masyarakat sekitar. Pantas saja jika sekolah ini menjadi sekolah milik masyarakat Jamblang pada umumnya, dan umat Kristen pada khususnya, tidak terbatas pada Jemaat GKI saja. Hubungan antara sekolah dengan Yayasan Dana Setia Bakti juga baik. Saat ini pun sekolah masih menggunakan sebagian tanah milik yayasan tersebut.
Karena deficit yang dialami oleh TKK dan SDK PENABUR Jamblang cukup besar, Pengurus BPK PENABUR Cirebon pernah berencana untuk menutup TKK dan SDK PENABUR di Jamblang ini. Namun, mengingat peran sekolah tersebut yang masih dibutuhkan di tengah masyarakat, tambah pula para alumni dan pihak gereja bersedia untuk turut bersama-sama menopang deficit yang dialami sekolah, maka TKK dan SDK PENABUR Jamblang masih berdiri sampai saat ini.