Happy Sunday ASB! - 29 Juni 2025
Berita Lainnya - 29 June 2025
Menjadi Saluran Berkat
“Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.” (Amsal 11:25)
Ayat ini mengandung prinsip hidup yang sangat berharga: ketika kita memilih untuk menjadi berkat bagi orang lain, Tuhan sendiri yang akan mencukupi dan bahkan melimpahi hidup kita. Dunia mungkin mengajarkan bahwa semakin banyak kita memberi, semakin sedikit yang kita miliki. Namun Firman Tuhan membalik logika itu—justru melalui memberi, kita membuka pintu bagi kelimpahan sejati, bukan hanya secara materi, tapi juga secara batin dan rohani.
Memberi tidak selalu soal uang. Banyak bentuk kebaikan sederhana yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang siswa bisa memberi waktu untuk membantu temannya belajar. Seorang guru bisa memberi semangat bagi siswa yang sedang putus asa. Seorang karyawan bisa memberi senyum dan sikap ramah kepada rekan kerja. Kebaikan kecil yang dilakukan dengan tulus bisa meninggalkan dampak besar. Itulah yang dimaksud dengan “memberi minum”—menyegarkan hidup orang lain, meskipun dengan hal-hal sederhana.
Yesus sendiri mengajarkan prinsip ini dalam Lukas 6:38, “Berilah dan kamu akan diberi; suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu.” Tuhan bukan hanya menyukai orang yang memberi, tetapi Dia berjanji untuk memelihara dan memberkati orang yang hidup dengan hati yang murah dan terbuka.
Mengutip kata-kata Mother Teresa, “Kita tidak selalu bisa melakukan hal-hal besar, tetapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan kasih yang besar.” Itulah semangat memberi yang sejati—bukan tentang jumlah, tapi tentang ketulusan. Bahkan ketika kita merasa tidak punya banyak, kita tetap bisa menjadi berkat.
Menjadi saluran berkat juga membentuk karakter. Kita belajar menjadi lebih peduli, lebih peka terhadap kebutuhan sesama, dan lebih rendah hati. Selain itu, memberi melatih kita untuk tidak menggantungkan hidup pada kepemilikan, tetapi pada penyertaan Tuhan. Orang yang suka memberi biasanya memiliki hati yang lapang dan penuh sukacita karena ia tahu bahwa segala sesuatu yang ia miliki hanyalah titipan Tuhan untuk dibagikan.
Akhirnya, memberi tidak pernah membuat kita miskin. Justru melalui memberi, kita sedang menabur benih kebaikan yang akan menuai sukacita, persahabatan, dan berkat ilahi di waktu yang tepat.
Refleksi:
- Apakah saya sudah terbiasa berbagi dari apa yang saya miliki, bukan hanya saat berkelimpahan?
- Dalam hal apa saya bisa menjadi berkat bagi keluarga, teman, atau lingkungan saya hari ini?
- Apakah saya percaya bahwa Tuhan sanggup mencukupi bahkan saat saya memberi dari kekurangan?
Doa:
Ya Tuhan, ajarlah aku untuk tidak hidup hanya untuk diriku sendiri. Bentuklah hatiku agar rela memberi, tidak hanya dari kelimpahan, tetapi juga dari kasih. Jadikan aku saluran berkat-Mu yang membawa penghiburan, semangat, dan kebaikan bagi sesama. Aku percaya, Engkau akan mencukupkan segala yang aku perlukan. Dalam nama Yesus, aku berdoa. Amin.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur