Tragedi 9/11
BERITA LAINNYA - 02 December 2024
Tragedi 9/11 merujuk pada serangan teroris yang terjadi di Amerika Serikat yang terjadi pada tanggal 11 September 2001, tepatnya pada pukul 08:46. Pada pagi itu, 19 pembajak dari kelompok militan al-Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang. Para pelaku dan pesawat yang di bajak oleh Kelompok Al-Qaeda adalah:
American Airlines Flight 11
- Mohamed Atta (ketua pembajak)
- Abdulaziz al-Omari
- Waleed al-Shehri
- Wail al-Shehri
- Satam al-Suqami
United Airlines Flight 175
- Marwan al-Shehhi (ketua pembajak)
- Fayez Banihammad
- Ahmad al-Ghamdi
- Hamza al-Ghamdi
- Mohand al-Shehri
American Airlines Penerbangan 77:
- Hani Hanjour
- Nawaf Alhazmi
- Majed Moqed
- Khalid Almihdhar
- Salem Alhazmi
United Airlines Flight 93
- Ziad Jarrah (ketua pembajak)
- Ahmed al-Nami
- Ahmed al-Haznawi
- Saeed al-Ghamdi
Tragedi tersebut dilatarbelakangi karena adanya pendorongan tersebut, yaitu adanya kebijakan dan Kehadiran Militer AS, ideologi ekstremis, konflik dan Ketidakstabilan di Timur Tengah dan pendidikan dan propaganda. Dua dari pesawat tersebut, American Airlines Penerbangan 11 dan United Airlines Penerbangan 175, ditabrakkan ke Menara Kembar World Trade Center di New York City, yang menyebabkan kedua menara runtuh. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City yang menyebabkan kedua menara tersebut runtuh dalam kurun waktu dua jam. Pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. Serangan ini mengakibatkan hampir 3.000 orang tewas dan ribuan lainnya terluka. Peristiwa ini memicu respons internasional yang besar, termasuk invasi ke Afghanistan untuk menggulingkan rezim Taliban yang mendukung al-Qaeda dan peluncuran kebijakan keamanan domestik yang lebih ketat di AS. Tragedi ini juga memiliki dampak jangka panjang pada hubungan internasional dan kebijakan luar negeri.
Peristiwa 9/11, serangan teroris yang terjadi pada 11 September 2001 di Amerika Serikat, disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks. Penyebab utamanya melibatkan kehadiran militer AS di Timur Tengah, bersama dengan kebijakan luar negeri mereka secara umum, dinilai sebagai tindakan memprovokasi oleh kelompok-kelompok ekstremis. Terutama, keberadaan pasukan militer Amerika Serikat di Arab Saudi sebagai lokasi suci bagi umat Islam merupakan salah satu faktor penting yang mendorong tindakan terorisme diduga.
Kelompok Al-Qaeda, yang dikepalai oleh Osama bin Laden, memiliki paham radikal yang memandang Amerika Serikat sebagai musuh utama umat Islam dan berupaya untuk meruntuhkan pengaruh Barat di dalam komunitas Muslim global.
Faktor yang juga memicu kemarahan dan radikalisasi adalah ketidakstabilan politik serta konflik di wilayah Timur Tengah, termasuk perseteruan antara Israel dengan Palestina.
All-Qaeda dan kelompok-kelompok ekstremis lainnya menyebarkan propaganda yang radikal serta melakukan indoktrinasi guna mendapatkan dukungan dan merekrut anggota-anggota baru.
Kombinasi dari faktor-faktor ini menciptakan latar belakang yang memungkinkan terjadinya serangan teroris yang menghancurkan tersebut.
Serangan 9/11 dilakukan oleh kelompok teroris Al-Qaeda dengan perencanaan dan eksekusi yang sangat terorganisir. Berikut adalah langkah-langkah utama yang mereka lakukan:
- Para pelaku, yang terdiri dari 19 orang teroris, melakukan perencanaan selama bertahun-tahun. Mereka mempersiapkan aksi ini dengan detail, termasuk memilih target dan merencanakan logistik.
- Para pelaku menjalani pelatihan intensif, termasuk pelatihan terbang untuk mengoperasikan pesawat terbang. Mereka dilatih di berbagai lokasi, termasuk di Afghanistan.
- Para teroris mencuri identitas dan melakukan perjalanan ke AS untuk mendapatkan pelatihan terbang di sekolah-sekolah penerbangan. Mereka kemudian merampok empat pesawat komersial dengan cara yang sudah direncanakan.
- Akhirnya pada tanggal 11 September 2001, para teroris membajak empat pesawat yang lepas landas dari Timur Laut AS. Mereka menggunakan pisau dan senjata tajam untuk mengendalikan pesawat dan mengarahkan mereka ke target yang telah dipilih:
- Pesawat American Airlines Flight 11 menabrak Menara Utara (WTC 1) di World Trade Center, New York.
Pesawat United Airlines Flight 175 menabrak Menara Selatan (WTC 2) di World Trade Center, New York.
Pesawat American Airlines Flight 77 menabrak Pentagon, markas militer AS di Arlington, Virginia.
3) Pesawat United Airlines Flight 93 dijadwalkan menuju Washington D.C., tetapi jatuh di Pennsylvania setelah penumpang berusaha merebut kendali pesawat dari para teroris.
- Akibat dari serangan besar-besaran ini mengakibatkan runtuhnya kedua menara World Trade Center dan menyebabkan kerusakan parah pada Pentagon. Lebih dari 3.000 orang tewas dan ribuan lainnya terluka dalam serangan ini.
Aksi ini adalah hasil dari perencanaan yang cermat dan eksekusi yang terampil, dengan tujuan untuk menyebabkan kerusakan besar dan menyebarkan ketakutan secara luas.
Setelah serangan 9/11, banyak negara merasa perlu memperketat kebijakan imigrasi dan keamanan karena beberapa alasan utama agar hal yang serupa tidak terjadi, kebanyakan negara melakukan hal yang sama, yakni :
-Mencegah terorisme: serangan 9/11 ini menunjukkan kelemahan dalam sistem keamanan dan imigrasi yang dapat memungkinkan teroris masuk dan merencanakan aksi mereka.
-Keamanan nasional: serangan ini menciptakan rasa ketidakamanan yang mendalam di seluruh dunia, terutama di negara-negara yang menjad target terorisme atau memiliki hubungan dekat dengan AS. Negara-negara merasa perlu memperkuat keamanan nasional mereka demi melindungi warga negara dan infrastruktur penting.
-Perubahan kebijakan imigrasi: negara-negara memperbarui kebijakan imigrasi untuk memperketat proses verifikasi dan kontrol terhadap pendatang, termasuk pemeriksaan latar belakang yang lebih ketat. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa individu yang memasuki negara tidak memiliki risiko keamanan.
-Kolaborasi internasional: negara-negara juga memperkuat kerjasama internasional dalam hal pertukaran informasi intelijen dan upaya kontra-terorisme. Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi ancaman secara lebih efektif.
-Penanggulangan ekstremisme: penekanan pada kebijakan keamanan dan imigrasi juga terkait dengan upaya lebih luas untuk mencegah radikalisasi dan ekstremisme. Pemerintah berusaha untuk mengidentifikasi dan menangani potensi ancaman di dalam komunitas mereka.
Kesimpulan
Tragedi 9/11 merujuk pada serangan teroris yang terjadi pada tanggal 11 September 2001, tepatnya di Amerika Serikat yang di mana empat pesawat komersial tersebut dibajak oleh kelompok Al-Qaeda. Dua pesawat yang dibajak oleh kelompok Al-Qaeda menabrak Menara Kembar World Trade Center (WTC) di New York City, satu pesawat menabrak Pentagon di Washington, D.C. dan satu pesawat lagi jatuh di Pennsylvania setelah penumpang berusaha mengambil alih dalam mengontrol pesawat dari para pembajak. Serangan ini mengakibatkan hampir 3.000 korban jiwa meninggal dunia pada tragedi tersebut yang telah memicu krisis global dan juga berdampak besar pada kebijakan keamanan dan hubungan internasional.
Agar tragedi ini tidak terjadi lagi, penulis ingin memberi beberapa pemikiran :
- Memperkuat keamanan dan pencegahan terorisme: membutuhkan tingkatkan sistem keamanan dan intelijen.
- Kerjasama Internasional: Bekerja sama dalam memerangi terorisme secara global.
- Memiliki kesiapsiagaan darurat: mempunyaii rencana dan latihan untuk menghadapi krisis.
- Adanya dukungan psikologis: menyediakan bantuan layanan kesehatan mental bagi korban dan masyarakat.
- Pendekatan berimbang: menjaga keseimbangan antara keamanan dan hak asasi manusia.
Setelah peneliti melakukan telaah terhadap beberapa penelitian, ada beberapa yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian yang dilakukan peneliti berdasarkan beberapa artikel yang berhasil peneliti temukan: penelitian yang dilakukan oleh seorang penulis buku bernama Dedi Junaedi dan Mujiyanto yang berjudul “Agenda Tersembunyi Tragedi WTC”, menjelaskan tentang kejanggalan dari peristiwa terorisme tersebut
Sebuah buku dari penulis bernama Sid Jacobson dan Ernie Colon yang berjudul “9/11, Kegagalan Amerika Melindungi Warganya”, menjelaskan tentang pendapat mereka tentang keamanan di Amerika Serikat yang kurang baik sehingga para teroris dapat membajak empat pesawat komersial maskapai AS yang ditulis dalam bentuk komik.
dan penelitian yang ditulis oleh Patrick Jackson penulis dari BBC news yang berjudul “Serangan 11 September: Apa yang terjadi hari itu dan setelahnya?”. Data yang telah terkumpul dianalisis, dan kemudian dibagi menjadi beberapa pertanyaan untuk memudahkan penulis dalam menguraikan masalah ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk lebih memahami tentang peristiwa 9 November ini, apa saja penyebabnya, akibatnya terhadap negara yang mengalami peristiwa ini dan negara lain serta apa upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki kerusakan dan aturan agar peristiwa ini tidak terjadi lagi.
sumber lain dari tempo.co dan kompas.com
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur