Sengketa di Natuna Utara,....

BERITA LAINNYA - 28 January 2024

 

Konflik Laut Cina Selatan memang tidak dapat dipungkiri dapat terjadi diperebutkan oleh beberapa negara disekitarnya. Termasuk negara yang bertikai dan akan dibahas kali ini adalah Republik Rakyat Tiongkok, atau lebih dikenal dengan China. Pada dasarnya wilayah Laut Cina Selatan menjadi persoalan dikarenakan KLAIM dari Republik Rakyat Tiongkok terhadap wilayah Laut Cina Selatan. Klaim ini tentu memberikan dampak terhadap negara – negara di sekitarnya seperti Vietnam, Taiwan, Thailand, Singapur, Malaysia, dan Filipina tetapi bukan untuk Indonesia karena Indonesia sendiri tidak ikut dalam memperebutkan wilayah perairan Laut Cina Selatan justru Indonesia berperan penting dalam usaha mendamaikan perseteruan ini.

 

Rakyat Republik Tiongkok terus menyinggung terkait ”sejarah” negaranya dalam memiliki wilayah perairan Laut Cina Selatan sampai – sampai RRT sudah mengaplikasikan sebuah aturan yang sangat kuat untuk menguasai wilayah perairan tersebut dalam hal militer yang diterbitkan pada Januari 2021 yaitu, UU Coast Guard. Yangmana aturan ini dapat melegalkan petugas – petugas militer kelautan China untuk menenggelamkan kapal – kapal yang diakui sebagai kapal asing ketika melewati atau melanggar kedaulatan China . . Ingin tahu kelanjutannya??? Simak terus pembahasan ini!

Percaya atau tidak munculnya permasalahan di area perlautan/maritim itu memang tidak lain tidak bukan adalah efek atau dampak mulai dari berakhirnya perang dingin, yaitu bagaimana caranya berbagai negara – negara, seperti negara – negara yang berada di kawasan Asia Pasifik (Salah satunya ya) mulai berlomba – lomba untuk membangun sistem pengelolaan dunia untuk lebih efektif. Ya, biar apa? Biarin….. Ya, enggak dong, agar dapat mengendalikan perubahan yang besar dan akan membongkar secara melandasi tatanan hubungan antar bangsa di masa depannya.

 

 

Nah realitasnya dapat kita lihat mulai dari ASEAN sampai kawasan Asia Pasifik itu mulai berlomba – lomba untuk membangun kekuatan maritim. Dunia sekarang memang terbalik apalagi di kawasan Asia Pasifik, yang dulunya negara yang memang berpengalaman dalam menguasai dan memanfaatkan kemaritiman ialah Jepang, tetapi sekarang bukanlah zaman Jepang lagi untuk bersinar di dunia maritim. Beberapa negara di kawasan tersebut sudah banyak berkembang dan mulai memainkan strategi dalam hal untuk memperluas dan memperkuat kemaritimannya dalam hal percaturan kawasan serta bukti dari hal tersebut ialah mulai ditandai dengan munculnya sengketa – sengketa maritim di kawasan tersebut (ASEAN dan Asia Pasifik). 

Selain itu, kita dapat melihat dari munculnya atau diciptakannya hub port baru dalam hal perniagaan (perdagangan) internasional yang dapat kita sadari bahwa kekuatan maritim negara – negara di kawasan tersebut memang sudah meningkat. Karena saya sudah menyinggung terkait Laut Cina Selatan maka yang akan saya bahas tentunya ialah sengketa Laut Cina Selatan. Sengketa ini diawali dengan tuntutan oleh RRT atas seluruh pulau di kawasan Laut Cina Selatan, yang mengacau pada catatan sejarah, penemuan – penemuan situsnya mereka, dokumen – dokumen sejarah kuno, peta – peta, dan juga penggunaan gugus – gugus pulau oleh beberapa nelayannya. 

 

Ya, seluruh yang diakui memanglah dari catatan yang menurut Cina itu sendiri. Buktinya seperti kepulauan Spartly yang diklaim oleh Cina, ya alasannya karena kembali lagi catatan – catatan arkeologis dinasti Han. Sedangkan secara hukum internasional (melalui kesepakatan internasional) kira – kira seperti ini dan klaim ini yang membentuk hawa – hawa panas di sekitarnya bahkan pernah berseteru dengan Vietnam dengan perebutan dan pengakuan pada pulau dan wilayah yang sama yaitu area Paracels dan Spratlys.

 

Ya! Secara sejarah memang banyak mencatat terkait permasalahan ini dan saya mengakui bahwa area Laut Cina Selatan memang banyak negara – negara memperebutkan area disekitar Laut Cina Selatan atas dasar SEJARAH. Mulai dari negara Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam. Tahun 1974 terdapat bentrokan senjata antara negara Vietnam dengan Tiongkok, dan adanya korban jiwa. Perebutan di area Kepulauan Spartly pernah terjadi juga pada negara Filipina dengan Malaysia pada tahun 1979 dan sejarah mencatat pada tahun 1988 terdapat sekitar 45 nelayan Filipina yang tertangkap Angkatan Laut Malaysia karena melanggar wilayah ZEE Malaysia (Sah secara hukum Internasional). 

 

Lalu pertentangan juga terjadi pada negara Taiwan dengan Filipina dalam hal mempertaruhkan pulau di area Laut Cina Selatan yang bernama Pulai Itu Aba di Kepulauan Spartly yang mana dikuasai oleh Taiwan pada tahun 1956 sampai 1971 persoalan ini hampir menjadi sebuah masalah yang lebih besar yaitu bentrokan senjata yangmana ditandai dengan penyerangan dari Filipina dan dapat dicegat oleh Taiwan. Ya, banyak sekali bukti sejarah bahwa memang Laut Cina Selatan ini rawan dalam munculnya persoalan – persoalan baru, baru – baru ini juga ditandai munculnya kenakalan Cina dalam pengakuan wilayah Laut Natuna Utara yang mana secara wilayah ZEE Indonesia itu merupakan wilayah kita, tetapi diklaim oleh Cina.

 

Alasannya sangat terlihat teman teman, tidak lain tidak bukan ialah permasalahan ekonomi, politik, dan strategik. Sebenarnya dibalik 3 hal penting ini itu apa? Motif dibalik itu yang menjadi perhatian utama yaitu bagi Claimant State (Negara Penuntut lah ya) untuk apa? Tentu untuk mempertahankan haknya di wilayah Laut Cina Selatan, emang apa lagi tujuannya? Menurut saya karena di area tersebut atau di daerah tersebut lah bilangnya, di Laut Cina Selatan memang tidak dapat dipungkiri terdapat banyaknya jumlah kekayaan alam, seperti minyak, gas bumi, dan tidak lain tidak bukan yaitu perikanan lah ya. Selain itu, kalau kita lihat betapa tingginya keinginan Cina untuk menguasai wilayah tersebut (Laut Cina Selatan) yaitu tentu ingin menjadi negara yang dapat menguasai sebagai kekuatan global atau Global Power. Nah, saya singgung diatas bahwa terdapat unsur strategic didalam penguasaan Laut Cina Selatan. 

 

 

Ketika saya mengasumsikan ambisi Cina untuk menguasai area itu, maka kemungkinan Cina juga memperhitungkan dalam segi maritime regime yangmana akan memperkuat posisi nya (wilayahnya) dari segi itu. Kita mengingat bahwa daerah atau kawasan Laut Cina Selatan itu merupakan kawasan yang kencang akan aktivitas maritimnya di Asia Tenggara. Terakhir, saya menyinggung bahwa permasalahan ini dapat diakibatkan oleh faktor politik, gampangnya negara yang kuat ingin ”mengikis” power negara – negara di sekitar nya yang menghalanginya. Itulah menyangkut masalah klaim territory. Maka dari itu, pentingnya oleh Claimant States untuk untuk mempertahankan kedaulatan negaranya sesuai dengan penafsiran dan pandangan masing masing terkait dengan kedaulatan negaranya.

 

Sudah cukup, mari kita lihat juga apa sih upaya dari Indonesia dalam menghadapi permasalahan ini? Di dalam hal ini menurut saya Indonesia sudah harus saatnya mempertegas usaha nya dalam meningkatkan keamanan laut atau meningkatkan kekuatan postur pertahanan maritim Indonesia, segala bentuk serangan klaim mengklaim memang tidak dapat dihindari, tetapi untuk mencegah konflik yang lebih jauh dan besar terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia haruslah kekuatan keamanan maritim harus ditingkatkan, seperti permasalahan Natuna antara Cina – Indonesia. Memang Indonesia pernah membantu Cina dalam penyelesaian persoalan Cina dengan wilayah Laut Cina Selatan melalui hubungan diplomatik, ya itu salah satu pencegahan Indonesia dalam konflik yang lebih parah dan usaha untuk mendamaikan situasi. 

 

 

Dalam hal ini memang Indonesia harus memperkuat juga posisi Indonesia di ASEAN sehingga dapat Kembali memberikan sebuah perhatian sekaligus peringatan terhadap negara – negara diluarsana, apalagi Indonesia juga harus terus mempertahankan politik luar negeri yang aktif dalam perdamaian dunia, Indonesia harus tampil gemilang dan memperkuat posisi ASEAN dimata dunia. Mungkin negara – negara di kawasan Asia Pasifik Selatan dapat menjadi pertimbangan untuk Indonesia juga memperjuangkan menyoroti politik luar negeri dengan negara - negara kawasan tersebut.

 

 

Indonesia dengan ini bisa terus mempertimbangkan langkah – langkah selanjutnya untuk bisa mempertahankan kualitas kekuatan hubungan luar negeri, hubungan diplomatik, kebijakan – kebijakan luar negeri. Ya, supaya kekuatan Indonesia dalam hal maritim tetap kuat dan tegap, tidak lunak dalam derajat konflik tertentu. Tentu menurut saya kebijakan luar negeri yang diambil patutnya melihat kemungkinan keberlanjutan atas dampak geopolitik yang diberikan dan hal ini juga untuk kebaikan kita bersama kan? Menjaga stabilitas keamanan lingkungan yang strategis dan untuk perdamaian kawasan sekitarnya, ASEAN dan Laut Cina Selatan. 

DAFTAR PUSTAKA



Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 04 October 2020
Lomba Desain Logo
Berita BPK PENABUR Jakarta - 04 October 2020
PENABUR Talents Day
Berita BPK PENABUR Jakarta - 12 October 2020
Pelantikan Pengurus Majelis Perwakilan Kelas (MPK...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 02 November 2020
Kelompok Tumbuh Bersama - Senin, 2 November 2020
Berita BPK PENABUR Jakarta - 31 October 2020
BINA IMAN
BERITA LAINNYA - 19 February 2021
Virginnia Sumana_Asisten Dosen_Universitas Katoli...
BERITA LAINNYA - 20 February 2021
Brian Reynald_Asisten Laboratorium_Institut Tekno...
BERITA LAINNYA - 21 February 2021
Devinca Limto_Teaching Assistant_Universitas Bina...
BERITA LAINNYA - 22 February 2021
Gosen N A Siregar_Asistan Laboratorium_Universita...
BERITA LAINNYA - 19 February 2021
Belajar Bahagia dari Kapuhan
BERITA LAINNYA - 26 August 2022
Generasi Muda Penopang Utama Pertumbuhan Investor...
BERITA LAINNYA - 23 August 2022
ROADSHOW LIFESKILL
ROADSHOW LIFESKILL
BERITA LAINNYA - 29 August 2022
ANALOGI MELALUI SAINS : MATERIAL BAHAN
ANALOGI MELALUI SAINS : MATERIAL BAHAN
BERITA LAINNYA - 31 August 2022
Yadnya Kasada, Upaya Suku Tengger Berterima Kasih...
Yadnya Kasada, Upaya Suku Tengger Berterima Kasih...
BERITA LAINNYA - 31 August 2022
Tak Hanya Sebagai Destinasi Wisata, Nusa Tenggara...
Tak Hanya Sebagai Destinasi Wisata, Nusa Tenggara...
BERITA LAINNYA - 27 August 2023
Kabar baik untuk sekolah, berikut cara meningkatk...
BERITA LAINNYA - 31 August 2023
Yang ingin tubuh idel, sini simak penjelasan beri...
Yang ingin tubuh idel, sini simak penjelasan beri...
BERITA LAINNYA - 29 August 2023
Kecanduan Gawai sangat tidak baik, simak tips unt...
Kecanduan Gawai sangat tidak baik, simak tips unt...
BERITA LAINNYA - 28 August 2023
Jangan suka menunda, muda tak lama, tua harus bah...
Jangan suka menunda, muda tak lama, tua harus bah...
BERITA LAINNYA - 21 August 2023
Daily REMINDER, 21 Agustus 2023
Daily REMINDER, 21 Juli 2023
BERITA LAINNYA - 08 January 2024
Ibadah Awal Tahun, Semester Genap, 2023-2024
BERITA LAINNYA - 17 January 2024
Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menja...
Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menja...
BERITA LAINNYA - 02 January 2024
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian antara Isr...
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian antara Isr...
BERITA LAINNYA - 03 January 2024
Jakarta Informal Meeting
Jakarta Informal Meeting
BERITA LAINNYA - 04 January 2024
Peran Indonesia dalam Perdamaian Israel dan Pales...
Peran Indonesia dalam Perdamaian Israel dan Pales...

Choose Your School

GO