Resensi Novel “The Great Gatsby”

BERITA LAINNYA - 16 April 2025

Sinopsis
Francis Scott Fitzgerald yang dikenal secara luas dengan nama Scott Fitzgerald adalah seorang penulis Amerika yang lahir pada 24 September 1896 di Saint Paul, Minnesota, ia terkenal karena karya-karya novelnya yang menggambarkan kemegahan dan kemewahan Era Jazz, sebuah istilah yang dipopulerkannya dalam kumpulan cerita pendeknya Tales of the Jazz Age. Scott Fitzgerald menulis "The Great Gatsby" untuk mengeksplorasi tema-tema mengenai Impian Amerika, kekayaan, dan kelas sosial selama Era Jazz. Ia mendapat inspirasi novel-novelnya dari kehidupannya sendiri, termasuk kisah cinta masa muda dan pengalamannya berelasi dengan kaum elit di Long Island. Scott sendiri merasakan tinggal di Era Jazz dan berjuang untuk memperoleh kekayaan serta kesuksesan. Novel ini mengkritik anggapan bahwa Impian Amerika tidak dapat dicapai dan korupsi kekayaan serta materialisme.

Buku ini mengisahkan Nick Carraway seorang pria muda dari Minnesota berpindah ke New York di musim panas tahun 1922 untuk belajar mengenai bisnis yang sedang berkembang pesat di Amerika tahun 1920-an. Nick menyewa rumah di daerah West Egg, Long Island yang terbilang elit, tetapi kurang populer, dan lebih banyak dihuni oleh orang kaya baru. Dalam buku ini orang kaya baru dideskripsikan sebagai orang-orang yang baru saja mengalami kenaikan status sosial dan merintis usaha mereka, tetapi terlalu baru untuk membangun relasi dengan orang kaya lainnya terutama orang kaya lama dan cenderung memamerkan kekayaannya.

Kebetulan tetangga sebelah rumah Nick adalah seorang pria muda yang misterius bernama Jay Gatsby yang tinggal di rumah raksasa yang mewah dan seringkali mengadakan pesta besar setiap hari sabtu malam. Nick seringkali melihat keglamoran pesta yang diselenggarakan tetangganya dari belakang rumah dan bertanya-tanya siapakah sebenarnya sosok tetangganya itu, mengapa ia mengadakan pesta besar-besaran setiap minggu. Berbeda dengan penduduk West Egg pada umumnya, Nick merupakan seorang lulusan Yale University dan memiliki banyak koneksi dengan orang-orang di East Egg, kawasan bergengsi di Long Island yang dihuni oleh orang kaya lama, orang-orang yang mewarisi kekayaan keluarganya dari generasi-generasi sebelumnya dan dianggap mapan.
Suatu malam, Nick pergi ke daerah East Egg untuk makan malam bersama sepupunya Daisy Buchanan dan suaminya Tom Buchanan yang dulu merupakan teman sekelas Nick di kampus. Daisy dan Tom memperkenalkan Nick kepada Jordan Baker seorang wanita muda yang cantik dan berprofesi sebagai atlet golf profesional yang nantinya menjalin hubungan asmara dengan Nick. Ditengah makan malam itu Tom tiba-tiba menerima telepon dan langsung bergegas menjauh dari Nick, Daisy, dan Jordan. Saat Tom tidak berada di area meja makan, Jordan memberitahu Nick bahwa Tom sedang menjalin hubungan terlarang dengan wanita lain yang bernama Myrtle Wilson. Wanita itu tinggal di area pembuangan sampah industri yang terletak diantara West Egg dan New York City, daerah ini seringkali disebutkan sebagai lembah abu di dalam buku.
Tidak lama setelah kejadian itu, Nick pergi ke New York City bersama Tom, di mana Tom ingin menemui selingkuhannya, Myrtle. Di sebuah pesta vulgar dan mencolok yang diadakan di sebuah apartemen yang Tom pakai untuk perselingkuhannya, Myrtle mulai mengejek Tom tentang istrinya Daisy, yang membuat Tom marah dan mematahkan hidung Myrtle.
Seiring berjalannya musim panas, Nick akhirnya mendapat undangan ke salah satu pesta legendaris Gatsby. Ia bertemu dengan Jordan Baker di pesta itu, dan mereka bertemu dengan sosok Gatsby sendiri, seorang pria muda yang ternyata memiliki aksen Inggris, senyum yang menawan, dan memanggil semua orang dengan sebutan old sport, suatu panggilan ramah yang Gatsby gunakan untuk menyapa seseorang dengan sopan dan akrab, menyiratkan ikatan persahabatan. Sebutan ini biasanya digunakan di masa lalu khususnya dalam British English.
Dalam pesta tersebut Gatsby meminta untuk berbicara dengan Jordan Baker sendirian dan melalui Jordan, Nick kemudian mengetahui siapa sosok tetangga misteriusnya itu. Gatsby memberi tahu Jordan bahwa ia mengenal Daisy di Louisville pada tahun 1917 dan sangat mencintainya. Ia menghabiskan banyak malam menatap lampu hijau di ujung dermaga Daisy, di seberang teluk dari rumahnya. Gaya hidup Gatsby yang mewah dan pesta-pesta besarnya ternyata hanyalah upaya untuk membuat Daisy terkesan. Gatsby ingin Nick membantu dirinya untuk mengatur pertemuan dengan Daisy, tetapi ia takut Daisy akan menolaknya jika ia tahu bahwa dirinya masih mencintainya.
Kemudian akhirnya Nick mengundang Daisy untuk datang ke rumahnya dan minum teh bersama tanpa memberitahukan bahwa Gatsby akan datang menemuinya. Daisy terkejut saat melihat keberadaan Gatsby di rumah Nick dan mereka berdua canggung terhadap satu sama lain. Setelah pertemuan yang awalnya canggung, Gatsby dan Daisy kembali menjalin hubungan mereka. Cinta mereka pun bersemi kembali dan mereka pun mulai menjalin hubungan asmara.
Tak lama kemudian, Tom mulai curiga dengan hubungan istrinya dan Gatsby. Saat makan siang di rumah keluarga Buchanan, Gatsby menatap Daisy dengan penuh gairah hingga Tom menyadari bahwa Gatsby jatuh cinta pada Daisy. Meskipun Tom sendiri terlibat dalam perselingkuhan, dia sangat marah karena menganggap istrinya mungkin tidak setia kepadanya. Beberapa saat setelah itu, Tom memaksa Nick dan Daisy untuk pergi ke New York City, di mana ia bertemu dengan Gatsby di sebuah suite di sebuah hotel mewah. Tom menegaskan pada Gatsby bahwa ia dan Daisy memiliki sejarah yang tidak akan pernah bisa dipahami oleh Gatsby, dan ia memberitahu kepada istrinya bahwa Gatsby adalah seorang penjahat dan kekayaannya berasal dari penyelundupan alkohol dan kegiatan ilegal lainnya.
Daisy menyadari bahwa seharusnya ia setia kepada Tom, kemudian Tom membiarkan Daisy kembali pulang ke Long Island bersama Gatsby sebagai bentuk penghinaan dan untuk memperlihatkan kekuasaan yang ia miliki setelah pertengkaran sengit antara dirinya dan Gatsby. Ia tahu bahwa ia memiliki kendali penuh atas segala hal-hal yang tidak dimiliki Gatsby termasuk Daisy, ia ingin memberi pesan bahwa Daisy adalah miliknya meskipun ia pergi bersama Gatsby. Dengan membiarkan mereka pulang bersama, Tom pada dasarnya menunjukkan kepada Gatsby bahwa ia tidak memiliki kekuasaan apapun atas Daisy.
Namun, ketika Nick, Jordan, dan Tom berkendara melewati lembah abu, mereka menemukan bahwa mobil Gatsby telah menabrak dan menewaskan Myrtle, kekasih simpanan Tom. Mereka bergegas kembali ke Long Island, di mana Nick diberitahu Gatsby bahwa Daisy yang mengemudikan mobil ketika menabrak Myrtle, tetapi Gatsby meminta Nick untuk tidak memberitahu siapa-siapa akan hal itu, ia yang akan mengaku bersalah demi melindungi dan menutupi perbuatan Daisy. Keesokan harinya, Tom memberi tahu suami Myrtle, George, bahwa Gatsby adalah pengemudi mobil tersebut yang telah menewaskan istrinya, Myrtle. George, yang mengambil kesimpulan bahwa pengemudi mobil tersebut pasti selingkuhan Myrtle, segera pergi ke East Egg dan menemui Gatsby di kolam renang rumahnya dan menembaknya hingga tewas. George kemudian menembak dirinya sendiri hingga tewas. 

Nick menggelar prosesi pemakaman kecil untuk Gatsby, mengakhiri hubungannya dengan Jordan, dan pindah kembali ke Midwest untuk melarikan diri dari rasa jijik yang ia rasakan terhadap orang-orang di sekitar kehidupan Gatsby dan terhadap kekosongan dan keburukan moral orang-orang kaya di Long Island. Nick merenungkan bahwa seperti halnya impian Gatsby tentang Daisy yang dirusak oleh uang dan ketidakjujuran, impian Amerika tentang kebahagiaan dan individualisme telah hancur menjadi hanya suatu pengejaran kekayaan.

Analisis Karakter
Dalam novel ini F. Scott Fitzgerald menggunakan karakter-karakter buatannya untuk menjadi simbol akan berbagai kondisi yang terjadi di Era Jazz di Amerika pada tahun 1920 an. Scott Fitzgerald menulis karakter-karakter dalam "The Great Gatsby" menggunakan kombinasi bahasa deskriptif yang sangat bervariasi dan terfokus pada konteks sosial serta moral Roaring Twenties. "Roaring Twenties" sendiri adalah julukan untuk tahun 1920-an, periode yang ditandai dengan perubahan budaya, sosial, dan ekonomi yang signifikan di Amerika Serikat. Periode ini dikenal karena kemakmuran ekonomi, kemajuan dalam teknologi dan hiburan, serta rasa optimisme dan kebebasan secara umum setelah Perang Dunia I. Fitzgerald menciptakan karakter-karakter yang mudah diingat melalui deskripsi terperinci tentang penampilan fisik, tingkah laku, dan interaksi mereka, Fitzgerald juga sering kali menggunakan perumpamaan dan metafora untuk menyampaikan kondisi batin karakter-karakter buatannya. Selain itu, Fitzgerald menggunakan karakter-karakter tersebut untuk mengeksplorasi tema-tema kekayaan, Impian Amerika, dan penurunan moral manusia pada era tersebut.


Jay Gatsby

 Karakter utama yang menjadi bintang dalam novel ini yaitu Jay Gatsby memiliki beberapa karakteristik yang terbilang bertolak belakang, di satu sisi ia terlihat heroik dan hebat tetapi jika dilihat dari beberapa aspek lainnya ia memiliki karakter yang licik dan jahat. Dikisahkan bahwa Gatsby adalah sosok yang kaya raya dan sukses, ia memperoleh kekayaan dan kesuksesan tersebut dengan hasil keringatnya sendiri. Gatsby juga merupakan seorang pemimpi yang penuh akan harapan dan terakhir, Gatsby disebutkan sebagai sosok yang tengah jatuh cinta dengan Daisy. Namun di sisi lain Gatsby merupakan seorang pembohong handal dan kriminal yang menyelundupkan hal-hal ilegal pada masa itu. Melalui Jay Gatsby, F. Scott Fitzgerald mengeksplorasi beberapa hal yang terjadi di Amerika pada era 1920 an. Pertama yaitu daya tarik dan kekecewaan Impian Amerika, Gatsby merupakan sosok yang ambisius dan penuh harapan terhadap sesuatu yang ia inginkan, dalam buku ini ia bertekad untuk mendapatkan hati Daisy dengan menunjukkan harta yang ia miliki. Tetapi dituliskan di akhir buku bahwa Gatsby tetap tidak bisa menggapai dan memiliki Daisy.
Melalui kutipan kalimat dalam buku yang terlihat pada gambar disamping, dituliskan bahwa terdapat adegan dimana Nick melihat Gatsby mengangkat tangannya seakan mencoba menggapai lampu hijau yang berada di ujung dermaga rumah Daisy di seberang teluk rumahnya. Terdapat dua arti yang dapat kita ambil dari perilaku Gatsby tersebut, yang pertama, hal ini menggambarkan harapan Gatsby untuk mendapatkan hati Daisy karena ia mencoba untuk menggapai cahaya dari lampu rumah Daisy. Arti kedua yang muncul dari perilaku Gatsby tersebut adalah mimpi-mimpi Gatsby akan uang dan kesuksesan, dituliskan bahwa lampu yang terdapat di dermaga rumah Daisy berwarna hijau dan hijau seringkali dijadikan simbol dari uang, harta, dan kesuksesan yang menjadi impian Amerika pada masa itu. Ini menjadi salah satu bukti dari karakter Gatsby sebagai seorang pemimpi yang kuat dan berani.
Kedua, kompleksitas kekayaan dan kelas sosial yang ada pada masa itu. Fitzgerald menampilkan karakter Jay Gatsby sebagai seseorang yang disebut dengan sebutan orang kaya baru. Dibandingkan dengan Tom dan Daisy yang disebutkan sebagai orang-orang kaya lama, Gatsby memiliki perbedaan kelas sosial dengan kedua karakter tersebut. Fitzgerald ingin mengeksplorasi mengenai kentalnya perbedaan kelas sosial di masa itu. Fitzgerald juga menggunakan beberapa area sebagai pembeda kelas sosial yang ia sebutkan berulang kali di dalam novel, East Egg merupakan daerah yang berisikan orang-orang kaya lama sedangkan West Egg dipenuhi oleh orang-orang kaya baru dan jika kita turun sedikit ke arah bawah terdapat daerah yang disebut dengan “lembah abu” di antara Long Island dan juga New York City. Lembah abu ini berisikan orang-orang yang kurang mampu dan miskin. 

Terakhir dari karakter gatsby yaitu kekuatan destruktif masa lalu terhadap masa kini. Gatsby tidak bisa menghindari kenyataan bahwa ia dibatasi oleh kelas sosial dan ia tidak berada di kelas sosial yang sama dengan Daisy, apalagi ia awalnya merupakan seseorang yang kurang mampu. Gatsby tidak bisa melawan kuatnya perbedaan kelas sosial yang ada di era tersebut, di akhir buku dijelaskan Gatsby tetap tidak bisa mendapatkan Daisy sepenuhnya.

Nick Carraway

Dalam buku karangan Fitzgerald ini terdapat satu karakter yang memiliki peran sebagai narator yang menceritakan konflik antara Gatsby, daisy, dan juga Tom yaitu Nick Carraway yang merupakan sepupu Daisy. Pada dasarnya cerita “The Great Gatsby” diceritakan dalam bentuk kilas balik melalui sudut pandang Nick sebagai naratornya. Sebagai kunci dari cerita ini, Nick dituliskan sebagai narator yang jujur. Pada halaman pertama buku, Nick memberitahu pembaca bahwa ia pernah diberi satu nasihat oleh ayahnya yang masih ia pegang hingga sekarang yaitu untuk tidak menghakimi orang lain, karena mereka mungkin tidak memiliki kelebihan yang sama dengannya. Meskipun demikian, ia mengatakan toleransi yang ia miliki ada batasnya, yang menarik sebagai pengantar. Kemudian Nick mengatakan bahwa ia adalah orang yang sangat jujur, kejujurannya ini juga yang menjadi salah satu kebanggaan dirinya. 

Fakta mengenai Nick adalah ia berasal dari Minnesota dan berpindah ke West Egg untuk mengejar karir dan kesuksesan. Daerah asal Nick sendiri pada masa itu merupakan daerah yang diasosiasikan dengan nilai-nilai yang lebih tradisional dan gaya hidup yang tidak glamor seperti yang ada di New York. Namun karena Nick juga berkuliah di Yale University yang membuatnya bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang kaya Amerika, ia cenderung bisa beradaptasi dengan segala kalangan yang datang dari berbagai kelas sosial berbeda. Hal inilah yang membuat Nick bisa bersosialisasi dengan kalangan atas orang kaya lama dan juga orang kaya baru di daerah tempat ia tinggal.
Walaupun Nick terlihat seperti biasa saja dan tidak bersikap penuh gaya, ia sebenarnya adalh seorang pengamat yang baik. Nick suka mengamati situasi orang-orang di sekitarnya. Nick menghabiskan banyak waktu, terutama di awal novel, mengamati dan melaporkan aksi-aksi yang dilakukan oleh tokoh lain, dibanding terlibat langsung di dalam konflik yang terjadi. Namun, ia juga kadang ikut terlibat, ia memiliki peran pendukung yang terbilang “klasik” sebagai teman pemeran utama yaitu Gatsby.
Dalam buku ini Nick memegang peranan yang juga penting yaitu memberi suara moral terhadap tragedi yang dikisahkan. Nick tampak lebih tulus dan peduli dibanding beberapa karakter lainnya. Saat pertama kali pergi ke pesta di rumah Gatsby, ia mencari Gatsby (mungkin untuk mengucapkan terima kasih atas undangannya), sementara yang lain ada di pesta itu hanya untuk bergosip tentang Gatsby dan bersenang-senang.  Demikian pula, setelah kematian Gatsby, Nick adalah satu-satunya orang yang menunjukkan kepedulian. Karena itu, Nick dapat dilihat sebagai penunjuk moral cerita.

Daisy Buchanan Dalam novel ini, Daisy merupakan karakter yang terbilang sangat menarik, ia memiliki banyak sekali karakteristik yang beragam. F. Scott Fitzgerald menulis Daisy Buchanan, istri misterius Tom Buchanan dalam "The Great Gatsby," dengan mengambil inspirasi dari dua tokoh nyata yaitu Ginevra King dan istrinya, Zelda. Ia memiliki ketertarikan romantis pada Ginevra King, seorang sosialita Chicago, dan ketertarikan ini, bersama dengan pengamatannya terhadap kalangan sosial elit, membentuk karakter Daisy. Zelda, istri Fitzgerald, juga menjadi model bagi Daisy, karena kecantikan dan karisma yang dimilikinya.
Daisy digambarkan sebagai figur wanita yang cantik dan mempesona namun manipulatif. Di salah satu adegan dalam buku didapati bahwa Nick memperhatikan bagaimana dia menatapnya seakan-akan "tidak ada seorang pun di dunia ini yang sangat ingin dia temui". Selain penampilan yang menawan, Daisy memiliki satu karakteristik yang menarik untuk dibahas yaitu tidak memiliki kekuatan karakter atau keberanian. Salah satu bukti kuat yang mendukung pemahaman tersebut adalah bagaimana dia melarikan diri dari tempat kejadian ketika dia tidak sengaja membunuh Myrtle, dan membiarkan Tom terus percaya bahwa Gatsby-lah yang mengemudikan mobil tersebut dan secara tidak sengaja membunuh Myrtle.
Melalui karakter Daisy, Fitzgerald juga mengangkat isu mengenai ketidaksetaraan status yang dimiliki antara wanita dan pria pada saat itu. Wanita dianggap lebih lemah dibandingkan dengan pria. Argumen mengenai isu ini didukung dengan detail karakter Daisy yang berasal dari daerah Selatan Amerika yaitu Louisville, Kentucky yang masih menganut paham feminisme kuno. Selain itu Daisy juga menjadi representasi dari kaum wanita pada tahun 1920 an di Amerika yang hanya bergantung pada harta dan kekayaan suami mereka. Nick menjelaskan bagaimana Daisy menghilang ke dalam rumah mewahnya, ke dalam kehidupan yang glamor dan bergelimang harta dan meninggalkan Gatsby sendiri tanpa apa-apa.
Selain itu, perasaan Daisy terhadap Gatsby yang abu-abu menggambarkan bahwa Daisy adalah sosok yang tidak memiliki kepribadian yang kuat dan tegas. Karakter Daisy mewujudkan kritik mengenai pandangan masyarakat pada masa itu yang hanya mengutamakan penampilan dan harta serta peran wanita yang hanya dijadikan simbol status sosial, Daisy digambarkan sebagai "gadis kecil yang cantik dan bodoh" yang hanya mengutamakan kenyamanan dan statusnya sendiri daripada hubungan emosional. Karakter Daisy memperlihatkan keterbatasan hak dan harapan masyarakat yang dibebankan kepada wanita pada tahun 1920-an. Meskipun seiring berkembangnya zaman wanita sudah mulai memperoleh sejumlah kebebasan, wanita seringkali masih dilihat sebagai objek hasrat, seperti yang diperlihatkan dalam hubungan Daisy dengan Tom dan Gatsby.

Kelebihan
Secara umum buku “The Great Gatsby” memiliki banyak kelebihan yang sangat memukau dan terbilang brilian, mengingat buku ditulis kurang lebih satu abad yang lalu. “The Great Gatsby” berhasil membawa perubahan terhadap dunia literasi dan narasi, “The Great Gatsby” menjadi salah satu buku yang mengangkat permasalahan pada era nya di masa itu dan mencatatkan sejarah bagaimana kondisi peradaban manusia di tengah suatu fenomena sosial. Penulis berhasil membuat pembaca ikut merasakan seperti berada di daerah elit New York pada era 1920 an, menunjukkan betapa besarnya penurunan yang terjadi terhadap moral manusia yang semakin kosong dan tidak berkualitas. Hal ini disebabkan oleh penulis yang benar-benar mengalami era itu serta inspirasi-inspirasi yang timbul dari pengalaman sang penulis itu sendiri. Fitzgerald menggunakan banyak kalimat-kalimat puitis yang memiliki arti mendalam dalam narasi yang ia karang. Salah satu kutipan yang paling ikonik dari novel “The Great Gatsby” adalah "So we beat on, boats against the current, borne back ceaselessly into the past." Kutipan ini  juga merupakan kalimat terakhir yang ada di buku tersebut, sehingga meninggalkan kesan mendalam bagi pembaca.

Kalimat ini digunakan oleh penulis sebagai kesimpulan yang kuat dan penuh pesan, menyoroti kesia-siaan dalam mencoba mengingat masa lalu dan perjuangan terus-menerus melawan tantangan hidup yang terus-menerus datang. Kata-kata "perahu melawan arus" menggambarkan upaya manusia yang terus berusaha untuk maju, namun pada saat yang sama ditarik mundur oleh beban masa lalu. Kalimat tersebut muncul pada akhir novel, meninggalkan kesan mendalam dan agak melankolis pada pembaca. Kalimat tersebut juga merangkum tema utama yang dieksplorasi dalam novel, seperti masa lalu yang tidak dapat dicapai, pengejaran mimpi, dan sifat siklus manusia. Kutipan tersebut telah memperoleh pengakuan luas dan sering digunakan dalam berbagai konteks, seperti pengajaran di bidang literasi secara global.
Kelebihan buku berikutnya adalah keberhasilan penulis mengangkat dan membahas tema American Dream. Pada intinya, "The Great Gatsby" mengupas konsep Impian Amerika. Tokoh utama novel ini, Jay Gatsby, adalah perwujudan dari impian tersebut. Terlahir dalam kemiskinan, Gatsby meraih kekayaan yang tak terbayangkan melalui kegiatan ilegal seperti penyelundupan alkohol dan obat-obatan terlarang, semua didorong oleh keinginannya untuk memenangkan kembali cinta dalam hidupnya, Daisy Buchanan. Rumah besarnya, pesta-pesta mewah, dan gaya hidup flamboyan melambangkan pengejaran kesuksesan dan kebahagiaan Impian Amerika. Namun, novel ini juga menyoroti sisi gelap Impian Amerika. Meskipun kekayaan dan kemegahan Gatsby sangat mengagumkan, pada akhirnya semua itu hampa dan tidak memuaskan. Terlepas dari semua kekayaannya, ia tidak dapat menciptakan kembali masa lalu atau memenangkan hati Daisy, yang mengungkapkan kekosongan di jantung Impian Amerika-nya.
Di bagian akhir buku Fitzgerald menunjukkan kemerosotan moral manusia di kalangan elit Amerika dengan acara pemakaman Gatsby yang sangat menyedihkan tidak ada seorang pun yang peduli dan datang ke pemakaman Gatsby. Mereka hanya peduli dengan pesta-pesta mewah Gatsby yang penuh dengan fantasi dan kesenangan sesaat. Gatsby seakan-akan menjadi contoh kesia-siaan optimisme dan ambisi yang seharusnya menjadi sifat yang mulia. Gatsby juga tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, ia dibutakan oleh cinta yang belum tentu bisa memberikan apa yang ia perlukan, terlebih kebahagiaan yang ia dambakan bersama Daisy. Gatsby menjadi gambaran betapa lemahnya manusia saat dibutakan oleh cinta. 

Selain itu Tom dan Daisy juga digambarkan sebagai orang-orang kaya yang egois dan tidak memikirkan orang lain. Dari kutipan di samping Nick mengatakan bahwa mereka hanya menghancurkan hal-hal di sekitarnya dan membiarkan orang lain yang membersihkan kekacauan yang mereka sebabkan. Fitzgerald berhasil menunjukkan mirisnya kondisi moral manusia yang ada pada saat itu dengan sifat jelek dari kedua karakter ini.
Buku ini menawarkan banyak sekali kutipan-kutipan yang indah dan memiliki makna mendalam. Kutipan-kutipan tersebut terkadang juga menjadi cerminan apa yang terjadi dengan kondisi kehidupan kita sekarang.
“I was within and without, simultaneously enchanted and repelled by the inexhaustible variety of life.”
Seperti quotes di atas yang jika diterjemahkan memiliki arti “Saya berada di dalam dan di luar, terpesona sekaligus terpukau oleh keragaman kehidupan yang tiada habisnya.” Menunjukkan luasnya hidup dan beragamnya hal yang ada didalam kehidupan kita, yang entah itu akan membawa kita menuju kemajuan atau membawa kita ke kegelapan yang terlihat mempesona.
“Reserving judgements is a matter of infinite hope.”
Kutipan berikutnya yang menarik perhatian adalah kutipan yang menyinggung mengenai harapan dan pengharapan yang seringkali dijadikan manusia sebagai acuan hidup. Terjemahan dari kalimat di atas adalah “Menunda keputusan adalah masalah harapan yang tak terbatas.” Dari arti yang ada di dalam kutipan tersebut dapat kita telaah tentang relasi antara keputusan yang merupakan bagian dari pilihan realita hidup yang harus kita jalani dan harapan tiada batas yang menjadi fantasi manusia. Terkadang manusia lupa bahwa harapan juga harus ada batasnya, sampai mana kita harus berimajinasi dan percaya, karena hidup tidak selalu mengabulkan pengharapan-pengharapan yang kita imani. Manusia seringkali mengecewakan diri mereka sendiri dengan “harapan-harapan” yang lebih cocok disebut sebagai janji-janji manis yang mereka buat untuk diri mereka sendiri. Terkadang manusia hanya lupa, bahwa mereka hanya manusia.
Kelebihan yang terakhir, pembaca bisa ikut merasakan ambisi dari setiap karakter yang memiliki tujuan serta kepentingan yang berbeda. Pesan moral dari buku “The Great Gatsby” tersampaikan dengan baik, melalui interaksi tokoh yang ada di dalam buku. Gatsby mengajarkan pembaca bahwa harta dan kesuksesan bukanlah faktor utama yang bisa membuat seseorang bahagia, bahkan setelah Gatsby berhasil mencapai kekayaan yang fantastis ia tetap tidak bisa menggapai keinginannya mendapatkan hati Daisy. Sama halnya dengan apa yang ingin diajarkan melalui karakter Tom dan Daisy, walaupun mereka memiliki harta dan segalanya, mereka tetap tidak bisa memiliki kehidupan yang bahagia dan kekayaan material tidak menjamin hubungan yang harmonis dalam sebuah keluarga. 

 

Kekurangan
Secara umum buku karangan F. Scott Fitzgerald ini hampir tidak mempunyai kekurangan. Namun ada satu hal yang perlu diketahui pembaca sebelum membeli buku ini, bahwa buku ini memang merupakan buku klasik yang ditulis sekitar seratus tahun yang lalu yang tentunya membuat buku ini memiliki gaya bahasa yang agak berbeda dengan bahasa yang digunakan di masa kini. Sering kali terdapat beberapa kata yang asing di dalam sebuah kalimat hingga membuat pembaca sedikit bingung dan keliru terhadap arti kalimat-kalimat tersebut. Terlebih lagi buku ini merupakan buku yang ditulis dalam bahasa inggris yang menyebabkan sebagian pembaca yang tidak terlalu mahir berbahasa inggris pastinya akan kesulitan memahami isi cerita buku. 

Rekomendasi & Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, "The Great Gatsby" adalah eksplorasi yang menyentuh hati tentang Impian Amerika, kekecewaan masyarakat, dan daya tarik masa lalu, yang pada akhirnya mengungkap konsekuensi tragis dari mengejar visi kebahagiaan yang terpatuk oleh idealisme manusia. Novel ini mengkritik kemunafikan orang-orang kaya di era roaring twenties dan kemerosotan moral yang dapat diinisiasi oleh pengejaran kekayaan dan status yang tak memuaskan, seperti yang terlihat pada karakter Gatsby, Daisy, dan Tom. Tema-tema yang diangkat dalam buku “The Great Gatsby” terbilang universal tentang cinta, kehilangan, dan keinginan manusia untuk kehidupan yang lebih baik membuat buku ini memiliki daya tariknya sendiri bagi penggemar literasi dari generasi ke generasi berikutnya. Buku “The Great Gatsby” sangat bagus untuk dibaca bagi segala kalangan dimulai dari usia remaja. Buku ini menawarkan isi cerita yang sangat mendalam dan penuh pesan moral. Buku “The Great Gatsby” juga cocok untuk dipelajari dalam memperluas wawasan literasi karena penulisan yang elegan dan brilian.

 

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 04 October 2020
Lomba Desain Logo
Berita BPK PENABUR Jakarta - 04 October 2020
PENABUR Talents Day
Berita BPK PENABUR Jakarta - 12 October 2020
Pelantikan Pengurus Majelis Perwakilan Kelas (MPK...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 02 November 2020
Kelompok Tumbuh Bersama - Senin, 2 November 2020
Berita BPK PENABUR Jakarta - 31 October 2020
BINA IMAN
BERITA LAINNYA - 24 April 2022
Hari Meningitis Sedunia
BERITA LAINNYA - 19 April 2022
The One That Got Away
The One That Got Away
BERITA LAINNYA - 27 April 2022
LOVE OUR EARTH
LOVE OUR EARTH
BERITA LAINNYA - 01 August 2022
LAPORAN KEGIATAN MPLS HARI PERTAMA
LAPORAN KEGIATAN MPLS HARI PERTAMA
BERITA LAINNYA - 02 August 2022
LAPORAN MPLS HARI KEDUA
LAPORAN MPLS HARI KEDUA
BERITA LAINNYA - 19 December 2023
Adventurous Journey, Dofeia-Bronze, 2023..
BERITA LAINNYA - 25 December 2023
Damai Natal di tengah hiruk pikuk dunia..
Damai Natal di tengah hiruk pikuk dunia..
BERITA LAINNYA - 20 December 2023
Sebuah langkah untuk membangkitkan Motivasi
Sebuah langkah untuk membangkitkan Motivasi 
BERITA LAINNYA - 21 December 2023
MOTIVASI DALAM DIRI UNTUK MEMASUKI JENJANG PERKUL...
MOTIVASI DALAM DIRI UNTUK MEMASUKI JENJANG PERKUL...
BERITA LAINNYA - 22 December 2023
Cara memotivasi diri sendiri ...
Cara memotivasi diri sendiri ...
BERITA LAINNYA - 26 September 2024
Menemukan Kebaikan di Tengah Cobaan
BERITA LAINNYA - 27 September 2024
Kekuatan yang Lebih Besar dari Kekuasaan
Kekuatan yang Lebih Besar dari Kekuasaan
BERITA LAINNYA - 28 September 2024
Tuhan sebagai Perisai bagi yang Berjalan Benar
Tuhan sebagai Perisai bagi yang Berjalan Benar
BERITA LAINNYA - 29 September 2024
Kunci Kebahagiaan adalah Hidup Tanpa Kekhawatiran
Kunci Kebahagiaan adalah Hidup Tanpa Kekhawatiran
BERITA LAINNYA - 30 September 2024
Jangan Biarkan Amarah Merusak Hubungan
Jangan Biarkan Amarah Merusak Hubungan
BERITA LAINNYA - 05 January 2025
Revolusi Hati
BERITA LAINNYA - 21 January 2025
Ngaben Dalam Kehidupan Masyarakat Bali
Artikel
BERITA LAINNYA - 06 January 2025
Efektivitas Intervensi (jenis intervensi) terhada...
Efektivitas Intervensi (jenis intervensi) terhada...
BERITA LAINNYA - 24 January 2025
SURAT UTANG NEGARA
Artikel
BERITA LAINNYA - 28 January 2025
Judi Online di Kalangan Remaja
Artikel

Choose Your School

GO