Perlu Introspeksi Diri Netizen Indonesia dalam Bermedia Sosial
BERITA LAINNYA - 08 September 2021
Perlu Introspeksi Diri Netizen Indonesia dalam Bermedia Sosial
Hasil Survey Microsoft mengenai Civility, Safety, and Interactions Online 2020
“Indonesia adalah negara dengan netizen yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara”. Begitulah pernyataan yang dapat disimpulkan dari hasil survey Microsoft pada riset Digital Civility Index (DCI) 2021. DCI merupakan pengukur interaksi online oleh konsumen di 22 negara”
Survey ini ditinjau berdasarkan partisipasi 11.067 orang dalam jajak pendapat, dan bahkan telah diikuti oleh 70.000 orang sejak awal penelitian. Tak hanya itu, Microsoft juga menilai netizen dalam merespon pandemi Covid-19. Sebanyak 67% warganet melampiaskan frustasi mereka secara daring, meningkat tujuh poin dari tahun sebelumnya.
Persentase Faktor yang Mempengaruhi Resiko Kesopanan di Indonesia oleh Microsoft
Berdasarkan hasil survey tersebut, diperoleh tiga faktor utama yang berpengaruh pada risiko kesopanan di Indonesia. Faktor yang pertama yakni hoax dan penipuan dengan persentase 47 persen, meningkat 13 poin dari tahun sebelumnya. Faktor yang kedua berupa ujaran kebencian sekitar 27 persen, yang meningkat 5 poin dari tahun sebelumnya. Sedangkan, faktor ketiga yang mempengaruhi yakni diskriminasi dengan persentase sebesar 13 persen, turun sebanyak 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Di sisi lain, sebanyak 4 dari 10 responden mengaku bahwa tingkat kesopanan warganet Indonesia semakin membaik. Menurut mereka, hal itu didorong oleh rasa kebersamaan yang lebih besar dan saling tolong-menolong di media sosial. Hal ini juga disinggung oleh laporan DCI tersebut bahwa terdapat kenaikan nilai empati di Indonesia sebesar 11 poin. Di Indonesia, media sosial menjadi kontributor terbesar dalam mempengaruhi tingkat kesopanan digital dengan persentase sebesar 59 persen.
Mengetahui hasil survey yang kurang memuaskan ini, netizen Indonesia geram. Mereka bahkan berbondong - bondong berkomentar di unggahan terbaru Instagram Microsoft sehingga membuat akun ini menutup kolom komentar di beberapa unggahan mereka seperti yang bisa disaksikan pada gambar berikut.
Hujatan dari Netizen Indonesia di Unggahan Terbaru Instagram Microsoft
Survey Microsoft tersebut dianggap langsung terbukti dengan maraknya hujatan yang membanjiri kolom komentar media sosial perusahaan teknologi raksasa tersebut. Tentunya, survey ini bukan satu-satunya bukti bahwa lingkungan media dalam jaringan di Indonesia tergolong buruk. Pasalnya, negara tetangga ikut menjadi saksi sekaligus korban makian dalam jaringan netizen Indonesia.
Belum lama ini, pasangan gay asal Thailand mendapat getah dari kelancangan netizen Indonesia. Mereka menikah sesuai dengan ketentuan negara Thailand yang memang melegalkan pernikahan sesama jenis. Namun, tampaknya banyak netizen asal Indonesia yang merasa terganggu dan tidak tahan dengan hal tersebut. Kolom komentar postingan foto pernikahan romantis tersebut segera dihujani sumpah serapah bahkan ancaman kematian kepada suami, orangtua, hingga fotografer pernikahan mereka. Akhirnya, pasangan ini terpaksa mengambil jalur hukum.
Pasangan Gay Thailand yang Mendapat Kecaman Netizen Indonesia
Kejadian serupa dialami seorang gadis asal Filipina bernama Reemar Martin. Ia menjadi buah bibir hampir di semua platform media sosial karena dianggap terlalu dipuja-puja oleh kaum pria. Aksi ujaran kebencian dilontarkan oleh seorang wanita asal Indonesia yang merasa cemburu karena pasangannya mengidolakan Reemar Martin. Akibatnya, Reemar memutuskan untuk menghapus akun semua media sosial miliknya. Meski Reemar mengatakan alasan dia melakukannya tidak disebabkan oleh ulah netizen Indonesia, beberapa berspekulasi bahwa netizen Indonesia sebagai salah satu penyebabnya.
Ujaran Kebencian yang Diterima Oleh Reemar Martin
Kejadian-kejadian tersebut hanyalah segelintir dari sekian banyak masalah dan kontroversi yang telah disebabkan oleh netizen Indonesia. Apabila hal ini terus berlanjut, Indonesia akan dianggap sebagai negara yang tidak bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi digital, khususnya pada era digitalisasi saat ini. Seharusnya, Indonesia tidak menganggap masalah bertutur kata dalam media sosial sebagai angin lalu. Tanggapan Indonesia sebagai warganet akan mempengaruhi citra juga nama baik Indonesia dalam kancah kerjasama internasional, baik yang resmi maupun non-resmi.
Mencari solusi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Langkah paling awal adalah mengetahui apa penyebab kelakuan tidak sopan dari netizen Indonesia seperti yang dikemukakan oleh Microsoft berdasarkan hasil riset DCI. Secara budaya, orang Indonesia memiliki disiplin rendah dan kebiasaan berbicara kasar dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan ini terbawa hingga sekarang, khususnya pada era digital.
Indonesia memang terkenal akan sopan santunnya pada zaman dahulu, tetapi hal ini berubah ketika mereka menggunakan media sosial. Hal ini sesuai dengan pernyataan pengamat psikososial dan budaya, Endang Mariani, bahwa orang menjadi lebih berani menyatakan pendapat di dunia maya karena mereka bisa menyembunyikan identitas aslinya.
Ditambah juga dengan pendapat dari Hening Widyastuti, praktisi psikologi, bahwa warganet merasa lebih aman untuk meluapkan semua pikirannya di dunia maya. Termasuk saat menyampaikan rasa gelisah, kecewa, kata-kata brutal, kejam, dan menyakiti hati. Selanjutnya, menurut Dosen Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Gianti Gunawan, perkataan kasar sudah menjadi kebiasaan dari rakyat Indonesia yang sudah lumrah dan biasanya terjadi pada remaja. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah keinginan konformitas dengan teman temannya.
Secara pendidikan, minat baca Indonesia tergolong sangat rendah. UNESCO dalam survey tahun 2012, menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Hasil survey ini sejalan dengan World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State University pada Maret 2016, yang menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca.
Bisa dibilang, Indonesia termasuk negara darurat membaca. Seringkali dalam berargumen, orang Indonesia tidak membaca dan salah mengartikan maksud opini dan fakta yang dikemukakan dalam media sosial. Pendidikan Indonesia juga dianggap belum cukup menaungi karakter bertanggung jawab dan mengedepankan pikiran rasional yang sangat diperlukan dalam menyatakan argumen, baik dalam jaringan maupun luar jaringan.
Faktor-faktor tersebut mengarahkan kita kepada langkah yang harus diambil sebagai penyelesaian. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan mengesahkan UU ITE. Salah satunya mengatur perkara penghinaan dan pencemaran nama baik yakni pada Pasal 27 ayat (3) UU ITE yang berbunyi:
..Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.. |
Selanjutnya, ketentuan SARA diatur dalam Pasal 28 ayat (2) UU ITE yang berbunyi :
..Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). |
Akan tetapi, UU ITE kurang kuat dalam mendisiplinkan warganet Indonesia akibat tidak adanya tindak lanjut terhadap mereka yang berkata kasar dan menyebarkan kebencian. Sebaiknya, penegakan hukum UU ITE lebih diperhatikan oleh pemerintah juga warganet sendiri. Selain itu juga meningkatkan minat baca dari para penduduk Indonesia, dengan semakin tingginya minat baca dari rakyat Indonesia semakin sedikit pula kasus hoaks yang akan terjadi di Indonesia. Karena dengan membaca banyak sekali manfaat positif yang bisa kita dapatkan. Selain memperbanyak pengetahuan kita, membaca juga meningkatkan cara berpikir dan konsentrasi kita. Seseorang pembaca yang baik kritis terhadap apa yang dibacanya. Sosialisasi juga bisa dilakukan untuk memerangi hoax dan perilaku yang buruk. Hal ini tentu saja menjadi tugas kita sebagai masyarakat yang baik untuk tidak membiasakan diri terhadap hal hal yang buruk.
Berdasarkan uraian kasus diatas, etika dan moral merupakan hal yang sangat penting dan harus dimiliki semua orang. Etika yang dimaksud mencakup analisis dan penerapan konsep seperti baik, buruk, salah, benar, dan tanggung jawab. Sedangkan moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Hal ini juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan perilaku. Dengan demikian, seharusnya sikap menjunjung tinggi etika dan moral berkembang seiring dengan kedewasaan kita. Dan diharapkan kejadian serupa tidak akan terulangi.
Oleh :
- Beatrix Benedicta / 6
- Christopher Richard / 8
- Johanes Sibuea / 19
- Natasha Vania / 26
- Victoria Elnathan / 31
Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210727095528-185-672622/survei-microsoft-netizen-makin-tidak-sopan Diunduh 13 Agustus 2021
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt520aa5d4cedab/pencemaran-nama-baik-di-media-sosial--delik-biasa-atau-aduan/ Diunduh 13 Agustus 2021
https://www.kompas.com/hype/read/2020/04/29/124639166/kronologi-awal-reemar-martin-artis-tiktok-asal-filipina-di-bully-netizen Diunduh 13 Agustus 2021
https://bunghatta.ac.id/artikel-54-teknologi-informasi-dalam-dunia-pendidikan.html Diunduh 13 Agustus 2021
https://www.tribunnews.com/techno/2021/02/27/inilah-alasan-mengapa-microsoft-menyebut-netizen-indonesia-paling-tidak-sopan-se-asia-tenggara?page=3 Diunduh 13 Agustus 2021
https://www.inews.id/techno/internet/pasangan-gay-thailand-menikah-di-bully-hingga-diancam-mati-netizen-indonesia/2 Diunduh 13 Agustus 2021
https://www.microsoft.com/en-us/online-safety/digital-civility?activetab=dci_reports%3aprimaryr3 Diunduh 13 Agustus 2021
https://tekno.kompas.com/read/2021/07/22/13022227/survei-microsoft-warganet-makin-tak-sopan-selama-pandemi?page=all Diunduh 13 Agustus 2021
https://teknologi.bisnis.com/read/20210226/84/1361475/pencapaian-netizen-2021-bikin-microsoft-tutup-kolom-komentar Diunduh 13 Agustus 2021
https://tekno.kompas.com/read/2021/03/03/07000067/orang-indonesia-dikenal-ramah-mengapa-dinilai-tidak-sopan-di-dunia-maya-?page=all Diunduh 13 Agustus 2021
https://portalbandungtimur.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-941922838/miris-minat-baca-di-indonesia-menurut-unesco-hanya-0001-persen Diunduh 13 Agustus 2021
https://kumparan.com/temali/dosen-psikologi-berkata-kasar-sama-kejamnya-dengan-kekerasan-fisik-1sjcvFJ2Np4/full Diunduh 13 Agustus 2021
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur