PENELITIAN PERISTIWA KERUSUHAN MEI 1998

BERITA LAINNYA - 08 December 2024

 

Menurut hasil pengamatan kami peristiwa kerusuhan mei 1998 salah satunya dipicu oleh krisis keuangan di Asia. Awal mula nya dimulai pada tanggal 2 juli 1997 ketika pemerintah Thailand yang saat itu sedang memiliki utang luar negeri yang besar memutuskan untuk mengambangkan mata uang baht setelah serang yang diakukan para spekulan mata uang terhadap cadangan devisa negaranya. Hal ini pada awalnya bertujuan untuk merangsang pendapatan ekspor namun, strategi ini terbukti sia-sia. Sehingga dengan cepat peristiwa ini membuat negara-negara di Asia lainnya ikut mengalami krisis ekonomi. Ketika ekonomi Indonesia mulai mengalami krisis dan Rupiah mulai menukik , pemerintah presiden Soeharto meminta bantuan dari IMF dan Bank dunia dengan harapan dapat menghentikan krisis ekonomi di Indonesia. Pada akhir oktober IMF mengumumkan bantuan senilai 23 milliar dollar AS pada Indonesia. Namun, syarat-syarat yang diajukan oleh IMF dinilai tidak masuk akal oleh pihak lapangan 

 

Jadi nilai Rupiah yang awalnya cukup stabil yaitu Rp 2,447,00/dollar AS merasa terus menjadi Rp 11.700,-/dollar AS hanya dalam waktu kurang dari enam bulan.  Dikarenakan masyarakat panik terlihat banyak terjadi pemborongan dan penumpukan barang-barang oleh pihak-pihak kelas atas sehingga rakyat yang tidak gesit dan ada di kelas bawah tidak mampu lagi membeli barang-barang pokok. Proyek-proyek prasarana yang sangat dibutuhkan kebanyakan berhenti. Tidak terlihat langkah-langkah yang dapat memberi pernyataan bahwa situasi akan membaik, malah semakin buruk. Umpanya di Medan protes-protes terhadap subsidi bahan bakar minyak menghadapi perlakuan yang tidak terlalu baik dari pria-pria berpakaian preman namun bertingkah laku seolah mereka memiliki kewenangan. Namun, public mencurigai bahwa mereka adalah pihak-pihak aparat keamanan

 

 

Adanya masalah-masalah ini membuat masyarakat di Jakarta 12 Mei 1998 sekitar jam 11.00-13.00 siang melakukan aksi damai pada tanggal (demonstrasi) civitas akademika universitas trisakti yang bertempat dipelataran parkir depan gedung M (gedung Syarif Thayeb) yang terdiri dari 6.000 orang yaitu mahasiswa,dosen,pejabat fakultas dan universitas serta karyawan untuk menyuarakan adanya reformasi politik seperti perubahan dalam struktur kekuasaan dan penghapusan sistem otoriter,tuntutan agar presiden Soeharto turun dari jabatannya karena dianggap terlalu berkuasa dan dianggap bertanggung jawab atas korupsi dan penindasan ,penyelesaian kasus korupsi, perubahaan sistem demokrasi agar demokrasi menjadi lebih transparan serta pembenahan adalah pemilihan umum dan representasi politik, kesejahteraan sosial yaitu menuntut perbaiki dalam kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat Indonesia serta penghapusan kebijak yang dianggap merugikan rakyat.

 

Keadaan mulai memanas karena dipicu oleh kehadiran anggota aparat keamanan diatas lokasi mimbran bebas ( Jl. Layang) dan menuntut untuk turun (Long March) ke jalan untuk menyampaikan aspirasi demonstran ke anggota MPR/DPR. Kemudian para demonstran mulai berjalan menuju ke gerbang arah Jl. Jendral S.Parman. Sekitar jam 13.15 mahasiswa sampai ke depan didepan kantor walikota Jakarta barat sehingga membuat para aparat kepolisian menghadang para mahasiswa dan membuat  perundingan antara pihak polisi dan mahasiswa dan bersepakat untuk para mahasiswa tidak melanjutkan aksi unjuk rasa mereka kepada MPR/DPR. Masa duduk lalu aksi mimbar dilakukan secara bebas spontan di jalan yang berlangsung didepan bekas kantor walikota Jakarta barat. Aksi mimbar ini dilakukan dengan tenang tanpa adanya ketegangan antara aparat dan mahasiswa. Para mahasiswi membagikan bunga mawar kepada banyak aparat. Sementara itu pula datang tambahan aparat dari Khodam jaya dan satuan kepolisian lainnya 

 

Pada pukul 16.30 WIB aparat kepolisian mulai memasang garis polisi dan meminta mahasiswa untuk mundur sejauh 15 meter dari garis polisi. Tidak lama setelah itu para aparat kepolisian meminta mahasiswa untuk kembali ke kampus dan mahasiswa menanggapi pemerintaan tersebut dengan kembali ke kampus. Pada puku 17.05 WIB saat demonstran sedang mundur, sejumlah aparat yang berada ditengah barisan melontarkan kata-kata kasar dan kotor kepada mahasiswa sehingga membuat situasi yang awalnya damai menjadi panas. Bahkan banyak kesaksian dari masyarakat bahwa ada suara tembakan dari sisi belakang sehingga membuat situasi menjadi kacau karena banyak masyarakat yang ingin melarikan diri.

 

 

Karena adanya suara tembakan, aparat kepolisian juga menembakan senapannya karena menggap adanya bahaya. Situasi semakin memanas ketika adanya penembakan dari aparat kepolisian semakin membabi buta. Para aparat kepolisian juga melemparkan gas air mata serta melakukan pemukulan menggunakan pentungan. Bahkan sejumlah mahasiswa dikabarkan mendapatkan pelecehan seksual dari para aparat. Tentunya kejadian yang belangsung selama 3 jam ini menghasilkan banyak sekali korban. Empat diantanya yaitu mahasiswa trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Hery Hartanto, Hendriawan Sie sehingga peristiwa ini juga disebut sebagai tragedi trisakti. Selain itu ada lagi dua orang masyarakat sipil yang tewas yaitu Vero dan Alan Mulyadi.

 

Esoknya pada tanggal 13 Mei 1998 pukul 10.00 WIB para mahasiswa dari berbagai kota datang ke trisakti untuk melakukan bela sungkawa. Namun, 2 jam kemudian terjadi kembali kerusuhuan  di sekitar universitas Trisakti bahkan meluas hingga kawasan-kawasan lainya. Tersebar bahwa kawasan bisnis dan pemukiman yang banyak dihuni oleh etnis Tionghoa menjadi sasaran kerusuhan hebat. Karena saat itu dianggap etnis Tionghoa mendominasi perekonomian. Sehingga banyak warga yang sentimen terhadap etnis Tionghoa. Ada pembakaran, kendaraan, gedung, penjarahan, serta penganiayaan. Salah satu yang menarik yaitu beberapa toko, kantor, danrumah sudah memasang sajadah atau papan yang bertuliskan “milih pribumi” dan “milik muslim” di depan pintunya seolah sudah tau hal-hal seperti akan terjadi.  kejadian lainya yaitu di mall klender.

 

 

Diduga mall klender dijarah karena adanya provokasi dari sekelompok pria yang tak dikenal meneriakan yel-yel dan mengobarkan kebencian terhadap etnis Tionghoa sehingga membuat banyak orang-orang terkena hasutan tersebut dan membakar mall Klender saat mereka ada di dalam mall. Dan peristiwa tersebut memakan korban setidaknya 488 orang. Peristiwa ini terjadi tanpa adanya aparat yang menolong, meskipun warga sudah menelpon berkali-kali dan memanggil mereka. Bahkan aparat yang ada pada saat itu terlihat hanya mengawasi dan tidak melakukan sesuatu untuk menghentikan aksi-aksi kejahatan tersebut. Pada saat tragedi ini terjadi Soeharto pada saat itu sedang menjalankan kunjungan ke Mesir untuk KTT G15.

 

Pada tanggal 14 Mei, 2 hari setelah tragedi Trisakti koran kompas tiba-tiba menerbitkan koran dengan headline “Presiden Siap Mundur”. Mengejutkanya lagi saat Presiden Soeharto sedang berpidato, Ia mengatakan “Bahwa nanti kita akan mengadakan reformasi, reformasi itu sudah berjalan”. Ia juga mengatakan “kalau rakyat sudah tak menghendaki saya, ya sudah saya juga tak mengapa kalau saya mundur. Tetapi tetap harus konstitusiona, saya tidak akan mempertahankanya dengan senjata”. Esoknya pada tanggal 15 Mei presiden Soeharto sampai ke Indonesia setelah memperpendek kunjunganya ke Kairo, Mesir. Namun, setelah sampai di Indonesia, Ia membantah telah mengatakan “siap mundur”. Katanya, “Yang saya nyatakan adalah kalau masyarakat tidak lagi memberikan kepercayaan, sebetulnya tidak apa-apa. Kalau tidak percaya, ya sudah. Saya tidak akan mempertahankan dengan kekuatan senjata. Saya akan mandeg pandito, mendekatkan diri dengan Tuhan. Membimbing anak-anak supaya menjadi orang yang baik dan kepada masyarakat bisa memberi nasihat bagi Tut Wuri Handayani.

 

Tentunya aksi ini terus berlanjut seperti pembakaran rumah, kantor, dan fasilitas lainya terkhusus di Bogor, Tangerang, Bekasi, samapai-sampai 3 kota itu dinyatakan lumpuh total pada saat itu. Sekitar 500 orang tewas dalam kerusuhan tersebut. Tetapi perlu digarisbawahi ada dua golongan yaitu golongan yang benar-benar melakukan demo karena ingin adanya reformasi dan golongan kriminalitas. Di waktu yang sama juga terjadi pelecehan massal etnis Tionghoa. Ita Fatia Nadia, seorang aktivis perempuan menyatakan banyak sekali telepon dan pager yang masuk untuk meminta tolong.

 

Satu kali pada tanggal 13 Mei 1998 ia mendapat panggilan telepon soal penganiayaan dan ia pun segara bergegas dengan rekanya. Saat sedang menaiki ojek di jembatan Glodok, ia melihat seorang perempuan Tionghoa diseret-seret oleh beberapa pria dengan pakaian compang camping. Tubuhnya menjadi sasaran kekerasan dan pelecehan seksual. Ita pun segera menghentikan hal tersebut dan membawa perempuan itu ke hotel terdekat. Di tanggal 17 Mei 1998 ada juga keluarga yang dijadikan sebagai sasaran pelecehan seksual berawal dari ibunya, lalu anak pertamanya yang berumur 18 tahun lalu, anak keduanya 11 tahun. Dan ketiganya meninggal dunia. Kalau ditotal banyak korban luka-luka yaitu sekitar 261 orang, dan yang meninggal ada 2.419 orang.

 

 

Etnis Tionghoa menjadi sasaran kemarahan karena banyaknya orang-orang etnis Tionghoa yang memiliki perusahaan di Indonesia, sehingga pada saat krisis moneter, kebanyakan etnis Tionghoa hidupnya baik-baik saja. Hal ini juga diperkeruh oleh limitasi-limitasi yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto yang mau menjadi bagian dari WNI yaitu perubahan undang-undang kewarganegaan jika etnis Tionghoa ingin menjadi WNI yaitu orang tua mereka harus lahir di Indonesia dan setidaknya sudah tinggal di Indonesia selama 10 tahun. Kedua, secara resmi menolak kewarganegaan China. Bahkan saat itu juga ada surat edaran mengenai bahwa jika ingin menjadi WNI etnis Tionghoa harus mengubah namanya menjadi nama Indonesia.

 

 

Pada tanggal 16 mei para mahasiswa dari berbagai kempus di Jakarta datang ke gedung DPR/MPR. Tetunya mereka tidak dapat dibendung lagi saking banyaknya mahasiswa. Tuntutan mereka pada saat itu yaitu Presiden Soeharto turum dari jabatan. Puncaknya pada tanggal 18 Mei mahasiswa behasil menduduk atap gedung DPR. Pada saat itu ketua DPR, Harmoko menyarankan agar presiden Soeharto turun dari jabatan tapi Presiden Soeharto belum mau. Esoknya tanggal 19 Mei para menteri kabinet banyak yang mengundurkan diri. Sampai akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998, pada pukul 10.00 pagi di istana merdeka di depan Makamah Agung Presiden Soeharo menyatakan mundur dari jabatanya sebagai presiden setelah menjabat selama 32 tahun. Dan secara resmi Yusuf, Habibi wakil presiden Soeharto menggantikan Soeharto sebagai Presiden.



KESIMPULAN

Kerusuhan Mei 1998 di Indonesia adalah peristiwa kekerasan sosial-politik yang terjadi pada 12-15 Mei 1998, yang berujung pada runtuhnya rezim Orde Baru dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi yang parah, ketidakpuasan terhadap pemerintahan yang otoriter, serta ketidakadilan sosial yang dirasakan oleh masyarakat.Kerusuhan ini menjadi peristiwa traumatis bagi banyak pihak, namun juga merupakan awal dari perubahan besar menuju demokrasi di Indonesia.

SARAN 

Peristiwa Mei 1998 memberikan banyak pelajaran berharga yang dapat diambil sebagai saran untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dan untuk memperbaiki berbagai aspek dalam masyarakat dan pemerintahan.

  1. Penegakan Hukum dan Perlindungan Hak Asasi Manusia:

Menjamin bahwa hukum ditegakkan secara adil dan konsisten serta melindungi hak asasi manusia. Menetapkan mekanisme untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia dan memberikan keadilan bagi korban.

    2. Pendidikan dan Kesadaran Sosial:

Meningkatkan pendidikan dan kesadaran sosial tentang toleransi, keragaman, dan pentingnya saling menghormati antar kelompok etnis dan budaya. Program-program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai toleransi dan anti-diskriminasi bisa membantu mencegah ketegangan sosial.

 

   3. Penyediaan Jaringan Sosial dan Dukungan Ekonomi:

Mengembangkan jaringan sosial dan sistem dukungan ekonomi untuk membantu masyarakat yang terkena dampak krisis. Ini termasuk program bantuan sosial, pelatihan keterampilan, dan dukungan untuk usaha kecil dan menengah.

   4. Pembangunan Ekonomi yang Merata:

Memastikan pembangunan infrastruktur dan ekonomi dilakukan secara merata untuk mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.




DAFTAR PUSTAKA

 Anggriani,Dewi. 2014. Tragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan. Jakarta: Buku Kompas

Indahyani, Ester. 2007. Kerusuhan Mei 1998 Fakta, Data dan Analisa: mengungkapkan Kerusuhan Mei 1998 sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Jakarta: Bangsa (SNB)

Komnas HAM. (2000). Laporan Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia: Peristiwa Kerusuhan Mei 1998. Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

amzah, B. (2000). Reformasi di Ujung Senapan: Kumpulan Tulisan Kebangkitan Rakyat 1997-1999. Pustaka Utama Grafiti.

Puspitasari, E. (2000). Mengurai Benang Kerusuhan Mei 1998. Jakarta: Yayasan Obor.

 

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 27 July 2021
BERTEKUN DALAM KESESAKAN
Berita BPK PENABUR Jakarta - 09 March 2022
HARI MUSIK NASIONAL
HARI MUSIK NASIONAL
Berita BPK PENABUR Jakarta - 13 April 2022
PENDAFTARAN SISWA BARU TAHUN PELAJARAN 2022-2023
PENDAFTARAN SISWA BARU TAHUN PELAJARAN 2022-2023
Berita BPK PENABUR Jakarta - 16 April 2022
Sukacita Kebangkitan Tuhan bersama BPK PENABUR Ja...
Sukacita Kebangkitan Tuhan bersama BPK PENABUR Ja...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 31 May 2022
Hari Tembakau Sedunia
Hari Tembakau Sedunia
BERITA LAINNYA - 26 February 2022
BELAJAR KEJUJURAN & KESEDERHANAAN DARI BUNG HATTA
BERITA LAINNYA - 28 February 2022
Agenda Mingguan, Senin - Jumat 1-4 Maret 2022
Agenda Mingguan, Senin - Jumat 1-4 Maret 2022
BERITA LAINNYA - 02 March 2022
PERNAH MERDEKA, NAMUN KEMUDIAN SIRNA
PERNAH MERDEKA, NAMUN KEMUDIAN SIRNA
BERITA LAINNYA - 03 March 2022
ADA ASAP ADA API
ADA ASAP ADA API
BERITA LAINNYA - 04 March 2022
Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok
Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok
BERITA LAINNYA - 18 September 2023
Kisah NBA: Terkenal Dimana-Mana Padahal  Cuma Ada...
BERITA LAINNYA - 19 September 2023
Internet Taking Over The World: kisah awal mula i...
Internet Taking Over The World: kisah awal mula i...
BERITA LAINNYA - 20 September 2023
Penjajah Rasa : Ketika makanan Asia Timur "menjaj...
Penjajah Rasa : Ketika makanan Asia Timur "menjaj...
BERITA LAINNYA - 21 September 2023
BANDUNG : KOTA KEMBANG SEJUTA KENANGAN....
BANDUNG : KOTA KEMBANG SEJUTA KENANGAN....
BERITA LAINNYA - 22 September 2023
SM Entertainment: The Future of Entertainment Tec...
SM Entertainment: The Future of Entertainment Tec...
BERITA LAINNYA - 26 March 2024
“Programming Arduino: Getting Started with Sketch...
BERITA LAINNYA - 27 March 2024
“RAHASIA KEUANGAN YANG MUDAH”
“RAHASIA KEUANGAN YANG MUDAH”
BERITA LAINNYA - 27 March 2024
“Resensi Buku Ranah 3 Warna”
“Resensi Buku Ranah 3 Warna”
BERITA LAINNYA - 28 March 2024
“Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo” sebuah Resensi
“Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo” sebuah Resensi
BERITA LAINNYA - 30 March 2024
“Seribu Wajah Ayah”
“Seribu Wajah Ayah”
BERITA LAINNYA - 14 October 2024
Senantiasa Mengucapkan Doa Untuk Sesama
BERITA LAINNYA - 15 July 2024
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, Tahun Pelajar...
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, Tahun Pelajar...
BERITA LAINNYA - 11 October 2024
Tradisi Merariq
Artikel
BERITA LAINNYA - 18 July 2024
Demo Ekskur, Tahun pelajaran 2024-2025
Demo Ekskur, Tahun pelajaran 2024-2025
BERITA LAINNYA - 18 October 2024
TUMBUHAN KAKTUS
Artikel

Choose Your School

GO