Juara 1 Lomba Esai di Universitas Indonesia

BERITA LAINNYA - 06 March 2021

Kamu dan Saya, Pelajar SMA/Sederajat:
“Raksasa Kecil” Penyejahtera di “Badai” COVID-19
Nama Lengkap Penulis : Joanna Prisca Zurishaddai
Asal Sekolah : SMAK PENABUR Harapan Indah
Email : joannapriscz@gmail.com


Apakah Anda masih ingat berita yang tayang 11 Maret 2020 lalu? Rabu itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan virus COVID-19 sebagai pandemi. COVID-19 menyebar lewat percikan sangat kecil dan punya dampak “raksasa” terutama dalam dunia kesehatan. Berdasarkan data endcoronavirus.org, sejak pengumuman kasus pertama di Indonesia pada 3 Maret 2020 akibat COVID-19, jumlah kasusnya terus bertambah secara signifikan dan mengerikan dan bisa mencapai lebih dari 8.454 kasus setiap harinya. Dalam upaya penanggulangannya, pemerintah Indonesia serentak mengajak masyarakat untuk mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak (3M) demi menekan laju penyebaran virus ini. Upaya 3M “memaksa” semua aktivitas yang semula bisa dilakukan di luar rumah untuk berubah menjadi di dalam rumah saja. Akibatnya, gaya hidup dan dunia ekonomi ikut terkena dampaknya. Kondisi ini menyebabkan masyarakat tidak sejahtera karena terjadi perubahan besar dan mendadak, padahal semua orang ingin keadaan yang sejahtera. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, “sejahtera adalah aman sentosa dan makmur; selamat (terlepas dari segala macam gangguan).” Pandemi ini seakan menghapuskan kesejahteraan dari umat manusia. Lalu bagaimana cara mewujudkan kesejahteraan yang kita idamkan? Salah satu jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah para “raksasa kecil” yaitu saya dan kamu, pelajar SMA atau sederajat yang sering dianggap muda dan kecil, tetapi bisa membawa dampak “raksasa”. Didukung dengan poin-poin yang akan saya bagikan, saya yakin bahwa pelajar SMA sederajat dapat menjadi agen perwujudan kesejahteraan di era pandemi COVID-19 dan pada masa mendatang. Poin yang pertama, meskipun pelajar SMA atau yang sederajat sering dianggap apatis, mereka bisa mendapatkan banyak pengalaman tentang dihargai dan menghargai terutama di masa pandemi COVID-19. Pada era pandemi ini, saya termasuk bagian dari 60 juta pelajar di Indonesia yang sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar yang disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Ini menjadi pengalaman yang baru dalam sejarah karena sebelumnya belum pernah dilakukan menyeluruh di Indonesia. Di sekolah saya sendiri, kami menggunakan kecanggihan aplikasi Zoom di mana setiap hari kami mengikuti pembelajaran lewat layar telepon seluler atau laptop dari pukul 6.30 sampai pukul 13.00 WIB. Ada peraturan penting untuk selalu membuka kamera yang bertujuan sebagai penghargaan terhadap orang yang berbicara. Namun, kebanyakan dari kami hanya memperlihatkan bagian dahi. Tidak jarang kami juga mengeluhkan soal pandemi ini seakan guru-guru yang mengajar tidak ada dalam masa pandemi juga. Rasa menghargai orang lain terasa sangat hilang dalam pandemi ini. Saya saat ini menjabat sebagai Ketua OSIS di sekolah dan bersama teman-teman pengurus OSIS lainnya, kami berusaha menumbuhkan kesadaran untuk menghargai lagi. Cara yang kami lakukan adalah menghargai perasaan siswa dengan membuka kesempatan untuk mengekspresikan apa yang menjadi tantangan dan kekhawatiran terbesar mereka di masa PJJ. Selain itu, kami juga membentuk program kerja yang membina karakter menghargai seperti mengucap salam ketika guru akan masuk dan selesai mengajar, serta menciptakan program-program virtual talkshow yang turut mengundang pelajar sekolah lainnya untuk membahas mengenai pertumbuhan spiritual di masa pandemi maupun keseimbangan antara kesehatan tubuh dan kesehatan mental. Dari kegiatan-kegiatan ini, banyak respon positif yang kami terima karena ini menjadi pengalaman yang baik bagi pelajar usia remaja. Jika kesadaran akan pentingnya pengalaman dihargai dan menghargai semakin ditumbuhkan terutama di satuan sekolah, pelajar akan selangkah lebih dekat untuk mewujudkan kesejahteraan
dengan menerapkan ilmu dari pengalaman tersebut kepada orang lain.
Poin kedua, sebagai pelajar SMA atau yang sederajat, banyak hal yang akan dipelajari di sekolah. Sejak menempuh pendidikan dasar, menengah pertama, dan menengah atas maupun menengah kejuruan, pelajar diperlengkapi dengan ilmu yang dibutuhkan untuk masa mendatang. Apalagi, pelajar bisa memilih pelajaran yang sesuai dengan minat seperti jurusan MIPA, IPS, dan Bahasa di SMA ataupun jenis keahlian tertentu di SMK. Ketika pelajar memanfaatkan kesempatan bersekolah dengan baik dan rajin, bayangkan kerja sama yang akan terbentuk ketika para pelajar dari berbagai latar belakang pendidikan ini bersinergi untuk menciptakan sesuatu di masa depan. Oleh karena itu, sangat baik apabila belajar dilakukan dengan serius. Segala materi pembelajaran yang telah didapatkan mempersiapkan pelajar untuk mewujudkan kesejahteraan di bidangnya masing-masing. Di era pandemi ini, ilmu yang dimiliki pelajar bisa menjadi salah satu dasar untuk mendukung poin ketiga yang akan saya paparkan berikutnya.
Yang ketiga, pelajar SMA atau yang sederajat pada generasi saat ini selalu identik dengan teknologi. Menurut penelitian Bencsik, Csikos, dan Juhaz (2016), pelajar usia SMA atau yang sederajat adalah bagian dari Generasi Z (orang yang lahir di rentang tahun 1995 — 2010). Generasi Z mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu (multitasking) seperti: menjalankan sosial media menggunakan ponsel, browsing di internet, dan mendengarkan musik menggunakan headset . Apapun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil generasi ini sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian.(Putra, 2017, h. 130) Di masa modern ini, cara terbaik untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi adalah dengan memanfaatkan teknologi . Dengan banyaknya informasi yang bisa didapatkan, pelajar bisa mendapatkan pengetahuan umum dari dalam maupun luar negeri sebagai salah satu bekal kehidupan. Selain itu, pelajar juga bisa menjadi penyebar informasi lewat sosial media seperti Instagram, Twitter, TikTok, atau YouTube yang semakin marak digunakan generasi Z. Ilmu yang telah dipelajari di sekolah maupun dari sumber lainnya di internet dapat dibagikan dengan teknologi sosial media. Dalam usaha OSIS di sekolah saya untuk mengamalkan hal ini, kami menjalankan program sosial media informatif, siniar, serta kampanye kesehatan dengan memposting twibbon informatif. Jika teknologi yang ada dimanfaatkan dengan sangat baik oleh para pelajar, pastinya banyak hal baik yang terwujud juga. Informasi yang tersebar di dunia maya ada yang sifatnya positif maupun negatif. Pelajar bisa ikut berkontribusi dengan memberikan semangat berupa kiriman yang bersifat positif sebagai kekuatan di tengah keadaan yang negatif. Hal ini bisa dilakukan melalui organisasi di sekolah seperti OSIS, organisasi di luar sekolah yang dimiliki oleh anak muda lainnya dan biasanya berkembang di Instagram seperti @projectbuzzidn, @paradigmaremaja, @becomemoreidn, @anak_edukasih, dan lain sebagainya, serta melalui inisiatif pribadi di sosial media masing-masing. Keempat dan terakhir, berkaitan dengan poin pertama soal belajar menghargai, pelajar SMA atau yang sederajat bisa menjadi orang yang tepat untuk menunjukkan kasih. Yang pertama adalah kasih kepada sesama pelajar lainnya.
Menurut Garrison (1940), salah satu jenis kebutuhan khas remaja adalah kebutuhan untuk diikutsertakan dan diterima oleh kelompoknya , Remaja juga punya sifat memberontak jika diperintah oleh otoritas yang lebih tinggi. Berdasarkan hal ini, remaja akan lebih merasa disayangi ketika diberikan perhatian oleh orang-orang yang usianya dekat dengannya karena punya kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompoknya (dikutip Mappiare, 1982). Contoh hal sederhana yang bisa dilakukan adalah menghubungi teman untuk menanyakan kabar, memberikan kiriman makanan atau keranjang buah untuk teman yang ulang tahun ataupun sakit, dan berusaha untuk menghibur ketika ada teman yang merasa kesepian. Hal-hal ini terlihat kecil namun saya merasakan sendiri dampak baiknya ketika diperlakukan dan berlaku seperti ini. Yang kedua, pandemi ini tidak boleh menghentikan aksi sosial untuk mengasihi sesama seperti melalui penggalangan dana, pemberian bantuan masker dan APD (alat pelindung diri) ke puskesmas serta rumah sakit yang membutuhkan, kunjungan virtual ke panti asuhan, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan ini menjadi salah satu tantangan besar yang berhasil kami diwujudkan melalui kerja sama antara pihak sekolah dan OSIS. Dampaknya mungkin tidak langsung terjadi secara global, tetapi pastinya ada dampak positif yang bisa terwujud untuk mendukung kesejahteraan terutama di era pandemi yang sulit ini.
Pelajar SMA atau yang sederajat memang masih sangat muda. Meskipun hanya sedikit yang bisa dilakukan pelajar dan mungkin tidak terlalu memberi dampak untuk masyarakat global, empat poin di atas merupakan hal minimal yang jika dilakukan secara maksimal bisa berdampak maksimal pula dalam mewujudkan kesejahteraan, tidak hanya di era pandemi COVID-19 tetapi juga di masa mendatang. Kedepannya, perubahan lainnya juga pasti akan terjadi dan tidak bisa kita hindari. Perubahan memang bisa merusak tatanan kesejahteraan karena ketidaksiapan. Oleh karena itu, sebagai “raksasa kecil” yang menjadi penerus bangsa, mental dan pola pikir kita harus kita ubah dengan tujuan bersiap untuk menghadapi rintangan apapun yang ada di depan. Kondisi sejahtera tidak akan terjadi secara mudah dan instan. Kondisi sejahtera juga membutuhkan sinergi banyak pihak. Saya dan kamu, pelajar SMA atau yang sederajat mungkin masih muda, tetapi jika kita melakukan apa yang bisa kita lakukan, mau bertahan untuk tetap kuat, dan mampu saling menguatkan sekalipun ada perubahan drastis di masa depan, kita akan bersama-sama saling menyejahterakan umat manusia di era pandemi COVID-19 maupun di “badai” yang datang berikutnya.

Daftar Pustaka
Bencsik, A., Csikos, G., & Juhaz, T. (2016). Y and z generations at workplaces. Journal of Competitiveness , 8 (3), 90–106. Diperoleh dari
https://www.researchgate.net/profile/Andrea-Bencsik/publication/309021397_Y_and_Z_Generations_at_Workplaces/links/586feb8b08aebf17d3a9c19b/Y-and-Z- Generations-at-Workplaces.pdf   

  

Diananda, A. (2019). Psikologi remaja dan permasalahannya. ISTIGHNA: Jurnal
Pendidikan dan Pemikiran Islam , 1 (1), 126. Diperoleh dari
http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/istighna/article/view/20==

 

End Coronavirus. (n.d.). Countries beating covid-19. Diperoleh dari
https://www.endcoronavirus.org/countries

 

Kerkhove, M.V. (2020, September 4). WHO’s Science in 5 on COVID-19 –SARS-CoV-2 virus – 4 September 2020/Pewawancara Vismita Gupta-Smith. [Video]. Diperoleh dari
https://www.youtube.com/watch?v=Rg6Tf5ZN5rQ

 

Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja . Surabaya: Usaha Nasional

 

Meodia, A. (2020, 20 Agustus). Media sosial paling populer di dunia pada q2 2020. ANTARANEWS. Diperoleh dari
https://www.antaranews.com/berita/1678882/5-media-sosial-paling-populer-di-dunia-pada-q2-2020 

 

Nurdiana, T. (2020, 5 Oktober). Serentak disiplin jalankan 3m: kunci menekan penyebaran dan penularan virus corona. Kontan. Diperoleh dari
https://kesehatan.kontan.co.id/news/serentak-disiplin-jalankan-3m-kuncimenekan penyebaran-dan-penularan-virus-corona  

 

Nuryanto, H. (2012). Sejarah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Jakarta: Balai Pustaka.

 

Putra, Y. S. (2017). Theoritical review: teori perbedaan generasi. Among Makarti , 9 (2), 130. Diperoleh dari
https://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/view/142/133

 

sejahtera. 2016. Pada KBBI Daring. Diambil 17 Februari 2021, dari
www.kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sejahtera 

 

Tim Redaksi WE Online. (2019, 22 Oktober). Media sosial ini paling dipercaya milenial dan gen z, bisa tebak?. Warta Ekonomi. Diperoleh dari
https://www.wartaekonomi.co.id/read252785/2-media-sosial-ini-paling-dipercaya-milenial-dan-gen-z-bisa-tebak 

 

UNICEF Indonesia. (2020, Juni 16). Indonesia: Survei terbaru menunjukkan bagaimana siswa belajar dari rumah [Press release]. Diperoleh dari
https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/indonesia-survei-terbaru-menunjukkan-bagaimana-siswa-belajar-dari-rumah  

 

Utomo, A.P. (2020, 13 Maret). WHO umumkan virus corona sebagai pandemi global. Kompas.com. Diperoleh dari
https://www.kompas.com/global/read/2020/03/12/001124570/who-umumkan-virus-corona-sebagai-pandemi-global?page=all 

 

Yamali, F. R., Putri, R. N. (2020). Dampak covid-19 terhadap ekonomi Indonesia. Ekonomis: Journal of Economics and Business , 4 (2), 384-388.
Diperoleh dari
http://ekonomis.unbari.ac.id/index.php/ojsekonomis/article/view/179/139

 

  

 

 

 

   

  

 

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 04 October 2020
Lomba Desain Logo
Berita BPK PENABUR Jakarta - 04 October 2020
PENABUR Talents Day
Berita BPK PENABUR Jakarta - 12 October 2020
Pelantikan Pengurus Majelis Perwakilan Kelas (MPK...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 02 November 2020
Kelompok Tumbuh Bersama - Senin, 2 November 2020
Berita BPK PENABUR Jakarta - 31 October 2020
BINA IMAN
BERITA LAINNYA - 11 November 2021
WANTED : PAHLAWAN YANG GAGAH BERANI!
BERITA LAINNYA - 10 November 2021
GEGAP GEMPITA GANEFO : MENENTANG IMPERIALISME BA...
GEGAP GEMPITA GANEFO : MENENTANG IMPERIALISME BA...
BERITA LAINNYA - 11 November 2021
Karakter?
Karakter?
BERITA LAINNYA - 10 November 2021
TIM ARM2N SMAK AHI: Serap Ilmu, Serap Juara Appre...
BPK PENABUR JAKARTA, SMAK PENABUR Harapan Indah,...
BERITA LAINNYA - 12 November 2021
Memaknai Arti Perjuangan Dahulu dan Sekarang bagi...
Memaknai Arti Perjuangan Dahulu dan Sekarang bagi...
BERITA LAINNYA - 28 July 2023
Hari Hepatitis Sedunia. Apa yang harus kita ketah...
BERITA LAINNYA - 31 July 2023
Bagaimana memaknai ayat : Bagi Tuhan Tak ada Yang...
Bagaimana memaknai ayat : Bagi Tuhan Tak ada Yang...
BERITA LAINNYA - 01 August 2023
Daily Inspiration, 1 Agustus 2023
Daily Inspiration, 1 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 03 August 2023
Daily Inspiration , 03 Agustus 2023
Daily Inspiration , 03 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 04 August 2023
Belajar kreatif ala Ibu Desmiana, membuat kaos Ti...
Belajar kreatif ala Ibu Desmiana, membuat kaos Ti...
BERITA LAINNYA - 03 January 2024
Jakarta Informal Meeting
BERITA LAINNYA - 04 January 2024
Peran Indonesia dalam Perdamaian Israel dan Pales...
Peran Indonesia dalam Perdamaian Israel dan Pales...
BERITA LAINNYA - 05 January 2024
Upaya Indonesia Dalam Perdamaian di Kamboja Melal...
Upaya Indonesia Dalam Perdamaian di Kamboja Melal...
BERITA LAINNYA - 06 January 2024
Peran Indonesia dalam Perdamaian Konflik Israel -...
Peran Indonesia dalam Perdamaian Konflik Israel -...
BERITA LAINNYA - 07 January 2024
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian dalam kasu...
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian dalam kasu...
BERITA LAINNYA - 05 September 2024
Damai di Tengah Badai: Berpegang pada Janji Tuhan
BERITA LAINNYA - 06 September 2024
Takut pada Siapa? Ketika Tuhan Menemani
Takut pada Siapa? Ketika Tuhan Menemani
BERITA LAINNYA - 07 September 2024
Tukarkan Amarah dengan Kasih: Rahasia Hidup Bahag...
Tukarkan Amarah dengan Kasih: Rahasia Hidup Bahag...
BERITA LAINNYA - 07 September 2024
Menghadapi Badai Hidup: Belajar dari Kisah Elia
Menghadapi Badai Hidup: Belajar dari Kisah Elia
BERITA LAINNYA - 22 July 2024
Allah selalu menyertai
DAILY REMINDER

Choose Your School

GO