FENOMENA PSIKOLOGI

BERITA LAINNYA - 27 December 2024

Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati yang ekstrem, termasuk periode mania atau hipomania (mood yang sangat tinggi dan penuh energi) serta periode depresi (mood yang sangat rendah dan kehilangan minat). Bipolar dapat menyebabkan perubahan suasana hati, energi, Tingkat aktivitas, konsentrasi secara tiba-tiba seperti orang yang sebelumnya merasa gembira  dapat tiba- tiba marasa sedih atau putus asa. Bipolar merupakan penyakit seumur hidup yang berarti bipolar tidak bisa sembuh dengan total. Gangguan bipolar mulai booming pada tahun 2000 sampai dengan sekarang di media sosial seperti di foto-foto atau video yang diupload oleh influencer atau aktivis. 

Bipolar terbagi menjadi 3 jenis yang pertama adalah bipolar I. Bipolar satu adalah gangguan mental bipolar yang paling parah  dengan tanda  setidaknya satu episode mania yang berlangsung selama satu minggu atau bahkan lebih sert dapat diikuti episode depresi atau hipomanik. Episode mania ditandai dengan peningkatan energi dan perubahan suasana hati yg ekstrem seperti bisa tiba-tiba merasa gembira namun dalam sekejap dapat menjadi mudah tersinggung. Episode mania dapat sangat parah dan di bawa ke rumah sakit. Orang yang mengidap bipolar I dapat secara tidak sadar melukai orang yang ada di sekitarnya. Penyakit mental ini tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol dwngan meminum obat secara rutin dan dampingan dari orang lain. Ketika dalam episode mania, orang mungkin menghabiskan uang yang bahkan tidak mereka miliki, melakukan hubungan seks berisiko, dan terlibat dalam perilaku impulsif dengan potensi konsekuensi berbahaya.

Jenis kedua yaitu bipolar ll. Bipolar 2 adalah salah satu jenis gangguan bipolar, yang merupakan kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati yang ekstrem. Bipolar ll ditandai dengan satu episode hipomania dan satu episode depresi yang berat. Walaupun gejalanya mirip dengan bipolar 1 namun Bipolar ll mengalami perubahan suasana hati yang tidak separah bipolar I. Meskipun begitu, episode depresi berat dapat berlangsung dengan sangat berat. Episode hipomania kadang-kadang dapat berkembang menjadi mania penuh yang berpengaruh pada kemampuan seseorang untuk berfungsi. Gejala –gejala hipomania yang terjadi bagi bipolar 2 adalah berpindah-pindah ide dari satu ke ide berikutnya, memiliki kepercayan diri yang berlebihan, bicara cepat “tertekan”, dan keras, serta peningkatan energy, dengan hiperaktif dan penurunan kebutuhan tidur. Sebenarnya saat kita dekat dengan seseorang bipolar 2 yang menglami hipomania kita dapat merasakan suasana positif. Namun buruknya dapat memicu perilaku tidak menentu dan tidak sehat.

Jenis ketiga ada gangguan siklotimia. Gangguan siklotimik adalah versi ringan dari ganggaun bipolar. Gangguan siklotimik ditandai dengan periode hipomania dan depresi ringan yang dapat berlangsung selama 2 tahun. Dalam fase hipomania orang yang mengalami dapat merasa sangat bersemangat dan lebih aktif daripada biasanya. Misalnya seperti dapat bertindak impulsive, merasa sangat optimis, bertenanga, bahagia, melakukan aktivitas fisik secara berlebihan, perhatian mudah dialihkan. Sementara pada saat fase depresi ringan orang yang mengalami dapat mudah tersinggung, merasa gelisah, bersalah, tidak berharga, putus asa, mudah lelas, insomnia/hipersomia. Gangguan ini dapat dialami oleh remaja yang baru memasuki masa dewasa awal. Gangguan siklotimik dapat terjadi karena factor genetic, perubahan cara kerja system saraf. Dapat terjadi juga karena pengaruh lingkungan seperti trauma psikologis atau stress berkepanjangan. Gangguan ini dapat mendorong seseorang untuk melakukan pelecehan, percoban bunuh diri, penyalahgunaan napza. Penanganya dapat dengan cara meminum obat.

penyakit ini pasti ada penyebabnya,tetapi penyebaab gangguan bipolar tidak sepenuhnya diapahami dan ternyata diperkirakan ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan ini. Faktor-faktor tersebut:

1..Faktor Lingkungan: Pengalaman hidup seperti stres berat, trauma, atau peristiwa hidup besar (seperti kehilangan orang yang dikasihi atau masalah keuangan) dapat memicu atau memperburuk gejala bipolar pada seseorang yang sudah rentan. 2. Faktor Hormonal: Perubahan hormon juga dapat berperan dalam gangguan bipolar. Misalnya, perubahan hormon terkait dengan siklus menstruasi, kehamilan, atau gangguan tiroid bisa mempengaruhi suasana hati. 3. Faktor Psikososial: Pengalaman hidup, pola pikir, dan cara seseorang mengatasi stres dapat mempengaruhi timbulnya dan perkembangan gejala bipolar. Dukungan sosial dan cara seseorang menangani konflik dan stres bisa berperan dalam manajemen gangguan ini. 4. Gangguan Tidur: Gangguan tidur yang kronis atau perubahan pola tidur yang drastis sering kali terkait dengan episode mania atau depresi. Kurang tidur atau tidur yang berlebihan bisa memicu atau memperburuk gejala bipolar.

Seseorang yang mengidap gangguan bipolar terkadang mengalami suasana hati yang berubah - ubah, sehingga hal ini sangat mempengaruhi cara mereka berpikir dan bertindak. Gangguan bipolar juga dapat mempengaruhi kehidupan seseorang termasuk pekerjaan dan kesehatan fisik. Ini adalah beberapa aspek yang sering terjadi kepada seseorang yang mengidap bipolar, yaitu perubahan suasana hati, depresi, gangguan tidur ( insomnia ) dan lain lain. Dalam hubungan sosial Perubahan suasana hati yang ekstrem dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan dengan keluarga, teman, atau pasangan. Terkadang seorang yang mengalami bipolar tidak bisa mengontrol suasana hati mereka, sehinggan itu menimbulkan dapat buruk bagi orang di sekitarnya. Bipolar juga membutuhkan pengobatan yang teratur dan terapi, serta melakukan gaya hidup sehat. Mereka juga harus mendapatkan dukungan sosial dari teman dan keluarga, karena pendukung sangat bermanfaat dalam mengelola gangguan ini.

Tentunya ada banyak cara untuk mengobati gangguan mental bipolar. Walaupun tidak bisa disembuhkan secara total namun pengobatan dapat mengurangi gejala bipolar menjadi tidak separah sebelum mengalami pengobatan. Pengobatan biasanya melibatkan kombinasi pendekatan medis dan psikoterapi. Pengobatan bipolar dapat dilakukan dengan banyak cara misalnya seperti mengonsumsi obat-obatan. Tentunya tidak sembarang obat yang dapat dikonsumsi oleh pengidap bipolar. Ada beberapa obat-obatan khusus yang tentuny cocok untuk pengidap bipolar. Di antaranya yaitu Lithium, valproate, dan lamotrigine sebagai Mood stabilizers. Obat-obatan ini dapat membantu mengurangi episode mania dan depresi. Contoh kedua adalah antikonvulsan seperti carbamazepine, dan valproate. Obat-obatan ini juga digunakan sebagai stabilisator suasana hati. Ketiga ada obat Antipsikotik seperti quetiapine, olmanzapine, risperidone. Mereka digunakan untuk mengatasi episode mania atau gejala psikotik. Terakhir ada antidepresan termasuk SSRIs seperti sertraline atau fluoxetine yang digunakan untuk mengatasi gejala depresi tetapi biasanya dikombinasikan dengan stabilisator suasana hati.

Pengobatan kedua dapat dengan cara psikoterapi. Psikoterapi dapat membantu individu dalam mengubah pola pikir dan perilaku negatif. Ada beberapa contoh psikoterapi yaitu psikoterapi interpersonal dan sosial ritme yang berfokus pada perbaikan hubungan interpersonal, pengaturan pola tidur, dan pengaturan rutinitas hidup. Kedua ada terapi keluarga yang melibatkan keluarga dalam proses memberi dukungan dan mengurangi stres. Psikoterapi ketiga ada terapi berbasis dukungan yang berfokus untuk mendapatkan jaringan dukungan sosial dan meningkatkan kemampuan koping(usaha untuk melindungi diri) dalam tantangan sehari-hari. Pengobatan bipolar yang lain dapat dengan cara membawa pengidap ke rumah sakit, manajemen krisis, dana gaya hidup sehat, serta dapat dengan cara pengobatan herbal.

Menurut data WHO (2016), 60 juta orang terkena bipolar. Penelitian mengungkapkan tingkat prevalensi seumur hidup sebesar 1,0% untuk bipolar I, 1,1% untuk bipolar II, dan 2,4% untuk bipolar ambang (didefinisikan sebagai memiliki riwayat dari 2 episode hipomanik sub-ambang seumur hidupnya). Bipolar ambang diurutan ketiga dengan prevalensi 59,5%. NCS-R menunjukkan onset dari bipolar I berada pada usia 18, bipolar II berada pada usia 20, dan usia 22 untuk gangguan bipolar tanpa gejala klinis. The Early Development Stages of Psychopathology Study (EDSP) juga menunjukkan onset yang lebih muda. Rerata usia onset pada 14,8 tahun, mania 15,4 tahun, dan depresi mayor 17,9 tahun.

Gangguan mental bipolar adalah gangguan episodik dan tidak dapat terprediksi. Tentunya gangguan Bipolar dapat sangat berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, jika kita mengalami bipolar kita harus konsultasi dengan orang terdekat yang bisa membingbing kita atau kita dapat berkonsultasi dengan profesional kesehatan yaitu psikolog dan psikiater.

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 20 March 2021
Pandemi Covid-19, Jakarta Fair Terkena Imbasnya
BERITA LAINNYA - 11 March 2021
Sosialisasi Ujian Sekolah 2021
BERITA LAINNYA - 20 March 2021
Jogja Istimewa
BERITA LAINNYA - 20 March 2021
Peninggalan Budaya yang Menarik di Kota Apel
BERITA LAINNYA - 20 March 2021
Uniknya Budaya Kota Hujan
BERITA LAINNYA - 14 August 2023
Pelantikan Majelis Perwakilan Kelas, Periode 2023...
BERITA LAINNYA - 17 August 2023
Upacara Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan ke...
Upacara Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan ke...
BERITA LAINNYA - 18 August 2023
19 Siswa SMAK PENABUR Harapan Indah, penerima Anu...
19 Siswa SMAK PENABUR Harapan Indah, penerima Anu...
BERITA LAINNYA - 18 August 2023
Daily Inspiration, 18 Agustus 2023
Daily Inspiration, 18 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 20 August 2023
Daily REMINDER, Minggu 20 Agustus 2023
Daily REMINDER, Minggu 20 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 08 March 2024
“BUMI Tere Liye”
BERITA LAINNYA - 09 March 2024
Resensi Buku Cerita Rakyat Nusantara 1
Resensi Buku Cerita Rakyat Nusantara 1 
BERITA LAINNYA - 10 March 2024
“CINDERELLA” sebuah Resensi..
“CINDERELLA” sebuah Resensi..
BERITA LAINNYA - 31 March 2024
Hari Kebangkitan Yesus Kristus.
Hari Kebangkitan Yesus Kristus.
BERITA LAINNYA - 11 March 2024
“DIALOG RINDU”, sebuah Resensi
“DIALOG RINDU”, sebuah Resensi
BERITA LAINNYA - 24 August 2024
Menempatkan Tuhan di Tempat Pertama
BERITA LAINNYA - 01 September 2024
Leadership Camp, 2024
Leadership Camp, 2024
BERITA LAINNYA - 25 August 2024
Hidup dalam Kehadiran-Nya
Hidup dalam Kehadiran-Nya
BERITA LAINNYA - 26 August 2024
Mengatasi Segala Rintangan dengan Iman
Mengatasi Segala Rintangan dengan Iman
BERITA LAINNYA - 27 August 2024
Damai Sejahtera di Tengah Badai (1)
Damai Sejahtera di Tengah Badai
BERITA LAINNYA - 03 January 2025
HE NEVER CHANGE
BERITA LAINNYA - 10 January 2025
Trust In The Lord
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 17 January 2025
Reflect God’s Love Through Action and Words
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 24 January 2025
Reduce Our Anxiety By HIM
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 31 January 2025
Working For The Lord
Daily Reminder

Choose Your School

GO