MEMBANTU MELALUI APLIKASI
BERITA LAINNYA - 29 October 2021
MEMBANTU MELALUI APLIKASI
Lisa Anastasya/A2/18
Halo, nama saya Lisa Anastasya dari kelas XI MIPA 2. Saya akan membagikan pengalaman saya dalam mengikuti CSP (Community Social Project) dari hari Senin (27/09/21) hingga Rabu (29/09/22).
Sebelumnya, mari kita berkenalan dulu dengan CSP. CSP merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan oleh SMAK PENABUR Kota Tangerang dalam rangka membantu sesama. Kegiatan ini didasarkan pada visi SMAK PENABUR Kota Tangerang “Menjadi sekolah Kristen yang unggul dalam iman, prestasi, dan kepedulian”. Biasanya, kegiatan ini dilakukan secara luring. Namun, karena pandemi COVID-19, kegiatan ini dilakukan di rumah saja. Biasanya kalau secara luring, kegiatan ini dilakukan di tempat umum seperti panti asuhan, rumah sakit, toko, dan lain-lain. Kalau secara daring, saya memilih untuk melakukan kegiatan yang menggunakan aplikasi seperti Quora, Whatsapp, dan Brainly.
Pada hari pertama, saya menerjemahkan jawaban Quora berbahasa Inggris. Ada tiga jawaban yang saya terjemahkan yaitu jawaban dari Daryoush Jamkhu, dengan pertanyaan “What is wrong with our society today? (Apa yang salah dengan masyarakat kita saat ini?),” jawaban dari Serena Hunt, dengan pertanyaan “What do you think of generation Z? (Apa pendapatmu mengenai gen Z?)”, dan jawaban dari Kay Asi, dengan pertanyaan “What is an unpopular opinion you hold? (Apa saja opini tidak umum yang kamu miliki?)”. Kalian bisa membaca terjemahan saya pada akun Quora saya, Lisa Anastasya.
Mari kita berkenalan dengan aplikasi buatan Adam D’Angelo dan Charlie Cheever ini. Quora merupakan aplikasi tanya-jawab yang diluncurkan secara global pada tahun 2010. Dalam aplikasi ini, kita bisa memberikan pertanyaan dan jawaban. Jawaban di sini harus didukung oleh argumen dan bukti yang kuat serta menggunakan bahasa yang baku. Saya sering menjawab pertanyaan dan membaca jawaban Quorawan/Quorawati lain untuk meningkatkan keterampilan menulis saya.
Pada hari kedua, saya melakukan kegiatan yang berbeda, yaitu mengajar teman saya. Sebenarnya tidak dapat dikatakan mengajar juga, karena saya hanya mengisi soal latihan milik saudari saya. Sebenarnya, saat itu saya ingin sekali melakukan Zoom meeting dengannya, tetapi keterbatasan kuota membuat saya berpikir dua kali. Saya takut kalau kegiatan CSP ini malah merugikannya. Lalu saya mencari alternatif lain, dengan melakukan video call via Whatsapp. Saya baru sadar bahwa Whatsapp tidak memliki fitur share screen yang akan menyulitkan saya ketika melakukan pengajaran. Oleh karena itu, saya membatalkan rencana itu dan menyuruh saudari saya untuk mengirimkan latihan soalnya saja. Ia meminta saya untuk mengisi latihan soal PAT IPS karena besok hari ia akan mengikuti PAT.
Pada hari ketiga alias hari terakhir, saya melakukan kegiatan yang ringan-ringan saja, yaitu menjawab pertanyaan di Brainly. Brainly merupakan aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan mata pelajaran sekolah. Pada hari ketiga ini saya menjawab berbagai pertanyaan dari mata pelajaran yang berbeda, seperti matematika, PPKN, dan bahasa Indonesia. Syukurlah, hampir semua jawaban saya dijadikan jawaban terbaik. Sebernarnya, saya sudah menjadi penjawab yang aktif sejak 2019 lalu, tapi karena kesibukan sekolah saya harus hiatus di aplikasi ini selama setahun. Pada akhirnya, CSP mempertemukan kami kembali. Saya semakin banyak menjawab pertanyaan, kira-kira ada sepuluh pertanyaan yang saya jawab setiap harinya.
Tiba di akhir cerita, saya akan memberikan kesimpulan dari kegiatan CSP ini. Kegiatan CSP sebenarnya bukan sesuatu yang asing, karena sebelumnya saya sudah dua kali melakukan kegiatan ini. Inti dari kegiatan CSP ini adalah membantu sesama, meskipun terbatas secara ruang dan waktu. CSP kali ini sangat bermakna bagi saya dalam mengartikan arti ‘membantu’ itu sendiri. Membantu tidak perlu melalui hal-hal rumit, seperti memberikan sembako dan lain-lain. Dengan menerjemahkan konten, kita bisa membantu teman-teman kita yang tidak terlalu paham bahasa Inggris. Dengan mengajar teman, kita bisa berbagi ilmu. Ada satu pepatah yang diucapkan ayah saya “Ilmu kalau dibagi tidak akan habis karena ilmu itu tetap menjadi milikmu, berbeda dengan uang yang akan menjadi milik orang lain”. Dengan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan mata pelajaran, kita bisa membantu teman-teman yang kesulitan memahami pelajaran selama pandemi ini.
Intinya, bantulah orang lain sesuai dengan kemampuanmu sendiri. Bakat kita merupakan sumber penghiburan dan pengetahuan bagi orang lain. Semangat untuk kalian semua, semoga artikel ini menginspirasi untuk kalian yang mau berdampak bagi sesama.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur