Semoga Tuhan senantiasa menyertai pelayanan Bapak...
Read Moreakarta,bpkpenabur.or.id, Vanessa Shania lahir di ...
Read MoreSaat ini pandemi belum berakhir dan tahun ajaran baru sudah dimulai. Hal ini menyebabkan banyak sekolah yang kemungkinan menerapkan pembelajaran jarah jauh atau bersekolah dari rumah. Bagi para siswa yang belajar di rumah tentu merasakan banyak perbedaan. Bahkan tak sedikit dari mereka yang mengalami hambatan dari gawai, kuota hingga sinyal yang digunakan untuk terus terhubung dengan guru.
Bahkan untuk kendala teknis ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) tengah berjuang untuk memperbaiki infrastruktur teknologi informasi (TI) di beberapa daerah yang termasuk blank spot. Hal itu dilakukan guna membantu anak-anak untuk kembali belajar di rumah. Lalu bagaimana dengan kurikulum yang biasanya memiliki capaian tertentu? Menurut Plt Dirjen Pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah, Kemendikbud tengah berjuang memperbaiki sistem pembelajaran jarak jauh mulai dari pengajar hingga kurikulum.
Bagaimana kurikulum selama pandemi?
Kurikulum selama pandemi akhirnya ditentukan oleh Kemendikbud setelah sebelumnya hanya diserahkan kepada sekolah dan guru. Pemerintah meminta sekolah untuk mengidentifikasi materi esensial dari kompetensi dasar pada kurikulum. Dan hanya 20% guru yang melakukan arahan ini. Maka untuk tahun ajaran baru yang dimulai 13 Juli 2020, Kemendikbud melalui pusat kurikulum menyiapkan kompetensi dasar (KD) yang tidak berat bagi guru untuk melaksanakan pengajaran. Misalnya untuk kelas 3 SD terdapat 26 KD, setelah dipilih yang paling esensial menjadi 16 KD.
Selain itu, Kemendikbud juga telah menyiapkan modul pembelajaran yang dapat dipakai siswa secara mandiri. Memang tidak sama dengan buku pelajaran, tapi ini lebih mudah. Selain modul, ada media video yang disiapkan untuk pelajaran yang membutuhkan praktek secara langsung. Video tersebut dapat langsung diakses di website atau Youtube.
Selain kurikulum, kesehatan peserta didik juga menjadi perhatian penting
Hal terpenting lainnya yang harus diperhatikan adalah kesehatan peserta didik. Yah, kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan menjadi prioritas utama. Agar murid tidak terlalu terbebani dengan tugas-tugas yang berat dan menjadi beban mental, guru-guru membuat kreatifitas sendiri untuk dapat memberikan pengajaran mengenai kehidupan sehari-hari sesuai dengan usia mereka. Misalnya membantu orang tua, menjaga kesehatan selama pandemi, berkebun atau berwirausaha.
Saat memasuki tahun ajaran baru, sekolah dapat mencari cara terbaik untuk sistem belajar anak-anak di rumah. Salah satunya memanfaatkan perpustakaan nasional atau perpustakaan daerah yang bisa dijadikan sebagai sarana untuk memaksimalkan sistem belajar. Anak lebih didekatkan dengan buku, bukan hanya terpaku pada buku pelajaran. Psikolog anak Ibu Anggia Dharmawan mengatakan bahwa memang cukup sulit jika terlalu banyak yang harus dikejar saat pengajaran jarak jauh. Karena cara belajar anak di rumah tidak seefektif ketika mereka belajar di kelas "Kalau belajarnya lambat, tapi target pencapaiannya banyak, kasihan anak ketika ada ulangan". Ibu Anggia juga menjelaskan bahwa tantangan bagi guru saat ini adalah menemukan metode pengajaran yang tepat bagi anak, sehingga metode belajar dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengganggu kesehatan mental anak.
Baca Juga: Tips Meningkatkan Konsentrasi Anak Saat Belajar Online
Meskipun banyak kesulitan dalam suasana pembelajaran di tahun ajaran baru ini, bukan berarti kita menjadi patah semangat. Sebaliknya kita harus lebih bersemangat menyambut tahun ajaran baru di tengah pandemi ini. Semoga upaya pemerintah dalam mengoptimalkan pendidikan bisa berjalan dengan baik.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG