Semoga Tuhan senantiasa menyertai pelayanan Bapak...
Read Moreakarta,bpkpenabur.or.id, Vanessa Shania lahir di ...
Read MoreJika melihat optimisme dalam masalah pendidikan sejatinya tidak akan pernah tuntas karena dunia ini terus berubah, dan setiap perubahan selalu melahirkan tantangan yang berbeda. Oleh karena itu, arah pendidikan pun harus fleksibel dan siap untuk disesuaikan. Bangsa Indonesia pun harus memiliki sistem yang secara cepat mampu menyesuaikan terhadap perubahan-perubahan. Dalam membangun sistem yang baik atau sistem yang adaptif maka yang diperlukan adalah fondasi yang kuat, karena fondasi yang kuat akan mampu mengontrol sekaligus mengefektifkan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan untuk merespon tuntutan perubahan yang terjadi.
Guru Penggerak dan Merdeka Belajar Menurut pakarnya
Pandemi COVID-19 justru memaksa dunia pendidikan di Indonesia senyatanya memahami kebijakan yang sebelumnya menuai pro dan kontra, akankah Merdeka Belajar dan Guru Penggerak memiliki tugas berat dalam menuntaskan masalah pendidikan. Pendidikan adalah gambaran kualitas bangsa sebagai manusia yang berdaulat, bermartabat, terhormat, dan mampu berkompetisi serta bersaing secara global. Merdeka belajar dan guru penggerak bukanlah suatu yang baru dalam dunia pendidikan di Indonesia, sudah sejak lama konsep tersebut seolah menjadi tidak asing dalam pendidikan kita. Namun, selalu menjadi tantangan nyata bagi pendidikan Indonesia sejak masa lalu, sekarang dan dalam beberapa tahun ke depan. Akankah pendidikan Indonesia akan terus memiliki persoalan yang sulit diurai?
Menurut seorang psikolog yang berhasil mempublikasikan bukunya pada tahun 1069 berjudul "Freedom to learn" Pada pengantar buku tersebut, ketika lima puluh tahun lalu ia mengatakan “Sekolah kita umumnya sangat tradisional, konservatif, birokratis, dan resisten terhadap perubahan. Satu cara yang harus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda ini adalah melalui kemerdekaan belajar”.
Sebelumnya juga pada tahun 1962 Everett M. Rogers menulis buku berjudul "Diffusion Of Innovation" dimana pada buku tersebut memuat satu bab tersendiri tentang penggerak atau agen perubahan yakni, "Di masa kini, guru yang apa adanya tidak lagi bisa membanggakan diri, karena guru hebat lah yang bisa diandalkan untuk memenuhi tuntutan zaman yang melahirkan disrupsi diberbagai bidang. Tetap semangat dan jadilah selalu guru penggerak".
Menyoal kemerdekaan belajar, sejak lahir manusia sudah memiliki empat hal fitrah dalam belajar yakni; memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (intellectual curiosity). Memiliki daya imajinasi kreativitas yang tinggi (Creative imagination). Memiliki kemampuan berpikir untuk menemukan suatu pengetahuan (art of discovery and invention). Memiliki akhlak mulia (noble attitude) terhadap proses penemuan ilmu. Mengutip dari John Maxwell seorang penulis terkenal, ketika semua sukses dan gagal tergantung pada pembelajaran, namun sayangnya pembelajaran belum merdeka dan belum memerdekakan.
Selanjutnya Sandy MacGregor dalam bukunya "Piece Of Mind” menyatakan anak-anak usia 5 tahun memperoleh lebih banyak data dan fakta dari pada mahasiswa selama lima tahun kuliah di perguruan tinggi karena anak-anak mendapatkan kemerdekaan dalam tumbuh kembangnya. Mereka menikmatinya dan sangat senang melakukannya, sementara banyak mahasiswa mengalami stress dalam perkuliahannya. Kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yakni jangan selalu dipelopori atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan tetapi biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri.
Peran Penting Guru Penggerak di Era 4.0
Guru penggerak adalah guru yang mempunyai sikap keteladanan dan keikhlasan terlebih dahulu, baru kemudian sebagai fasilitator dalam mengajarkan yang kreatif, efektif, dan menyenangkan. Artinya menjadi guru penggerak harus menjadi teladan bagi siswa, menjadi orang tua yang selalu membimbing anaknya, menjadi problem solver dalam setiap sumbatan pengetahuan dan wacana bagi orang-orang di sekitarnya.
Nilai esensial lainnya yang harus tertanam pada seorang guru penggerak adalah berfikir, berdzikir, beramal sholeh, serta mengabdi kepada masyarakat. Kemudian sebagai guru penggerak, dia bukan sekedar mengajarkan keilmuan tertentu, tapi dia juga harus dapat menjadi instrumen perekat nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme, cinta tanah air, nilai religiusitas dan spiritualitas.
Itulah beberapa pendapat dari para pakar pendidikan tentang Merdeka Belajar dan Guru Penggerak dalam menghadapi era otomasi. Di mulai sekarang, sebuah makna dari guru penggerak dalam era 4.0 guru harus mulai mengubah paradigmanya yakni lebih berfikir kritis, terbuka, bekerja profesional dan ikhlas, juga harus berkembang untuk menjadi guru yang hebat. Karena di masa kini, guru yang apa adanya tidak lagi bisa membanggakan diri, karena guru hebat yang bisa diandalkan untuk memenuhi tuntutan zaman yang melahirkan disrupsi diberbagai bidang. Maka dari itu, tetap semangat dan jadilah guru penggerak hebat.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG