Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read MoreSetiap anak umumnya mempunyai banyak pertanyaan tentang apa yang mereka lihat dan fenomena-fenomena yang ada di sekitar mereka. Pertanyaan-pertanyaan yang selalu menuntut jawaban terbaik agar berujung pada pengetahuan baru. Kemudian beranjak besar, anak akan memperlihatkan minatnya pada sesuatu dan mengucapkan kata cita-cita. Sebagai orang tua pastinya akan menyambut kata itu dengan suka cita, ada yang sambil bertanya apa alasannya, ada pula yang antusias membuat beragam rencana untuk mendukung proses tercapainya mimpi sedari kecil tersebut.
Yah, hal paling utama yang selalu dipikirkan oleh orang tua adalah pendidikan. Demi mewujudkan mimpi anak dalam menggapai cita-citanya, orang tua pun memilihkan tempat-tempat yang dirasa sesuai dan mampu membentuk karakter, memunculkan bakat baru, hingga menanamkan pengetahuan baru yang mencerdaskan. Semua ingin kebutuhan pendidikan anaknya terpenuhi. Semua ingin anak mendapatkan pendidikan yang layak. Dan semua ingin anak selalu bahagia dalam belajar.
Tapi apakah Anda tahu bahwa memilih dan menitipkan anak ke sekolah terbaik itu bukan cara satu-satunya? Sebenarnya ada hal penting dan justru yang paling utama dipahami, yakni pendidikan di rumah. Meskipun memang saat ini semua anak proses belajarnya terpusat di rumah, namun sebelum pandemi pun pendidikan di rumah juga sangat dibutuhkan. Nah, kali ini kita akan membahas bagaimana rumah bisa menjadi salah satu tempat terbaik yang menyenangkan, dan nyaman untuk proses belajar anak.
Sehingga orang tua pun tak perlu khawatir kalau-kalau anak tidak dapat mewujudkan mimpi-mimpinya. Pembahasan ini juga sangat cocok bagi orang tua yang bingung bagaimana membantu anak belajar di rumah selama pandemi, dan ingin mengetahui metode belajar seperti apa yang tepat agar anak tidak ketinggalan pelajaran dan tetap mampu mengasah bakat serta keterampilannya.
Apa itu pendidikan kontekstual?
Pernahkah Anda mendengar tentang pendidikan kontekstual? Bagi banyak pemikir dan tokoh-tokoh pendidikan kontekstual adalah metode pendidikan yang paling tepat diterapkan kepada anak-anak. Pemikiran ini lahir dari tokoh pendidikan klasik asal Amerika Serikat yakni, John Dewey. Pada intinya pendidikan kontekstual adalah cara untuk membuat seorang anak merasa baik dalam belajar, ketika apa yang dipelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Seperti yang sudah disebutkan di awal paragraf bahwa setiap anak lahir dengan banyak pertanyaan dan harus dijawab dengan sebaik-baiknya. Nah, jawaban itu bisa menjadi salah satu proses belajar sang anak.
Bagaimana menerapkan pendidikan kontekstual di rumah?
Belajar adalah sebuah usaha dan kegiatan intelektual yang bertujuan untuk membangkitkan ide-ide, pemikiran, sudut pandang, juga menghasilkan suatu inovasi, yang melalui proses introspeksi. Itulah mengapa, dalam belajar harus selalu ada waktu khusus untuk evaluasi agar anak bisa menganalisis kekurangan dan suatu pemecahan masalah yang dirasa belum tepat. Jika kita sudah satu pemikiran terkait apa itu belajar, selanjutnya adalah memahami strategi yang bisa dilakukan dalam pembelajaran kontekstual. Hal ini penting dipahami oleh semua orang tua di rumah.
Pertama adalah hubungan
Cobalah membuat hubungan pada anak, agar ia dapat mempelajari sesuatu hal yang berhubungan dengan kehidupannya sehari-hari. Misalnya, ia harus paham jika ibu atau ayah sedang menggoreng makanan, ia tidak boleh berada di dekatnya. Pemahaman itu didapat dari penjelasan yang rasional dan sesuai dengan teori sains.
Kedua adalah pengalaman
Seorang anak harus belajar dari pengalamannya, agar ia dapat dengan cepat menganalisis masalah, dapat introspeksi, dan memperbaiki apa yang kurang tepat. Misalnya belajar dengan pengalaman berkebun. Biar kan ia melakukan apa yang membuatnya penasaran, jika apa yang dilakukan gagal, barulah ia akan bertanya dan berharap mendapatkan jawaban yang dapat membuatnya belajar untuk tidak mengulang kembali kegagalannya tersebut.
Ketiga adalah mengajukan ide
Strategi ini sangat penting dilakukan karena akan membuat anak menjadi percaya diri dengan pemikiran dan juga ide yang dimiliki setelah mempelajari banyak hal. Terlepas dari sudah tepat atau belum idenya, mendengarkan dan menanggapi gagasan dari anak adalah hal yang sangat wajib dilakukan. Selanjutnya Anda bertugas menjadi teman berdiskusinya. Jika idenya masih belum matang, bantulah dia mematangkan idenya dan bantulah merealisasikan agar anak semakin percaya diri.
Keempat adalah bekerja sama
Sebagai guru di rumah, Anda berperan selayaknya partner dalam memecahkan permasalahan. Misalnya anak sedang senang mempelajari matematika, maka ajaklah ia mempelajari objek-objek yang ada di rumah, yang dapat dikaitkan dengan hitungan-hitungan dalam matematika. Kemudian berperanlah sebagai partnernya untuk mendapatkan hasil yang tepat.
Baca Juga: Belajar #DirumahAja: 5 Langkah untuk Mendukung Proyek Pembelajaran Otentik pada Anak
Ada beberapa karakteristik yang perlu Anda pahami pada pembelajaran kontekstual yaitu saling menunjang, kerjasama, menyenangkan dan tidak boleh membosankan, menciptakan pembelajaran yang bergairah sehingga membuat anak aktif, kritis dan orang tua harus kreatif. Pembelajaran kontekstual tak hanya setelah anak masuk sekolah terbaik saja, melainkan saat di rumah dan dimanapun orang tua atau guru bisa menerapkannya.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG