Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read MorePengetahuan (knowledge) mungkin bisa dengan mudah dieksplor melalui buku bahkan di internet, namun tidak dengan sejumlah keterampilan yang perlu dibentuk melalui pengalaman. Sehingga, selain fokus pada nilai akademis, orang tua dan guru juga dinilai perlu mengembangkan sejumlah kemampuan yang diperlukan di abad 21 dalam diri anak. Salah satu kemampuan yang diperlukan anak untuk membantunya meraih kesuksesan di masa depan adalah kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah.
Sikap kritis ditunjukan saat anak mampu untuk melihat persoalan secara lebih kompleks untuk kemudian melakukan berbagai pendekatan dalam mencari solusi. Itu sebabnya anak juga perlu belajar untuk dapat melakukan refleksi, analisa dan solusi sebagai jalan untuk keluar dari permasalahan. Berikut ini langkah orang tua untuk mendukung anak memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik.
1. Memberikan kesempatan anak berbuat salah
Perlu disadari, dalam hal ini orang tua sedang mengajarkan anak untuk terampil dalam hidup (life skil), bukan sedang menciptakan manusia super tanpa kesalahan. Jadi, beri kesempatan pada anak untuk melakukan kesalahan dan dorong untuk memecahkan masalahnya sendiri. Setelah anak mengutarakan solusi, terima dahulu pemikirannya, setelah itu bersama-sama dengan anak untuk mengatasinya.
2. Latih dengan permainan
Tak harus menunggu sampai anak berbuat kesalahan. Kemampuan memecahkan masalah juga dapat dilatih melalui permainan edukatif. Yah, gunakan metode permainan agar lebih mengasyikan dan membuat anak tidak merasa tertuntut dan tertekan dalam menerima pembelajaran tersebut. Orang tua perlu memahami kemampuan anak sesuai usianya agar metode pembelajaran dan pola asuh bisa sesuai dengan perkembangan anak.
3. Menjadi contoh
Orang tua adalah model perilaku bagi anak-anak, termasuk dalam hal memecahkan masalah. Apabila orang tua selalu menunjukan reaksi marah dengan suara keras serta mengumpat saat menghadapi masalah, maka anak akan belajar melakukan hal yang sama dalam menghadapi masalahnya. Maka, orang tua juga perlu belajar untuk menunjukan perilaku baik dalam menghadapi masalah agar dapat ditiru anak.
4. Komunikasi dua arah
Jalinlah komunikasi dua arah yang baik antara orang tua dan anak. Keterampilan komunikasi yang dimiliki orang tua dapat memperlancar tujuan pembelajaran pada anak. komunikasi bukan hanya sekedar memberikan instruksi bagi anak, tetapi juga harus terampil memberikan feedback secara asertif, serta terampil mengkomunikasikan dukungan positif bagi pembentukan perilaku anak.
5. Selesaikan dengan berbicara
Sering mengajak anak berkomunikasi dua arah secara tidak langsung juga membiasakan anak untuk menyelesaikan masalah dengan berbicara. Berikan pemahaman pada anak tentang bagaimana menyelesaikan masalah yang baik. Tidak perlu ada agresi fisik seperti memukul, atau bahkan mencubit. Tunjukan bahwa penyelesaian masalah bisa dilakukan dengan dialog. Cara ini mungkin akan terdengar sulit dilakukan anak balita, namun balita akan mampu melakukannya jika ada dukungan dari orang tua.
Baca Juga: Mengetahui Tahap Perkembangan Sosial Emosional pada Anak Usia Sekolah
Demikian cara mendidik anak agar ia dapat memecahkan masalahnya. Dengan cara mendidik yang benar anak-anak akan belajar sendiri mencari solusi yang tepat. Hal ini juga bisa diterapkan para guru dalam mendidik anak didiknya terutama pada saat masa-masa PAUD.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG