Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read MoreSudah menjadi hal yang lumrah, sejak duduk dibangku sekolah dasar seringkali sekolah menetapkan skala penilaian standar yang melacak bagaimana pertumbuhan dan kemampuan anak selama di sekolah. Sering kali nilai atau peringkat anak yang rendah membuat orang tua khawatir bagaimana masa depan anak, terlebih lagi nilai peringkat banyak digunakan sebagai metode untuk mengukur apa yang anak capai selama masa pendidikan. Akan tetapi, benarkah nilai dan peringkat anak di sekolah yang menentukan kecerdasan anak? Untuk mengetahui jawabannya, mari simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
1.Nilai tidak selalu mencerminkan kemampuan anak di sekolah
Anak mungkin mengetahui materi pelajaran yang tercakup di kelas, tetapi ia masih tidak dapat menerjemahkannya ke dalam ujian. Keadaan mental dan emosional anak adalah faktor yang kuat. Secara biologis, emosi manusia memiliki kecenderungan untuk mengambil alih situasi tertentu. Ini membuat gagasan bahwa keadaan anak pada saat tersebut dapat mengesampingkan kecerdasannya.
Jika anak menjadi stres atau cemas, otaknya akan melakukan ribuan hal selain menyelesaikan ujian yang rumit. Jadi, jangan heran jika anak berkinerja buruk dalam ujian, hal ini bisa disebabkan karena ia yang terlalu stres untuk fokus.
2.Nilai tidak menggambarkan pemahaman anak
Jika anak belajar untuk menghafal materi untuk ujian, maka anak bisa berhasil untuk mengikuti ujian itu, Namun, menghafal pelajaran bukan berarti anak telah mempelajari materinya. Beberapa ujian yang didasarkan pada teori hafalan, membuat seorang anak hanya menumpahkan teori tanpa banyak konteks atau kebutuhan untuk pemecahan masalah yang lebih dalam. Tentunya pendekatan ini tidak akurat untuk mengukur kemampuan anak. Oleh karena itu nilai tidak cukup efektif dalam mengukur pemahaman. Karena anak perlu terlibat dan tertantang untuk memecahkan masalah dengan cara baru. Hal inilah yang tidak sering diterjemahkan ke dalam cara penilaian standar.
3.Nilai tidak selalu dapat mengukur kekuatan anak
Sebagai manusia, anak dan siapapun lebih dari sekedar angka di halaman. Masing-masing memiliki keragaman yang luar biasa dari kekuatan dan bakat yang berbeda. Kemampuan yang biasanya diukur dengan nilai hanya mencakup rentang tertentu. Kecerdasan pada nilai atau peringkat akademik anak hanyalah salah satu dari banyak variabel yang akan mempengaruhi nilainya. peringkat tidak dapat menilai suatu yang dinamis, seperti kecerdasan manusia. Tidak ada nilai yang bisa memberikan gambaran yang tepat tentang perpaduan unik dari kemampuan, bakat etos kerja, kreativitas, keterampilan kepemimpinan anak, serta bagaimana sifat-sifat itu saling mempengaruhi kehidupannya.
Mengandalkan nilai dan peringkat untuk menentukan kecerdasan anak dapat membuatnya kehilangan peluang besar. Misalnya, anak dengan latar belakang pendidikan yang lemah, tidak sengaja menemukan bakatnya yang besar di bidang musik. Namun karena pemahaman orang tua yang kurang tepat, meminta anak untuk meninggalkan hobinya di bidang musik untuk serius belajar. Hal ini bisa membuat anak kehilangan peluang besar menjadi musisi, produser, pemain orkestra, dan lain-lain.
4.Ada berbagai jenis kecerdasan
Seorang fisikawan, ahli sejarah, dan seniman, memiliki kecerdasan masing-masing dalam dirinya sendiri. Jika diukur berdasarkan keahlian Mama sendiri, Mama mungkin terlihat biasa-biasa saja ketika menilai makalah mereka. Dengan cara yang sama, siapapun tidak dapat bisa secara efektif untuk memperhitungkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan anak. Nilai tidak mampu mengenali kecerdasan unik yang dimiliki oleh seorang anak.
5.Kecerdasan masih bisa berubah
Banyak yang mengatakan bahwa kecerdasan tidak akan pernah berubah, karena kapasitas manusia sebagian besar akan tetap sama sepanjang hidupnya. Namun, ada banyak ahli yang percaya bahwa kemungkinan itu bisa berubah seiring waktu. Bahkan ada sebuah gagasan yang dikenal sebagai Teori Kecerdasan Inkremental yang menyatakan bahwa kecerdasan sebenarnya dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui pelatihan. Anak yang menerima teori ini lebih cenderung menerima tantangan, gigih, dan belajar dari kesalahan masa lalu dibandingkan dengan anak yang percaya bahwa kecerdasan itu statis dan tidak berubah. Dengan melatih pikiran anak dari waktu ke waktu, anda dapat meningkatkan kecerdasan anak dan membentuk harapan.
Baca Juga: Pentingnya Peran Guru dalam Mengarahkan Minat dan Bakat Siswa
Itu dia jawaban yang tepat bahwa nilai atau peringkat anak di sekolah tidak dapat menentukan kecerdasan anak. Dilansir dari laman Everyday power, tak ada satu sistem pun yang dapat mendefinisikan kecerdasan anak secara keseluruhan. Namun, sebagai orang tua kita wajib memasukan anak di sekolah terbaik agar anak cerdas dan berprestasi.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG