Semoga Tuhan senantiasa menyertai pelayanan Bapak...
Read Moreakarta,bpkpenabur.or.id, Vanessa Shania lahir di ...
Read MoreSebagai orang tua tentunya ingin anaknya memiliki kedisiplinan dimana pun, baik di sekolah maupun di rumah. Memang tidak mudah mengajarkan anak untuk disiplin terlebih di usianya yang masih balita. Namun, memang ada baiknya mengajarkan disiplin pada anak bisa diterapkan sejak lahir agar terbiasa.
Kurangnya pemahaman parenting, terkadang membuat orang tua melakukan kesalahan dalam mengajarkan kedisiplinan. Misalnya mereka tidak sadar sudah mengatakan "tidak" kepada anak. Padahal kata tersebut merupakan kesalahan dalam mendisiplinkan anak. Oleh karena itu, sebaiknya pahami terlebih dahulu kesalahan-kesalahan berikut ini dalam menerapkan kedisiplinan.
1.Berkata negatif
Perlu anda ketahui ketika orang tua sering berkata negatif seperti 'tidak' atau 'jangan' kepada anak, bisa membuat anak kebal dan tidak memiliki pengaruh apa-apa padanya. Terkadang kita sering melarang anak berbuat sesuatu tanpa memberi tahu apa yang seharusnya mereka lakukan. Jadi, ada baiknya hindari ucapan-ucapan tersebut atau membahayakan, dan sebaiknya fokus pada memberitahu anak bagaimana ia sebaiknya berperilaku.
Misalnya, ketimbang berkata "jangan telat pulang sekolah lagi yah, ibu tidak suka", coba katakan pada anak "Kalau sudah waktunya pulang sekolah dan tidak ada kegiatan lagi, langsung pulang ke rumah yah, ibu khawatir". Cara ini dianggap ampuh dan lebih baik karena bisa mendorong anak untuk lebih disiplin.
2.Terlalu banyak aturan
Sejalan dengan kesalahan sebelumnya, memberikan terlalu banyak aturan seperti 'jangan', 'jangan itu', 'gak boleh', 'harus', bukanlah hal yang baik untuk anak. Berikan anak kesempatan untuk berpikir dan memutuskan perilaku yang baik untuk dirinya.
Oleh karena itu, buatlah beberapa aturan dan fokuskan pada yang penting. Karena intinya tugas orang tua untuk mengarahkan anak ke perilaku yang baik. Nah, dalam membuat aturan pun jangan lupa untuk melibatkan anak anda. Sehingga anda maupun anak saling bersepakat, konsisten, dan disiplin dalam menjalankan aturan.
Selain itu, melibatkan anak juga bisa memberikan kesempatan kepadanya untuk menyuarakan pendapat. Tidak masalah jika anda tidak setuju dengan pendapatnya, akan tetapi dengarkan dan hargai dulu pendapat anak sehingga mereka bisa lebih terbuka.
3.Berteriak-teriak atau membentak
Kesalahan ini sering kali dilakukan orang tua tanpa sengaja. Sengaja atau tidak sengaja hal ini tetap salah. Karena cara ini tidak membantu anak menjadi lebih disiplin. Sebaliknya, meneriaki atau membentak anak membuat pesan apapun yag anda sampaikan dengan tujuan disiplin tidak akan dipahami.
Perlu diketahui, bahwa hal itu juga bisa mengganggu psikologis anak. Pasalnya, ketika anda membentak anak, ia justru diselimuti rasa takut dan rasa sakit hati, sehingga anak akan berpikir bahwa orang tuanya tega memarahinya seperti itu. Hal lainnya juga bisa berdampak buruk bagi psikologis anak dalam jangka panjang. Menurut penelitian, membentak anak dapat beresiko anak mengalami gangguan perilaku dan depresi akibat trauma masa kecil.
4.Menyerah dalam menghentikan perilaku buruk
Pernahkah anda melihat seorang anak yang merengek meminta sesuatu kepada orang tuanya? Agar anaknya tidak merengek lagi, orang tuanya lantas mewujudkan keinginan anaknya tersebut. Padahal sebenarnya orang tua enggan untuk memberikannya. Alasannya biar orang tua tidak pusing atau anaknya tidak merengek-rengek lagi.
Tapi, tahukah anda bahwa menyerah ketika anak tantrum mungkin bisa memperbaiki keadaan saat itu, namun bisa berdampak negatif pada perkembangan psikologis anak. Karena kemungkinan besar anak akan belajar bahwa dengan merengek, ia bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.
5.Menggunakan teknik disiplin yang sama untuk semua anak
Meskipun saudara kandung atau bahkan saudara kembar, mereka tetaplah seorang anak. Maksudnya antara anak adalah individu yang berbeda-beda, tidak bisa disamakan meski ia saudara kandung sekalipun. Sehingga, menggunakan teknik disiplin yang sama untuk semua anak sering kali tidak berhasil.
Oleh karena itu anda perlu mengenali karakteristik setiap anak dan bagaimana ia bereaksi dalam situasi yang sama. Perhatikan saja, meski situasinya sama, reaksi dan tindakan setiap anak akan berbeda. Misalnya, si sulung bisa diajarkan disiplin hanya melalui perkataan, maka belum tentu pada si bungsu. Bisa jadi ia perlu diberi konsekuensi dulu baru bisa disiplin.
Perlakuan berbeda pada masing-masing anak bukan berarti anda tidak konsisten. Semuanya tergantung kebutuhan dan respon anak anda.
Baca Juga: Yuk, Disiplinkan Anak Melalui Metode Time-Out
Jadi, perlu diingat yah bahwa mendisiplinkan anak tidak berarti hanya dalam hal perilaku atau perbuatannya. Tapi, juga disiplin dalam belajar. Sering kali anak kurang disiplin dalam belajar karena merasa materinya sulit atau membosankan. Akan tetapi hal itu bisa dihindari jika kita rutin mengajarinya secara disiplin.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG