Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read MoreSudah pasti menjadi hal wajib bagi orang tua untuk selalu memantau perkembangan anak. Terlebih bagi mereka yang masih duduk di jenjang awal pendidikan. Selain aspek kognitif yakni berkaitan dengan nilai pelajaran sekolah, orang tua juga harus memahami pentingnya mengasah soft skill anak, salah satunya menabung.
Perlu digaris bawahi bahwa aturan mengelola keuangan bagi setiap keluarga tidaklah sama. Artinya tidak ada aturan baku, semua dikembalikan kepada kondisi ekonomi masing-masing keluarga. Akan tetapi mengajari anak menabung sejak dini menjadi sebuah hal yang sangat positif. Kenapa? Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter anak yang memiliki sifat cermat dan bisa mengenali kebutuhannya sendiri dimasa depan. Lalu bagaimana memulai mengajari anak menabung sejak dini? Berikut penjelasan lengkapnya.
1.Menetapkan batasan uang saku
Di tiap keluarga pastinya jumlah uang yang diberikan orang tua tidak sama. Tetapi orang tua bisa memberikan pemahaman bahwa uang saku yang diberikan tidak untuk dihabiskan dalam 1 hari. Misal, ketika orang tua memberikan uang saku sebesar Rp 15.000 per harinya, orang tua bisa menjelaskan uang yang diberikan tersebut hanya boleh dipakai Rp 10.000 saja. Untuk Rp 5.000 sisanya dimasukan ke dalam wadah atau celengan yang sudah disiapkan untuk menabung. Berikan pemahaman manfaat menabung jika anak merengek meminta tambahan uang saku.
2.Menjelaskan manfaat menabung
Masih berkaitan dengan poin pertama, orang tua sebisa mungkin menjelaskan manfaat menabung yang bisa dirasakan oleh anak. Orang tua bisa memberi tahu bahwa jika dengan menabung bisa membantu meringankan orang tua ketika anak ingin membeli sesuatu yang baru. Tentunya penjelasan tentang manfaat menabung juga harus disertakan dengan rencana keuangan anak yang akan dibahas pada poin berikutnya.
3.Ajarkan membuat rencana keuangan yang sederhana
Di poin ketiga ini orang tua bisa membantu membuat rencana keuangan untuk anak dari uang tabungannya. Misal, dalam jangka waktu 3 bulan ke depan, anak ingin membeli mainan seharga Rp 300.000. Jika anak mampu menabung Rp 5.000 per harinya, artinya sebulan bisa mengumpulkan kurang lebih Rp 100.000 dengan catatan (sabtu dan minggu tidak diberikan uang saku). Berarti, anak bisa mencapai tujuan untuk membeli mainan tersebut dalam waktu 3 bulan. Rencana keuangan ini juga bisa orang tua ajarkan untuk jangka waktu yang lebih lama juga.
4.Memberikan penghargaan pada anak
Saat akhir pekan tak ada salahnya meminta bantuan anak untuk melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci piring atau bahkan mencuci kendaraan. Setelah selesai, orang tua bisa memberikan penghargaan. Tidak harus dalam bentuk uang untuk menambah semangatnya untuk menabung, orang tua juga bisa memberikan celengan baru atau bahkan buku tabungan di bank yang khusus diberikan untuk anak.
5.Membuka buku tabungan anak di bank
Membuat buku tabungan anak di bank bisa menjadi pilihan hadiah untuk anak. Orang tua bisa memberikan hadiah spesial untuk anak jika mereka sudah semangat untuk menabung atau membantu pekerjaan rumah. Bahkan tidak ada salahnya jika orang tua langsung mengajak si anak untuk ikut mengetahui proses membuka rekening tabungan di bank. Dengan begitu diharapkan anak semakin tumbuh termotivasinya untuk menabung.
Baca Juga: 5 Tips Dalam Membantu Anak Agar Sukses di Sekolah Menengah Pertama
Nah, itulah beberapa cara mengajarkan anak menabung di usia sekolah. Bagaimana? Apakah Anda ingin menerapkan atau bahkan sudah menerapkannya. Setelah tugas kita sebagai orang tua menyekolahkan anak di sekolah terbaik, kita juga harus mengajarkan anak menabung agar lebih cermat dan hemat. Sehingga kebiasaan ini akan ia bawa hingga dewasa nanti
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR