P5 "Pendahuluan Tentang Makanan Indonesia" oleh Kelompok 3 kelas X-1

BERITA LAINNYA - 04 December 2023

MAKANAN KHAS BALI

1. Nasi Campur Bali

5 Rekomendasi Nasi Campur Terpopuler di Bali

Nasi Bali memiliki beragam variasi salah satunya yang paling dikenal dengan sebutan nasi Jinggo, tak ada catatan sejarah terkait asal mula nasi Jinggo, dan hanya diwariskan dari mulut ke mulut. Dalam bahasa Hokkien, Jeng go berarti seribu lima ratus. Jika direlasikan sebelum krisis moneter tahun 1997, nasi Jinggo dijual per porsi seharga Rp1.500 jadi dari situlah makanan ini dinamakan nasi Jenggo atau Jinggo.

2. Sate Lilit

Sate lilit - Wikipedia

Sate lilit awalnya berasal dari Klungkung, salah satu kabupaten di Bali. Menurut sejarah, sate lilit merupakan makanan yang disajikan saat ada upacara keagamaan atau pesta keluarga di Bali. Sate lilit biasanya dibuat oleh para pria di banjar (kelompok masyarakat) dengan cara yang unik dan cepat. Sate lilit biasa dibuat untuk sesaji atau persembahan ketika mengadakan upacara keagamaan atau acara besar sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada dewa.

3. Ayam Betutu

Resep Pembaca: Resep Ayam Betutu Gilimanuk yang Pedas Gurih Berempah

Sejarah Ayam Betutu pertama bermula pada tahun 1976, dari olahan tangan, Ni Wayan Tempeh atau Men Tempeh yang berasal dari wilayah Abiansi, kota Gianyar. Kemudian, bersama dengan suaminya yang bernama I Nyoman Suratna yang berasal dari Bangli, Ni Wayan Tempeh mendirikan warung Ayam Betutu. Nama Betutu sendiri berasal dari kata be dan tunu, Be artinya daging, dan tunu artinya bakar. Jadi secara harfiah adalah daging yang dibakar. Kuliner ini secara tradisional pada dasarnya merupakan ayam bakar yang dilabur dengan bumbu khas Bali yang bernama base genep lalu di panggang di api sekam. Rasa awal masakan ini bercita rasa manis yang berasal dari Pulau Jawa, dikarenakan Islam pada saat itu sudah menyebar luas di Pulau Jawa. Akhirnya, dibawalah masakan tersebut ke Pulau Bali. Namun setelah dibawa ke daerah Pulau Bali, cita rasa masakkan Ayam Betutu tersebut berubah menjadi pedas yang dihasilkan dari bumbu khas pulau bali. Dan sampai sekarang masakan tersebut masih dipertahankan oleh masyarakat pulau bali dan menjadi masakan khas Pulau Bali.

4. Babi Guling

Babi Guling: Warisan Budaya Tak Benda Unesco Dari Bali

Babi guling atau babi putar adalah sejenis makanan yang terbuat dari anak babi betina atau jantan yang perutnya diisikan dengan bumbu dan sayuran seperti daun ketela pohon lalu dipanggang sambil diputar-putar (diguling-gulingkan) sampai matang dengan ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi kecoklatan dan renyah.Bahan dasar dari babi guling adalah anak babi yang perutnya diisi dengan base genep (bumbu rangkap) yang terdiri dari : bawang merah, bawang putih, kencur, jahe, isen, kunir, cabai rawit, gula aren, garam, terasi, daun salam dan sedikit asam. Tercatat ada beberapa jenis babi purba yang hidup di nusantara sejak ribuan tahun lalu. Bahkan di prasasti masa Hindu-Budha mencatat bahwa babi termasuk daging yang sering dikonsumsi.

5. Lawar

Resep Lawar Bali | Endeus.TV

Lawar adalah masakan berupa campuran sayur-sayuran dan daging cincang yang dibumbui secara merata yang berasal dari Bali. Makanan ini lazim disajikan dalam rumah tangga di Bali atau dijual secara luas di rumah-rumah makan dengan sebutan lawar Bali. Penamaannya bervariasi, biasanya berdasarkan jenis daging yang digunakan atau jenis sayurannya. Bila yang digunakan daging babi maka lawar yang dihasilkan disebut lawar babi, demikian juga bila yang digunakan sayur nangka, maka lawarnya diberi nama lawar nangka. Ada juga pemberian namanya berdasarkan warna lawarnya yaitu lawar merah bila warna lawarnya merah, lawar putih bila warna lawarnya putih 

 

Filosofi apa yang melatarbelakangi terciptanya makanan dari daerah tersebut.

1. Nasi campur terbuat dari beragam macam bahan dan dimakan bersama-sama, melambangkan kebersamaan dalam perbedaan.

2. Filosofi sate lilit : Sate lilit memiliki filosofi yakni menyimbolkan masyarakat Bali yang selalu bersatu. Selain itu, sate lilit juga menjadi simbol kejantanan pria. Sebab sate lilit sejak dulu hanya boleh dikerjakan oleh para kaum pria. Mulai dari meracik adonan hingga proses membakar juga hanya boleh dilakukan kaum pria. Jika seorang pria tidak bisa membuat sate lilit, maka akan dipertanyakan kejantanannya.

3. Betutu tak lain merupakan simbol dan perwujudan dari dharma atau kesucian. Ayam betutu menjadi elemen kunci dalam upacara adat dan ritual keagamaan di Bali, berperan sebagai simbol dalam perayaan keagamaan yang telah ada selama berabad-abad di pulau ini.

4.Umat Hindu di Bali menggunakan daging babi guling sebagai bahan sesaji atau sarana upacara. Karena, babi guling melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Namun, karena adanya perkembangan zaman, pertambahan penduduk, dan kebutuhan pangan yang semakin meningkat, babi guling pun mulai menjadi konsumsi masyarakat. Orang-orang juga menganggap babi guling sebagai pangan berkomoditas tinggi. Babi guling dimaknai sebagai simbol memohon berkah, bermakna pembawa kemakmuran, dan juga sebagai salah satu wujud syukur kepada Tuhan.

5. Filosofi lawar: Orang Bali mengatakan bahwa Lawar merupakan makanan yang memiliki simbol sebagai keharmonisan dan keseimbangan. Darah berwarna merah melambangkan Dewa Brahmana, Kelapa berwarna putih melambangkan dewa Iswara, terasi berwarna hitam melambangkan Dewa Wisnu. Bahan-bahan pembuatnya mewakili keharmonisan dan keseimbangan itu. Ada parutan kelapa (putih, simbol Dewa Iswara di timur); darah (merah, simbol Dewa Brahma di selatan); bumbu-bumbu (kuning, simbol Dewa Mahadewa di barat); dan terasi (hitam, simbol Dewa Wisnu di utara). Keempat arah mata angin tersebut melambangkan keseimbangan. Campuran dari bahan yang ada dicampur asinnya garam, pahitnya buah limo, pedasnya bumbu Bali, amisnya darah, asamnya buah asam, dan bau busuk dari terasi diracik menjadi satu akan rasa lawar yang nikmat.

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

MADING - 29 July 2023
Semangat - Menjadi Kudus
MADING - 30 July 2023
Semangat - Orang yang Bersemangat
Semangat - Orang yang Bersemangat
MADING - 17 August 2023
Kemerdekaan - Bangkitlah karena Kristus telah mem...
Kemerdekaan - Bangkitlah karena Kristus telah mem...
MADING - 17 August 2023
Kemerdekaan - Menjadi dewasa
Kemerdekaan - Menjadi dewasa
MADING - 17 August 2023
Kemerdekaan - Merdeka dari dosa
Kemerdekaan - Merdeka dari dosa
MADING - 17 August 2023
Kemerdekaan - Menjadi Manusia Merdeka
MADING - 17 August 2023
Kemerdekaan - Kristus telah Memerdekakan Kita
Kemerdekaan - Kristus telah Memerdekakan Kita
MADING - 17 August 2023
Kemerdekaan - Pengorbanan dalam Pertempuran
Kemerdekaan - Pengorbanan dalam Pertempuran
MADING - 17 August 2023
Kemerdekaan - Hak Kemerdekaan
Kemerdekaan - Hak Kemerdekaan
MADING - 17 August 2023
Kemerdekaan - Berdiri Teguh
Kemerdekaan - Berdiri Teguh
MADING - 16 September 2023
Sukacita - Rasa Syukur kepada Tuhan
MADING - 17 September 2023
Sukacita - Kekuatan orang Benar
Sukacita - Kekuatan orang Benar
MADING - 18 September 2023
Sukacita - Melewati masa tersulit
Sukacita - Melewati masa tersulit
MADING - 19 September 2023
Sukacita - Jalan Kehidupan
Sukacita - Jalan Kehidupan
MADING - 29 September 2023
Sukacita - Apa itu Sukacita ?
Sukacita - Apa itu Sukacita ?
MADING - 26 October 2023
Shaping Tomorrow with Etiquette: Rise Above the N...
MADING - 26 October 2023
Unlocking Success: The Power of Etiquette in Educ...
Unlocking Success: The Power of Etiquette in Educ...
MADING - 26 October 2023
Discover Your Best Self: The Transformative Power...
Discover Your Best Self: The Transformative Power...
MADING - 27 October 2023
Embracing Diverse Families: Building Love Amidst ...
Embracing Diverse Families: Building Love Amidst ...
MADING - 27 October 2023
"Finding Strength in Imperfections: Your Family's...
"Finding Strength in Imperfections: Your Family's...
MADING - 29 March 2024
Bullying
MADING - 29 March 2024
No Crown Without Cross (1)
No Crown Without Cross
MADING - 29 March 2024
No Crown Without Cross (2)
No Crown Without Cross
MADING - 29 March 2024
DOES LOVE DEMAND AN UNENDING BATTLE AND PATIENCE?
DOES LOVE DEMAND AN UNENDING BATTLE AND PATIENCE?
MADING - 29 March 2024
No Crown Without Cross (3)
No Crown Without Cross

Choose Your School

GO