Teacher Reflection - Cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata
ARTIKEL - 15 August 2023
Cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata
Penulis : Pdt Hendro S. Lumbanraja, M.Pd.
( Kepala SMAK 7 PENABUR Jakarta )
Ayat: Yakobus 1:19
Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah
Refleksi Singkat:
Di orang batak dikenal istilah ‘raja parhata’. Artinya orang yang pandai berbicara dan bertugas sebagai mewakili keluarga yang beracara, berbicara kepada keluarga yang datang atau juga keluarga besan. Orang batak yang punya gelar raja parhata biasanya sangat dihargai atau paling tidak dikagumi karena kepandaiannya itu. Yang menarik adalah, walau ada istilah raja parhata, tapi tidak ada gelar bagi orang yang pandai dalam mendengar atau raja parbege.
Firman Tuhan yang menjadi dasar perenungan hari ini berkata, setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Artinya setiap kita harus lebih mengutamakan keahlian dalam mendengar daripada berkata-kata. Mengapa demikian? Karena setiap orang harus mampu berbuat dan bertingkah laku yang sesuai dengan firman Tuhan. Untuk itu, kemampuan untuk mendengar Firman Tuhan menjadi sangat penting. Kemampuan untuk Mendengar dan menyimak firman Tuhan, yang saat itu lebih banyak diajarkan secara lisan daripada tulisan, adalah hal yang utama agar umat dapat memahami kehendak Tuhan untuk dilakukan dalam hidupnya. Karena itu, baik bagi umat untuk sedikit berbicara agar ia lebih banyak mendengar dan melakukan firman Tuhan. Di samping itu, jika umat banyak yang suka banyak berbicara akan menimbulkan perbantahan di antara mereka yang membangkit-bangkitkan amarah.
Sahabat carpe diem yang dikasihi Tuhan. Kita, orang batak, memang dikenal sebagai orang yang pandai berbicara. Oleh karena itu banyak orang batak yang berprofesi sebagai guru, pengacara, hakim, dll. Kemampuan berbicara seperti itu menjadi hal yang berguna dan membuat kita menjadi produktif. Namun, seperti yang dikatakan oleh firman Tuhan hari ini, jangan kita lupa bahwa lebih penting lagi agar kita pandai dalam mendengar, yaitu mendengar firman Tuhan. Sehingga kita bisa memahami kehendak Allah melalui telinga dan hati yang mau dengar-dengaran dengan Firman Tuhan. Ketika kita memahami kehendak Tuhan, kita akhirnya dapat menjadi pelaku firman Tuhan, termasuk melalui perkataan yang kita sampaikan kepada orang lain. Khususnya dalam profesi yang menuntut kemampuan untuk berbicara. Dengan demikian isi dari apa yang kita katakan berdasar kepada kehendak Tuhan, dana pa yang kita kerjakan pun adalah kehendak Tuhan.
Berbahagialah setiap kita yang dianugerahi karunia untuk berbicara. Namun akan lebih bebahagia lagi jika kita lebih pandai lagi dalam mendengar. Amin.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur