Temui Kombucha hingga Aplikasi Modulab di Festival STEAM 2025, Cek Tanggalnya
General - 19 March 2025
PENABUR Intercultural Secondary and Junior College Tanjung Duren Menggelar Festival STEAM di Emporium Pluit Mall, Jakarta pada 17-23 Maret 2025. Mengusung tema “Dream. Discover. Design.”, para peserta didik kelas 7-12 diajak untuk berani bermimpi, mengeksplorasi potensi yang dimiliki, dan mampu menciptakan solusi kreatif dari berbagai permasalahan sehari-hari.
Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics alias STEAM sudah diterapkan dalam pembelajaran di Penabur Intercultural Secondary and Junior College Tanjung Duren sejak 2022. Festival ini digelar pertama kali pada tahun 2023 yang kemudian menjadi agenda rutin tahunan.
“STEAM Festival digelar dan melibatkan seluruh peserta didik. Untuk kelas 7-11 merupakan wadah bagi peserta mengeksplorasi dan melakukan penelitian sekaligus berkompetisi. Kemudian, bagi peserta didik kelas 12, research project yang dipamerkan di Emporium Pluit Mall merupakan final project mereka yang juga menjadi syarat kelulusan.” ujar Kepala PENABUR Intercultural Secondary and Junior College Tanjung Duren, Mahadewi Asih Puspitaningtyas dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa, 18 Maret 2025.
Beatrice Joanna Wu dan Jeszichow Hourencia Tjong, peserta didik kelas 12 Penabur Intercultural Secondary and Junior College Tanjung Duren yang memamerkan hasil karya mereka menjelaskan bagaimana memanfaatkan bakteri dan sampah organik agar berguna bagi manusia.
Pertama, keduanya membuat Kombucha teh fermentasi yang kadar probiotiknya cukup tinggi dengan memasukan bakteri scoby ke dalam teh hitam yang memakan gula. Kemudian, setelah itu ditambahkan kulit apel sehingga rasanya seperti cuka apel.
Proyek yang jauh berbeda dipamerkan oleh tim Shemayah Zophar dan Russell Ericson membuat proyek “Modulab” yaitu sebuah aplikasi komposisi musik dan desain suara sederhana yang dirancang untuk pemula. Keduanya menciptakan aplikasi komposisi musik dan desain suara.
"Jadi, kita buat synthesizer yang berfungsi memodifikasi dan mengubah suara berdasarkan arus listrik yang mengalir. Kami menciptakan proyek ini karena kami sendiri adalah musisi dan ingin mencoba membuat karya musik sendiri, namun sayangnya aplikasi online saat ini sangat sulit digunakan, jadi kami membuat aplikasi yang mempermudah pemula dalam menciptakan musik.” jelas Russel.
Shemayah menuturkan proyek STEAM telah dilakukan sejak Agustus 2024, berangkat dari ide, melakukan survei, persiapan, melakukan perancangan pada Desember 2024, hingga di bulan Maret 2025 produk mereka jadi.
“Kesulitan yang dihadapi dalam proses pembuatan dikarenakan kami yang terlalu berambisi untuk semua fitur di aplikasi dapat dijadikan produk fisik. Namun, karena kurangnya pengalaman kami pun menyederhanakan fitur yang ada di aplikasi kami.” ungkap Shemayah.
Selama proses pembuatan proyek STEAM yang dilakukan peserta didik baik individu maupun, guru-guru melakukan pendampingan, membimbing peserta didik melalui tahapan pengembangan proyek mulai dari mengidentifikasi masalah di lingkungan sekitar hingga merancang solusi yang aplikatif. Permasalahan yang dipilih tentunya sesuai dengan minat masing-masing peserta didik.
“Kami berharap bagi para peserta didik yang mengembangkan proyek STEAM untuk terus berinovasi, lakukan eksplorasi ide, dan jadikan setiap tantangan yang dihadapi sebagai kesempatan untuk belajar. Jangan takut bermimpi besar dan temukan solusi kreatif melalui STEAM,” pesan Mahadewi.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur