Menghasilkan Karya Seni dengan Bahan Alami, Siapa Takut?
General - 15 October 2024
Menjaga lingkungan alam menjadi tantangan besar bagi umat manusia yang berharap tetap hidup sejahtera di bumi. Sayangnya masih banyak yang belum sadar bahwa penggunaan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat membahayakan lingkungan.
Beranjak dari keprihatinan tersebut, SDK 4 PENABUR dalam rangka pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) mengangkat tema Go Green bagi siswa-siswi kelas 1. Mereka berkreasi membuat batik dengan bahan pewarna alami pada selasa (8/10).
Elizabeth Jerika, guru kelas 1 SDK 4 PENABUR menjelaskan bahwa tema Go Green dipilih karena sangat diminati siswa, selain itu banyak aspek yang bisa digali dan dipelajari didalamnya.
“Berkaca dari kegiatan P5 SDK 4 PENABUR tahun lalu (TA 2023/2024), kegiatan P5 telah sukses dilaksanakan dengan tema daur ulang sampah plastik, maka dari itu tahun ini kami ingin melanjutkan tema Go Green dengan mengeksplorasi bahan alami yaitu daun dan bunga.” ungkap Elizabeth.
Dalam kegiatan P5 kali ini, siswa diberikan pemahaman dan pengalaman tentang pemanfaatan potensi lokal berbagai daun yang ada di lingkungan sekolah untuk pewarnaan alami pada pembuatan batik ecoprint ramah lingkungan. Selain membuat produk akhir yaitu batik ecoprint dengan teknik pounding, siswa juga diajak berdiskusi bersama, bermain games, menonton video edukasi lingkungan, dan mempersiapkan tarian bertema lingkungan sebagai penampilan dalam kegiatan “gebyar P5”.
Proses Pembuatan Batik Ecoprint
Membuat batik ecoprint cukup mudah, sehingga cocok dipilih sebagai kegiatan siswa kelas kecil. Alat yang dibutuhkan pun sederhana dan mudah ditemukan dimana saja. Cukup menyiapkan daun atau bunga, kain, lem, plastik, dan pemukul.
Pada kegiatan di SDK 4 PENABUR, setiap siswa diberi kebebasan untuk membuat karya batik ecoprint dari daun. Ada siswa menggabungkan 2 macam daun secara tersusun untuk memperkaya hasil karya ataupun memadukan daun dan bunga. Rata-rata para siswa menggunakan daun katuk, singkong, serta bayam merah.
Pengalaman Pertama
Olivia Gabriella Situmorang, siswa kelas 1 yang mengambil program nasional di SDK 4 PENABUR merasa senang dengan kegiatan ini, “Aman untuk anak-anak karena menggunakan bahan alami sekaligus menjaga lingkungan.” tuturnya.
Pada pengalaman pertama membuat ecoprint, Olivia nampak serius dalam proses pengerjaannya. Dengan teliti Ia mengikuti langkah-langkah yang diberikan oleh guru. Bagi Olivia tahapan yang paling seru adalah saat menempelkan daun dan bunga ke atas kain.
Rekannya, Marcellus Aaron Sumantri, siswa kelas 1 yang mengambil program bilingual di SDK 4 PENABUR, juga mengungkapkan kegembiraannya melakukan proses ecoprint. “Kegiatan yang paling menarik buat saya itu saat pukul-pukul daun supaya warnanya keluar.”
Sama seperti Olivia, membuat ecoprint merupakan pengalaman pertama bagi Marcellus. Ia menceritakan bahwa daun pepaya yang digunakan dibawa dari rumah, hasil dari kebun temannya.
Jerika menjelaskan bahwa anak-anak diberikan kebebasan untuk membuat ecoprint sesuai desain yang mereka inginkan. “Mereka juga sudah menulis kartu komitmen di pertemuan lalu, dengan demikian hasil batik ecoprint yang dikerjakan sangat orisinil, indah dan rapi.” paparnya.
Tindak Lanjut
Setelah pengalaman pertama membuat ecoprint, siswa kembali akan membuat batik ecoprint dengan alat dan bahan yang lebih lengkap lagi, dan hasilnya dipamerkan kepada orang tua siswa dalam kegiatan “Gebyar P5” di akhir semester ganjil.
Melalui kegiatan ini, Jerika berharap siswa menjadi semakin kreatif, sabar, tekun, pantang menyerah, dan mencintai budaya Indonesia terutama batik ecoprint. Selain itu, siswa bisa lebih mengenal bahan-bahan alami yang dapat digunakan untuk membuat karya seni, salah satunya kerajinan membatik.
Jerika berpesan agar siswa-siswi harus selalu ingat bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan alam dan budaya. Maka dari itu, kita harus menjaga kekayaan budaya dan kelestarian alam. Salah satu contoh yang bisa dilakukan adalah membuat batik ecoprint.
“Mari kita melestarikan budaya dan alam Indonesia dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat.” tegas Jerika.
Tahapan Pembuatan Batik Ecoprint
Bagi yang ingin mencoba membuat batik ecoprint, setelah menyiapkan alat dan bahannya bisa mengikuti tahapan berikut:
- Siapkan daun atau bunga yang memiliki sari warna yang kuat
- Letakkan daun atau bunga tersebut pada kain
- Tutup dengan plastik
- Pukul-pukul daun atau bunga sampai warna keluar
- Angkat daun dari kain
- Keringkan kain dan selanjutnya ecoprint bisa dikreasikan sesuai keinginan
Kelas Nasional dan Bilingual
SDK 4 PENABUR merupakan salah satu sekolah di bawah naungan BPK PENABUR Jakarta berbasis kurikulum merdeka yang memiliki kelas dengan program nasional dan bilingual, mengedepankan pembelajaran abad 21 yakni Critical thinking, Creativity, Collaboration, Communication.
Program nasional merupakan kelas yang dibuka bagi siswa dalam bahasa Indonesia dengan mengedepankan pendidikan unggul berbasis nilai-nilai Kristiani. Sejalan dengan hal tersebut, kelas program bilingual mengajak peserta didik berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris secara khusus dalam mata pelajaran IPA dan Matematika.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program dan kegiatan menarik di SDK PENABUR Jakarta dapat berkunjung langsung ke Jalan Tarum Barat Blok KK Cipinang Indah, RT.18/RW.3, Pondok Bambu, Kec. Duren Sawit, Jakarta Timur 13430 atau klik tautan berikut ini https://psbjakarta.bpkpenabur.or.id/ .
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur