Kasih Mengalahkan Segalanya
BERITA LAINNYA - 02 February 2021
Kasih Mengalahkan Segalanya
Orang bilang cinta itu buta. Dulu gue bertanya-tanya kenapa cinta itu buta. Apakah cinta itu bisa membuat orang menutup mata melihat keadaan orang lain yang dia cintai? Atau apa maksudnya cinta itu bisa benar-benar membuat mata orang buta?
Gue teringat akan hakikat manusia yang memang sudah pasti berdosa. Ada seseorang yang tetap memandang manusia yang hina itu tetap terlihat baik, yaitu Tuhan Yesus. Alasannya jelas tertulis dalam Yoh 3:16. Dalam hal ini gue bukan bermaksud memaksa orang untuk mencintai orang lain sebesar Tuhan Yesus mengasihi manusia, melainkan gue mau ajak kita melihat alasan Tuhan Yesus sampai Dia rela mati di kayu salib untuk menebus manusia dari dosa dan kita bisa belajar untuk melakukannya dalam kehidupan kita. Mungkin kalau Tuhan Yesus itu egois, Dia bisa saja melihat manusia yang selalu berbuat dosa tanpa menyadari betapa besar kasihNya kepada manusia sehingga membuat Dia tidak mau berkorban bagi manusia berdosa. Ibaratnya, manusia tidak tahu diri. Sudah dikasihi dengan kasih yang sangat besar, tetapi manusia tidak sadar ada Tuhan Yesus yang memiliki kasih yang sangat besar kepadanya sehingga manusia tetap melakukan dosa. But you know what? KasihNya mengalahkan segalanya. KasihNya mengalahkan rasa egoisNya. KasihNya mengalahkan hati yang akhirnya tetap mau berkorban meskipun manusia terus melakukan dosa.
Sebenarnya dalam hubungan kita dengan orang yang kita kasihi, kita bisa belajar untuk menerapkan prinsip mengasihi seperti yang Tuhan Yesus lakukan untuk manusia. Mungkin orang yang berpikiran negatif akan mencibir kita bahwa kita dibutakan oleh cinta. Cibiran-cibiran seperti “Serius lo mau terima dia? Dia kan begini. Dia kan begitu.” “Cinta itu buta, bro. Jangan-jangan kambing dibedakin juga lo mau.” “Lo masih mau maafin dia? Dia kan udah begini begitu.” akan terdengar di telinga kita. Namun jika dilihat dari sudut pandang yang positif, itulah cara kita belajar mengasihi orang yang kita kasihi meskipun memiliki banyak kekurangan. Sekarang bagaimana dengan pasangan lo? Apa dia sempurna? Seberapa besar kesalahan yang dia lakukan atau dulu pernah lakukan?
Kalau pertanyaan di atas sudah dijawab, muncul pertanyaan berikutnya. Apakah lo mengasihi dia? Seberapa besar lo mengasihi dia? Tetapi jangan bandingkan seperti besarnya kasih Tuhan Yesus untuk manusia ya. Maksud gue nanya itu adalah besarnya kasih yang lo miliki itu sudah bisa mengalahkan rasa kesal atau benci yang lo rasakan nggak? Memang sewajarnya lo kesal. Memang sewajarnya lo benci. Mungkin dia nggak layak juga untuk mendapatkan lo yang lo piker lebih sempurna dari dia. Tetapi kalau lo mau belajar cara Tuhan Yesus mengasihi, harusnya rasa kasih yang lo miliki ke dia bisa mengalahkan semua rasa kesal dan benci itu, sehingga dia pantas dan layak untuk mendapatkan kasih syang lo.
Nah, buat lo yang sedang galau apa mau menerima dia atau enggak jadi kekasih, hal di atas tentu jangan juga membuat lo menutup mata ya. Tetap harus berpikir rasional dan realistis tentang keadaan si dia. Kalau menurut lo, lo bisa rendah hati dan sanggup mengasihi orang yang seperti itu, ajak dia sama-sama belajar mengasihi supaya bisa saling menguatkan di tengah-tengah banyaknya kekurangan yang ada. Buat lo yang udah jadian, yuk praktikkan sama-sama cara mengasihi seperti ini. Ya mungkin susah, tetapi namanya juga belajar. Kalau memang serius dan benar-benar mengasihi, pasti bisa. Sebisa mungkin kita berusaha agar memiliki kasih seperti Tuhan Yesus. (Septian Bonardo-Guru Bahasa Inggris)
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur