Generasi alpha merupakan anak – anak yang dilahirkan oleh generasi milenial. Istilah ini dikemukakan oleh Mark Mc Crindle melalui tulisan di majalah Business Insider (Christina Sterbenz, 2015). Generasi alpha (2011 – 2025) generasi yang paling akrab dengan teknologi digital dan generasi yang diklaim paling cerdas dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Generasi alpha menginginkan hal-hal yang instan dan kurang menghargai proses, kurang bersosialisasi, dan bersikap individualis. Keasyikan mereka dengan gadget membuat mereka teralienasi secara sosial. Kecanggihan teknologi sekarang ini telah menjadi sasaran dan sumber belajar bagi sang buah hati, bahkan dengan adanya internet memudahkan sang anak melihat berbagai hal baru, sehingga teknologi dapat meningkatkan kreativitas si kecil. Namun, apakah dengan kecanggihan teknologi yang ada dapat menjawab semua kebutuhan anak yang ada dalam hal ini kebutuhan psikologis anak?
Dalam proses tumbuh kembang anak akan timbul kebutuhan-kebutuhan pada diri anak yang harus dipenuhi. Adapun kebutuhan-kebutuhan tersebut salah satunya adalah kebutuhan psikologis. Kebutuhan tersebut mutlak diperlukan, bahkan memegang peranan penting. Maka dari itu peran orangtua tidak dapat dikesampingkan bahkan tergantikan oleh perkembangan zaman. Dalam sebuah studi yang melibatkan lebih dari 10.000 siswa, orang tua, guru dan administrator, periset di North Carolina State University, Universitas Brigham Young dan University of California, menemukan bahwa orang tua dapat membuat anak mereka lebih mungkin untuk sukses di sekolah dan kehidupan dengan rutin terlibat dalam pekerjaan rumah mereka dan menghadiri acara sekolah.
Melihat pentingnya akan kebutuhan pembekalan kepada orangtua siswa dan kerja sama yang baik dengan pihak sekolah berdasarkan fenomena yang ada pada saat ini, maka dari itu kami pihak sekolah SD BPK PENABUR Cianjur akan melaksanakan kegiatan seminar parenting yang bertemakan “We Can Do It”
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG
