PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI Z

BERITA LAINNYA - 06 April 2025

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI Z

XI MIPA 2: Adrian Adaya Pangestu / 1

Divani Evangeline Hutama / 9 Sharon Victoria Pattinama / 34

 

Media sosial menjadi salah satu platform terbesar manusia saling berkomunikasi. tidak sampai disitu media sosial menawarkan banyak keuntungan, mulai dari hiburan, pelajaran, bahkan sebagai lapangan pekerjaan. Berdasarkan riset, Indonesia menduduki peringkat kedua  sebagai pengguna media sosial terbesar di dunia. Menurut studi Pew Research Center, 95% Generasi Z menggunakan platform media sosial. Platform-platform tersebut memberikan ruang bagi individu untuk mengekspresikan diri dan membentuk identitas dirinya. Media sosial dikaitkan dengan peningkatan harga diri dan ekspresi diri, karena individu dapat berbagi pemikiran dan pendapat mereka dengan khalayak yang lebih luas.

Tentu saja dapat diasumsikan bahwa media sosial memiliki daya ketergantungan yang sangat tinggi mulai dari anak-anak hingga orang tua. Bahayanya apabila media sosial sudah menjadi suatu kecanduan bagi anak-anak. hal ini dikarenakan Munculnya media sosial berdampak signifikan terhadap pembentukan karakter di kalangan Generasi Z. terdapat banyak fenomena yang kemudian menjustifikasi perilaku anak muda  yang sering bermain sosial media antara lain: dikatakan sebagai generasi tunduk, dikatakan sebagai generasi yang memiliki mental yang lemah dan lain sebagainya. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap objek penelitian siswa SMAK Penabur Harapan Indah, rata-rata remaja menghabiskan waktu 3 jam berselancar di sosial media. Selain itu, didukung oleh riset Digital 2023 Global Overview Report



Hal ini dapat menjadi landasan mengapa peneliti setuju bahwa penggunaan media sosial benar mempengaruhi karakter generasi Z. Pernyataan ini tidak semena-mena dilontarkan kepada generasi milenial, hal ini dikarenakan konten-konten yang dikonsumsi oleh pengguna media sosial. konten-konten yang dikonsumsi setiap harinya tentu saja secara tidak langsung mempengaruhi perilaku, pola pikir dan gaya hidup. 

4.3.1 Perilaku 

Perilaku individualisme menjadi salah satu hasil dari adanya penggunaan media sosial. Masyarakat cenderung individual karena segala kebutuhan yang mereka inginkan dapat mereka andalkan melalui media sosial yang serba ada. Selain itu, media sosial dapat dengan membantu menemukan sesuatu yang mereka inginkan dengan mudah dan cepat. Misalnya ketika mereka ingin belanja, cenderung menjadi malas gerak untuk keluar membeli barang secara langsung. Hal ini dikarenakan banyaknya aplikasi belanja online yang telah tersedia di berbagai platform media sosial. Bahkan media sosial seperti Tik Tok dapat digunakan untuk ruang belanja. 

Selain perilaku individual, masyarakat juga dapat menjadi tidak sabaran ketika menghadapi sesuatu dalam waktu yang lama. Sifat media sosial yang lebih cepat dalam memperoleh informasi, selalu menjadi andalan masyarakat. Hal tersebut menjadi salah satu faktor mengapa masyarakat tidak sabaran. Di sisi lain, dunia yang sudah sangat modern ini, secara tidak langsung membuat mereka dituntut untuk dapat beradaptasi dengan cepat. 

Namun, dibalik dari sifat media sosial yang serba cepat, ternyata dapat membuat insecure bagi penggunanya. Mungkin kita melihat bagaimana kerja media sosial bisa dengan mudah menghibur masyarakat luas melalui konten-konten yang mereka unggah. Perlu kita perhatikan juga bahwa, konten yang tersebar di media sosial, terkadang tidak membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik. Misalnya konten yang diunggah seseorang cenderung menampilkan hal atau kehidupan yang sempurna di mata netizen lain. Hal ini dapat membuat insecure terhadap orang yang memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda.

Namun, dampak media sosial terhadap empati masih kurang jelas. Sementara beberapa orang berpendapat bahwa media sosial dapat meningkatkan empati dengan memberikan kesempatan bagi individu untuk terhubung dengan orang lain dan berbagi pengalaman yang lain berpendapat bahwa media sosial dapat menyebabkan penurunan empati karena fokus berlebihan pada presentasi diri. Argumen terakhir ini didukung oleh penelitian bahwa pengguna media sosial berat memiliki skor empati yang lebih rendah dibandingkan yang jarang menggunakan media sosial. 

Dampak media sosial terhadap keterampilan sosial juga masih diperdebatkan. Sementara beberapa orang berpendapat bahwa media sosial dapat meningkatkan keterampilan sosial dengan memberikan kesempatan bagi individu untuk terhubung dengan orang lain dan mempraktikkan interaksi sosial, yang lain berpendapat bahwa media sosial dapat menyebabkan penurunan keterampilan sosial karena penggunaan teknologi yang berlebihan dan berkurangnya interaksi tatap muka. Argumen terakhir ini didukung oleh penelitian yang menemukan bahwa pengguna media sosial berat memiliki skor keterampilan sosial yang lebih rendah dibandingkan mereka yang jarang menggunakan media sosial. 

Dampak media sosial terhadap pemikiran kritis juga menjadi topik diskusi. Meskipun ada yang berpendapat bahwa media sosial dapat mendorong pemikiran kritis dengan memberikan kesempatan bagi individu untuk terlibat dalam perdebatan dan diskusi, ada pula yang berpendapat bahwa media sosial dapat menyebabkan penurunan pemikiran kritis karena konsumsi informasi yang berlebihan dan penyebaran informasi yang salah. Argumen terakhir ini didukung oleh penelitian yang menemukan bahwa pengguna media sosial berat memiliki skor berpikir kritis yang lebih rendah dibandingkan mereka yang jarang menggunakan media sosial.

Dampak media sosial terhadap kesehatan mental juga menjadi topik yang menjadi perhatian para ahli di bidangnya. Meskipun ada yang berpendapat bahwa media sosial dapat meningkatkan kesehatan mental dengan memberikan kesempatan bagi individu untuk terhubung dengan orang lain dan mencari dukungan, ada pula yang berpendapat bahwa media sosial dapat menyebabkan penurunan kesehatan mental karena konsumsi berlebihan konten negatif dan tekanan untuk menampilkan citra yang sempurna. Argumen terakhir ini didukung oleh penelitian yang menemukan bahwa pengguna media sosial berat memiliki tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang lebih jarang menggunakan media sosial.

4.3.2 Gaya Hidup 

Generasi Z adalah generasi yang tumbuh bersama teknologi dan media sosial. Hal ini membuat media sosial menjadi bagian integral dari gaya hidup mereka dan memiliki pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan mereka.

Generasi Z sangat terobsesi dengan penampilan dan citra diri di media sosial. Mereka sering memposting foto dan video yang diedit agar terlihat sempurna, dan mengikuti tren terbaru dalam fashion dan kecantikan. Hal ini dapat menyebabkan tekanan untuk selalu tampil menarik dan mengikuti tren, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan self-esteem mereka. Media sosial digunakan sebagai platform untuk mempromosikan produk dan jasa. Generasi Z sering terpengaruh oleh influencer dan iklan di media sosial, dan mereka cenderung membeli produk yang mereka lihat di media sosial. Hal ini dapat menyebabkan perilaku konsumtif yang berlebihan dan impulsif, dan dapat berdampak negatif pada keuangan mereka.

Terlebih lagi media sosial menjadi platform utama bagi Generasi Z untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman dan keluarga. Mereka sering menggunakan media sosial untuk menjalin hubungan baru, mendapatkan informasi, dan mengikuti berita terkini. Hal ini dapat membantu mereka untuk tetap terhubung dengan orang lain dan merasa terhubung dengan komunitas, namun juga dapat menyebabkan ketergantungan pada media sosial dan kurangnya interaksi sosial di dunia nyata.

Media sosial adalah pedang bermata dua dalam pengembangan karakter Generasi Z. Meskipun hal ini memberikan kesempatan untuk berekspresi diri, menjalin hubungan sosial, dan belajar, hal ini juga dapat menyebabkan dampak negatif seperti penurunan empati, keterampilan sosial, pemikiran kritis, dan kesehatan mental. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menggunakan media sosial secara bertanggung jawab dan bagi masyarakat untuk mengembangkan strategi untuk mengurangi dampak negatifnya.

Literasi digital sangat penting bagi Generasi Z untuk menavigasi dunia media sosial dan menghindar dampak negatif yang dapat datang. Literasi digital memerlukan kemampuan mengevaluasi konten dan informasi online secara kritis dan mempraktikkan penggunaan media sosial yang aman. Sekolah dan orang tua harus memprioritaskan pendidikan literasi digital untuk mempersiapkan Generasi Z menghadapi tantangan dan peluang media sosial yang akan datang. Penggunaan media sosial yang seimbang sangat penting untuk pengembangan karakter Generasi Z. Sedangkan media sosial dapat memberikan kesempatan untuk berekspresi diri, menjalin hubungan sosial.

Kesimpulannya, media sosial mempunyai dampak yang kompleks terhadap pembentukan kepribadian Generasi Z. Meskipun media sosial dapat meningkatkan identitas diri, ekspresi diri, dan hubungan sosial, media sosial juga dapat menyebabkan penurunan empati, keterampilan sosial, pemikiran kritis, dan kesehatan mental. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami dampak media sosial terhadap pengembangan karakter Generasi Z dan untuk mengembangkan strategi untuk mengurangi dampak negatif apa pun.

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 19 May 2020
PELEPASAN SISWA ANGKATAN X
Berita BPK PENABUR Jakarta - 19 August 2021
Countdown AMAZING BENEFIT- 2 Days to go
Countdown AMAZING BENEFIT- 2 Days to go
Berita BPK PENABUR Jakarta - 20 August 2021
Countdown AMAZING BENEFIT- 1 Days to go
Countdown AMAZING BENEFIT- 1 Days to go
Berita BPK PENABUR Jakarta - 21 May 2020
LIBUR Kenaikan Isa Almasih
Berita BPK PENABUR Jakarta - 30 May 2020
Juara I Jurusan MIPA - Tahun 2020 - Kezia Alverta...
BERITA LAINNYA - 13 April 2022
GEJALA GELOMBANG KEHIDUPAN
BERITA LAINNYA - 08 April 2022
Greedy King
Greedy King
BERITA LAINNYA - 09 April 2022
The Day I Released My First Song
The Day I Released My First Song
BERITA LAINNYA - 11 April 2022
Summer Camp
Summer Camp
BERITA LAINNYA - 11 April 2022
Vacation in Bali
Vacation in Bali
BERITA LAINNYA - 09 November 2023
Penerapan Ganjil Genap: Solusi Kemacetan Kota Jak...
BERITA LAINNYA - 07 December 2023
Fenomena Cancel Culture di Era Digital: Benarkah ...
Fenomena Cancel Culture di Era Digital: Benarkah ...
BERITA LAINNYA - 08 December 2023
Kepadatan Penduduk, Musuh Bebuyutan Pulau Jawa
Kepadatan Penduduk, Musuh Bebuyutan Pulau Jawa
BERITA LAINNYA - 09 December 2023
Daily Inspiration, ......
Daily Inspiration, 10 November 2023
BERITA LAINNYA - 10 December 2023
Daily Inspiration,...
Daily Inspiration, 17 November 2023
BERITA LAINNYA - 21 July 2024
Jangan Bersungut-sungut
BERITA LAINNYA - 11 September 2024
Andalkan Tuhan dalam Segala Situasi
Andalkan Tuhan dalam Segala Situasi
BERITA LAINNYA - 22 July 2024
Percaya Pada Waktu Tuhan
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 11 September 2024
Damai Sejahtera di Tengah Badai
Damai Sejahtera di Tengah Badai
BERITA LAINNYA - 23 July 2024
Menjadi seperti Kanak-kanak Yesus
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 16 December 2024
Menghadapi Gejolak Perasaan
BERITA LAINNYA - 19 December 2024
Tuhan Pemulih Hati Yang Patah
Daily Inspiration
BERITA LAINNYA - 20 December 2024
Mempercayakan Hidup Pada Tuhan
Daily Inspiration
BERITA LAINNYA - 31 December 2024
Best Pancasila Proyek (BPP) Semester Ganjil TP: 2...
Best Pancasila Proyek (BPP) Semester Ganjil TP: 2...
BERITA LAINNYA - 25 December 2024
Menyambut Kelahiran Tuhan Dengan Sukacita Sederha...
Daily Inspiration

Choose Your School

GO