Monkeypox di Era Pandemi: Memahami Ancaman Baru Terhadap Kesehatan Masyarakat
BERITA LAINNYA - 18 April 2025
Monkeypox di Era Pandemi:
Memahami Ancaman Baru Terhadap Kesehatan Masyarakat
Samuel Josua Lando Siregar, Nathanael Kenli Untoro
Apa itu monkeypox? Monkeypox adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Pada asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia.
Apa saja gejala monkeypox? Monkeypox dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Sementara beberapa orang memiliki gejala ringan, yang lain mungkin mengalami gejala yang lebih berat dan memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan. Mereka yang berisiko lebih tinggi untuk penyakit yang lebih parah atau komplikasi termasuk orang-orang yang sedang hamil, anak-anak dan orang-orang dengan penyakit kekebalan tubuh. Gejala monkeypox biasanya demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit. Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, melepuh berisi cairan bening, melepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga ribuan. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata. Ruam monkeypox terkadang disalah artikan sebagai sifilis atau herpes. Gejala biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan biasanya sembuh sendiri. Namun pada beberapa individu, dapat menyebabkan komplikasi medis dan kematian. Orang dengan penyakit penurunan kekebalan tubuh kemungkinan berisiko mengalami gejala yang lebih serius. Pengobatan bersifat menghilangkan gejala dan suportif. Siapa pun yang memiliki gejala monkeypox atau yang telah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi monkeypox harus menghubungi atau mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan dan meminta saran tenaga kesehatan.
Bisakah orang sakit berat atau meninggal karena monkeypox? Pada umumnya, gejala monkeypox hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Namun, pada beberapa orang, infeksi dapat menyebabkan komplikasi medis dan bahkan kematian. Bayi baru lahir, anak-anak, dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh berisiko mengalami gejala-gejala lebih serius dan kematian akibat monkeypox. Komplikasi dari monkeypox termasuk infeksi kulit sekunder, pneumonia, gangguan kesadaran, dan masalah mata. Di masa lalu, antara 1% hingga 10% orang dengan monkeypox telah meninggal. Penting untuk dicatat bahwa tingkat kematian disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan. Terkait wabah yang terjadi saat ini, sudah terdapat laporan kasus meninggal di Nigeria dan Republik Afrika Tengah.
Bagaimana monkeypox menyebar dari orang ke orang? Monkeypox menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam monkeypox, termasuk melalui kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual. WHO masih mempelajari tentang berapa lama orang dengan monkeypox dapat menularkan. Untuk situasi saat ini, penderita dapat menularkan sampai sampai semua lesi mereka berkerak, keropeng telah jatuh dan lapisan kulit baru telah terbentuk di bawahnya. Lingkungan dapat terkontaminasi virus monkeypox, misalnya ketika orang yang terinfeksi menyentuh pakaian, tempat tidur, handuk, benda, elektronik, dan permukaan. Orang lain yang menyentuh barang-barang ini kemudian dapat terinfeksi. Dimungkinkan juga untuk terinfeksi karena menghirup serpihan kulit atau virus dari pakaian, tempat tidur, atau handuk. Bisul, lesi, atau luka di mulut dapat menular, artinya virus dapat menyebar melalui kontak langsung dengan mulut, percikan ludah/cairan hidung, dan mungkin melalui aerosol jarak pendek. Kemungkinan mekanisme penularan melalui udara untuk monkeypox belum dipahami dengan baik dan penelitian terus dilakukan. Virus ini juga dapat menyebar dari ibu hamil ke janin melalui kontak dari kulit ke kulit saat melahirkan, atau dari orang tua dengan monkeypox ke bayi atau anak selama kontak erat. Meskipun infeksi tanpa gejala telah dilaporkan, tidak jelas apakah orang tanpa gejala dapat menyebarkan penyakit atau apakah dapat menyebar melalui cairan tubuh lainnya. Potongan DNA dari virus monkeypox telah ditemukan dalam air mani, tetapi belum diketahui apakah infeksi dapat menyebar melalui air mani, cairan vagina, cairan ketuban, ASI atau darah. Penelitian sedang dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang apakah orang dapat menyebarkan monkeypox melalui pertukaran cairan ini selama dan setelah infeksi.
Bagaimana cara monkeypox menular dari hewan ke manusia? Monkeypox dapat menular ke manusia melalui kontak fisik dengan hewan terinfeksi. Biasanya adalah hewan pengerat dan primata. Risiko tertular monkeypox dari hewan dapat diturunkan dengan meminimalisir/menghindari kontak dengan hewan liar, terutama hewan sakit atau mati – termasuk daging dan darahnya. Di negara-negara endemik, makanan yang berisi daging atau bagian tubuh hewan perlu dimasak hingga matang sebelum dimakan.
Apakah monkeypox bisa menular dari manusia ke hewan? Sementara ini belum ada laporan penularan dari manusia ke hewan walaupun risiko penularan tetap ada. Orang yang terkonfirmasi atau suspek monkeypox harus menghindari kontak dekat dengan hewan, termasuk hewan peliharaan (seperti kucing, anjing, hamster, dll.), ternak, dan satwa liar. Orang dengan monkeypox harus sangat waspada di sekitar hewan yang diketahui rentan terhadap virus monkeypox, termasuk hewan pengerat dan primata non-manusia. Siapa yang berisiko terkena monkeypox? Yang paling berisiko adalah orang yang tinggal dengan atau memiliki riwayat kontak erat (termasuk kontak seksual) dengan seseorang yang terinfeksi monkeypox, atau yang memiliki kontak rutin dengan hewan yang dapat terinfeksi. Tenaga kesehatan juga memiliki risiko sehingga perlu untuk selalu menerapkan prosedur PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) Bayi baru lahir, anak-anak, dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh berisiko mengalami gejala-gejala lebih serius dan kematian akibat monkeypox. Orang yang pernah mendapatkan vaksin cacar kemungkinan memiliki perlindungan tertentu terhadap infeksi monkeypox. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI berkomitmen untuk bersama-sama dengan pemerintah mengantisipasi munculnya wabah monkeypox atau cacar monyet. Langkah ini juga menjadi salah satu upaya untuk memberikan rasa aman dari penyebaran penyakit saat menjadi tuan rumah dua gelaran internasional, Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High Level Forum on Multi-Stakeholders Partnership (HLF MSP) 2024 dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 yang akan diadakan di Nusa Dua, Bali pada 1–3 September 2024.
Demikian dikatakan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Puan Maharani dalam keterangannya pada Jumat (30/8/2024) di Jakarta.
"Saya dengar pemerintah sudah mengantisipasi wabah monkeypox. Jadi, kami akan bersinergi untuk pencegahannya dan antisipasinya ," ujar Puan.
Namun, orang-orang muda mungkin belum mendapat vaksin cacar, karena vaksinasi tersebut di seluruh dunia dihentikan setelah cacar pada 1980 menjadi penyakit manusia pertama yang dieradikasi (dimusnahkan total). Meskipun orang-orang yang pernah menerima vaksin cacar memiliki tingkat perlindungan tertentu terhadap monkeypox, akan tetapi upaya pencegahan harus tetap diterapkan.
Bagaimana cara saya melindungi diri dan orang lain dari monkeypox? Lindungi diri anda dengan membatasi kontak dengan suspek atau sudah terkonfirmasi monkeypox atau dengan hewan yang berisiko menularkan. Bersihkan dan desinfeksi lingkungan yang bisa saja terkontaminasi secara teratur. Periksakan diri anda dan kontak erat anda jika anda mengalami gejala monkeypox. Isolasi dilakukan sampai seluruh ruam-ruam kulit kering, mengelupas dan terbentuk lapisan kulit baru di bawahnya. Isolasi bisa dilakukan secara mandiri maupun di fasilitas pelayanan Kesehatan yang ditunjuk.
Lindungi orang lain yang tinggal bersama Anda sebanyak mungkin dengan: Mengisolasi di ruang terpisah, Menggunakan kamar mandi terpisah atau membersihkan setiap kali selesai digunakan, Membersihkan permukaan yang sering disentuh dengan sabun dan air serta desinfektan rumah dan menghindari penyapuan/penyedot debu (ini dapat mengganggu partikel virus dan menyebabkan orang lain terinfeksi), Menggunakan peralatan, handuk, tempat tidur terpisah, Mencuci sendiri (angkat seprai, pakaian dan handuk dengan hati-hati, masukkan cucian ke dalam kantong plastik sebelum membawanya ke mesin cuci dan cuci dengan air panas >60°), Membuka jendela untuk ventilasi yang baik, Mendorong semua orang di rumah untuk membersihkan tangan secara teratur dengan sabun dan air atau pembersih tangan berbasis alkohol.
Jika Anda tidak dapat menghindar dan berada di ruangan yang sama dengan orang lain atau melakukan kontak dekat dengan orang lain saat isolasi mandiri di rumah, maka lakukan yang terbaik untuk melindungi orang-orang disekitar anda dengan: Menghindari menyentuh satu sama lain, Sering-seringlah membersihkan tangan Menutupi ruam Anda dengan kain atau perban, Membuka jendela di seluruh rumah, Memastikan Anda dan siapapun di ruangan bersama Anda mengenakan masker medis, Menjaga jarak setidaknya 1 meter. Jika Anda tidak dapat mencuci sendiri dan orang lain perlu melakukannya untuk Anda, mereka harus mengenakan masker medis, sarung tangan sekali pakai, dan melakukan tindakan pencegahan.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur