Efektivitas Elib sebagai Sarana Peningkatan Literasi Siswa SMAK PENABUR Harapan Indah
BERITA LAINNYA - 11 April 2025
Efektivitas Elib sebagai Sarana Peningkatan Literasi
Siswa SMAK PENABUR Harapan Indah
XI MIPA 1: Graciella / 14 Irene Clara / 15 Ivanna / 16
Literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan, memahami, dan berpartisipasi dalam dunia digital. Kajian pustaka tentang literasi digital dapat mencakup perkembangan konsep, metode membaca, dan dampaknya terhadap masyarakat/ pelajar. Mencakup perkembangan konsep, literasi digital ini akan terus berkembang jika peminatnya banyak dan memiliki daya tarik yang tinggi bagi pembaca.
Berdasarkan laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), nilai budaya literasi Indonesia sebesar 57,4 poin pada 2022. Nilai tersebut tercatat meningkat 5,7% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 54,29 poin.
Kepala Badan Bahasa Kemendikbud Ristek Aminudin Aziz menjelaskan, nilai budaya literasi menjadi salah satu domain untuk membangun indeks pembangunan kebudayaan. Jika melihat tren empat tahun terakhir, nilainya cenderung fluktuatif dan berkisar di nilai 50 hingga lebih dari 60 poin. Adapun nilai budaya literasi tertinggi nasional terjadi pada 2021 dengan skor 61,63 poin. Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Muhammad Nur Purnamasidi menilai bahwa perlu adanya koordinasi antar kementerian/lembaga (K/L) untuk merencanakan anggaran pembangunan literasi nasional secara rutin.
Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk mempelajari beberapa tipe pendidikan. Semakin meningkatnya perkembangan E-lib, maka E-lib akan lebih efektif untuk para pembaca yang gemar membaca dan dapat meningkatkan kemampuan individu untuk memahami dan menganalisis suatu bacaan.
Berdasarkan basil Global Index of Cognitive Skills and Educational Attainment-overall Result pada tahun 2012. peringkat pendidikan di Indonesia berada di urutan terbawah dari 40 negara di dunia yang di survey. Data hasil survey yang dilakukan oleh The Trends in International Mathematics and Science. Study pada tahun 2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu menjawab pertanyaan taraf menengah saja, sedangkan sekitar 50% siswa di Taiwan mampu menjawab pertanyaan dengan araf tingkat tinggi. Faktornya adalah kemampuan siswa Indonesia yang kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal yang bersifat kontekstual, menuntut penalaran, argumentasi dan kreativitas dalam menyelesaikannya.
Selain itu, hasil survey dari PISA ( Programme for Intemational Student Assessment) pada tahun 2012 lalu menggambarkan Indonesia yang berada di peringkat ke 64 dari 65 negara peserta yang mengikuti tes. Menurut Arikunto, hasil belajar pada ranah kognitif dibagi menjadi enam dimensi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Menurut Bloom, menganalisis, mengevaluasi dan mengaplikasi adalah salah satu bagian dari high thinking level. Sedangkan kemampuan dalam berpikir kritis merupakan salah satu dari kemampuan tingkat tinggi. Rendahnya kemampuan siswa dalam berpikir kritis merupakan masalah serius yang harus segera mendapatkan solusi sebab akan sangat merugikan banyak pihak jika terus dibiarkan.
Ditakutkan siswa tidak mampu menganalisis dan memecahkan masalah secara nyata yang ia alami di kehidupan sehari-hari serta ia akan mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. Adapun minat baca dan kemampuan berpikir kritis ini merupakan suatu penggabungan yang tidak dapat dipisahkan karena membaca dapat merangsang kemampuan kritis. Dengan menerapkan kedua hal ini pada kehidupan sehari-hari, maka akan terbentuk suatu individu yang dapat membaca secara kritis.
Menurut Marschall & Davis, membaca kritis cukup esensial dalam kesuksesan belajar sehingga ada baiknya agar membaca kritis dijadikan sebagai bahan ajar untuk menggambarkan kemampuan dalam berpikir kritis yang dimiliki.
E-lib merupakan suatu aplikasi membaca yang menyediakan banyak bacaan mulai dari komik, novel hingga majalah berita yang dapat diakses secara daring. Melihat minat membaca masyarakat Indonesia yang rendah diharapkan dengan adanya aplikasi membaca secara secara online ini bisa menarik minat pembaca masyarakat Indonesia. Kendala masyarakat Indonesia malas untuk membaca bisa disebabkan oleh beberapa faktor salah satu faktornya adalah malas untuk meminjam buku di perpustakaan atau mungkin faktor ekonomi yang tidak bisa membeli buku setiap saat. Melalui E-lib masyarakat Indonesia bisa membaca buku hanya menggunakan HP dan hanya menginstal 1 aplikasi. Dengan 1 aplikasi, mereka dapat membaca buku dengan banyak genre.
Elib penting untuk meningkatkan literasi digital pembaca. Dari sudut pandang aksesibilitas, elib memungkinkan akses yang cepat dan mudah terhadap sumber informasi dari mana saja dan kapan saja melalui internet. Selain itu, pengguna dapat mengakses banyak buku dan materi yang mungkin sulit atau mahal untuk diakses secara fisik di perpustakaan konvensional. Elib juga memungkinkan penyimpanan digital yang meminimalkan kebutuhan ruang fisik dan mempermudah pengelolaan koleksi.
Dengan elib, pembaca terbantu dalam mengembangkan literasi digital karena pembaca harus memahami teknologi untuk mengakses dan menggunakan sumber daya digital tersebut. Elib membuka pintu akses ke sumber pendidikan bagi individu untuk dapat membaca secara online sehingga tidak ada lagi batasan untuk mengakses buku. Dengan demikian, elib mempunyai dampak signifikan dalam mempermudah akses informasi, memperluas pengetahuan, dan meningkatkan literasi di era digital. Dalam pemakaian elib dapat dikembangkan, seperti tidak perlu meminjam buku secara offline, bisa meminjam buku dengan jarak jauh, dan lainnya yang menggunakan teknologi.
Kurangnya variasi buku di elib yang disediakan. Buku yang disediakan di elib terkadang kurang menarik dan kurang lengkap, sehingga mereka memilih membaca dari sumber lain ataupun melalui aplikasi lain yang menyediakan buku-buku yang lebih lengkap. Kedua, karena kurangnya minat membaca para siswa - siswi. Faktor ini merupakan alasan yang cukup banyak ditulis dalam survei angket mengenai alasan ketidakefektifan elib dalam meningkatkan literasi. Ketiga, lebih banyak yang suka membaca buku secara langsung(fisik) dibandingkan buku online. Mereka lebih menyukai buku secara langsung daripada online dikarenakan bisa lebih fokus dan tidak terganggu dengan notif-notif yang ada di hp.
Daftar pustaka
https://sevima.com/pengertian-literasi-menurut-para-ahli-tujuan-manfaat-jenis-dan-prinsip/
https://www.qs.com/britain-and-the-global-index-of-cognitive-skills-and-educational-attainment/
http://eprints.unm.ac.id/13027/1/Membaca%20Kritis%20full%20cover.pdf
https://etheses.iainkediri.ac.id/228/3/BAB%20II.pdf
https://www.kompas.id/baca/opini/2023/10/12/tentang-literasi
Share:
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
